Sifat Hukum Taurat bagi kehidupan manusia
A. Jangkauannya Luas
Hukum Taurat mencakup seluruh aspek kehidupan bangsa Israel baik secara spiritual (Hukum Seremonial), dalam hubungan dengan tingkah laku sehari - hari (Moral) dan dalam hubungannya dengan masyarkat secara umum (Hukum sipil). Jangkauan dari Hukum Taurat ini mencakup keseluruhan aspek kehidupan bangsa Israel akan menghasilkan hubungan yang harmonis dengan sesama tetapi juga terutama hubungan dengan Allah.
Keunikan bangsa Israel, yang tidak memiliki oleh siapapun membuat bangsa ini sebagai satu bangsa yang keseluruhan aspek kehidupannya dibawa kontrol Hukum Allah (Teokrasi). Jangkauan Hukum Taurat yang luas juga menjelaskan tentang eksistensi Hukum Taurat yang tidak pernah berubah dalam sejarah kehidupan bangsa Israel. Hukum Taurat yang diberikan pada zaman para Patriakh mencapai seluruh periode selanjutnya.
B. Bersifat Batiniah
Hukum Taurat yang terdiri atas berbagai peraturan, hukum, ketentuan - ketentuan tidak berarti mengikat Hukum Taurat hanya sebatas Hukum yang bersifat legalistik. Ketaatan terhadap Hukum Taurat pertama - tama harus didasarkan atas kesadaran mereka dalam hubungannya dengan Allah. Ketaatan terahadap Hukum Taurat merupakan ekspresi dari ketaatan mereka kepada Allah. Hakekat Hukum Taurat ialah: "Mengasihi Allah" (Ulangan 6:5).
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru (Tuhan Yesus vs Farisi dan Ahli Taurat), Allah berulang kali menegur bahkan menghukum bangsa Israel yang hanya melakukan Hukum Taurat secara lahiriah (Yesaya 29:13; Yoel 2:13; Matius 24). Perdebatan Paulus dengan para agitator dalam tulisan - tulisannya salah satu penyebabnya adalah masalah legalisme Hukum Taurat.
C. Memiliki kekuatan yang mutlak
Jika Hukum Taurat diberikan oleh Allah atas inisiatifNya sendiri, maka hakikat Hukum Taurat itu mencerminkan hakikat Allah sendiri (Kekudusan, Keadilan, Kasih dan masih banyak lain). Hukum Taurat diberikan oleh Allah yang Maha Kudus, secara langsung hal ini menuntut kekudusan bagi para partisipan Hukum Taurat itu sendiri. Segala ketentuan yang diberikan kepada bangsa Israel mengika seluruh kehidupan mereka secara mutlak. Tidak ada bagian - bagian hidup mereka yang tidak dijangkau oleh Hukum Taurat. Standar ukuran moral untuk memutuskan apa yang benar atau apa yang salah, yang baik atau yang jahat, ditentukan oleh menurut karakter kudus yang teguh dan tanpa celah dari Yahweh. Sifat, atribut, karakter dan kualitasNya merupakan tongkat pengukur bagi segala sesuatu yang menyangkut etika.
Hukum Taurat tidak pernah memberikan opsi atau alternatif dengan tujuan untuk merelatifkan nilai - nilai yang telah ditetapkan oleh Allah. Hukum Taurat memiliki otoritas yang sama di segala tempat, waktu dan keadaan. Apakah Hukum Taurat masih mengikat orang percaya saat ini? Jawaban bernama Kaiser: Meskipun ada segala penegasan positif tentang prinsip positif mengenai otoritas Perjanjian Lama, persoalan pokoknya akhirnya berkurang sendiri menjadi salah satu metodologi sebagai berikut:
- Segala sesuatu yang tidak diulang oleh Perjanjian Baru dari Perjanjian Lama sudah hilang ketinggalan zaman bagi orang Kristen;
- Segala sesuatu yang belum diubah oleh Perjanjian Baru secara prinsip tetap berlaku bagi orang Kristen.
Rujukan:
Evendy Tobing, M.Th, Teologi Perjanjian Lama (Sejarah, Tema dan Relevansi untuk masa kini), Malang: Stievera Literatur, 2021, Halaman 123 - 125.
0 Comments