KITAB - KITAB SEJARAH PL

 

        

Judu buku       : Kitab-kitab Sejarah

Penulis             : L. Thomas Holdcroft

Penerbit : Gandum Mas

 

KITAB YOSUA

            Kitab Yosua adalah kitab yang keenam dalam Alkitab, Kitab Yosua juga sebuah Kitab yang menuliskan atau melaporkan kemenangan Bangsa Israel dan usaha dan menaklukkan dan memiliki Negeri perjanjian.  Pada setiap ayat akan memperkenalkan atau membahas tetang Yosua bin Nun. Yang dinyatakan sebagai “pengganti Musa” yang diperkenalkan dan dinyatakan sebagai orang yang mengumpulkan dan mencatat kitab Yosua, Yosua yang bersama-sama dengan Kaleb adalah seorang yang diselamatkan dalam pengembaraan di padang gurun.

            Pada penafsir liberal biasanya menggabungkan kitab Yosua dengan lima kitab pentateukh, dan menyambut gabungan sebuah kitab itu sebagai hexateukh.Beberap fakta relevan yang menghubungkan dengan pengarang kitab Yosua adalah salah satunya Yosua secara tegasdeebut sebagai penulis dari bagian-bagian misalnya, “ Yosua menulis semuanya tiu dalam kitab hukum Allah (Yos 24:26), Peristiwa-peristiwa yang melaporkan secara rinci hubungan pribadi antara Yosua dengan Tuhan kerab kali terdapat dalam kitab ini dan hal-hal tersebut mungkin sekali hanya diketahui oleh Yosua.

            Fakta-fakta berkenan dengan Yosua telah disebut dalam Alkitab pada peristiwa-peristiwa seperti pertempuranya dengan  bangsa Amalek di Rafidim (Kel 17:9), perjalanan dengan Musa di Sinai (Kel 24:13,32:17;33:11); usahanya untuk menenangkan Eldad dan Medad (Bil 13:26-30); terpilih sebagai salah seorang dari 12 pengintai (Bil 13:8) dan pelatikan sebagai pengganti Musa (Bil 27:18).

            Kata kunci Kitab Yosua adalah “Warisan” ayat kunci terdapat pasal 1:2,3.Dalam bahasa Ibrani kitab yosua merupakan kitab pertama dari nabi-nabi yang terdahulu, kelompok yang mencanhkup adalah kitab Yosua, Hakim-hakin I dan II Samuel, dan I dan II Raja-raja. Kitab itu digabungkan dengan pentateukh oleh kata sambung biasa dalam bahasa ibrani yang diterjarmahkan dengan “Dan”; karna itu terbentuklah hubungan.

Analisis Dan Uraian

I. Penyerbuan ke palestina (pasal 1-5)

            Tugas dan amanat yang diperoleh Yosua pada pasal yang pertama, Rahab dan dua   pengintai (pasal 2), Sugai Yordan Diseberangi (pasal 3), gundukan batu peringatan (pasal 4), Perayaan paskah pertama di tanah kanaan (pasal 5),

   II. Penaklukan palestina tengah (pasal 6-8)

            Penaklukan Yerikho (pasal 6), dosa Akham. Kekalahan Israel di Ai (pasal 7), penaklukan Ai (pasal 8).

   III. penaklukan palestina selatan (pasal 9-10)

            Perjanjian dengan orang gibeon (pasal 9), persekutuan selatan dikalahkan (pasal 10),

   IV. Penaklukan palestina bagian utara (pasal 11-12). Persekutuan utara dikalahkan (pasal 11), tiga puluh tiga orang raja dikalahkan (pasal 12).

   V. Pembagian tanah, pemungkiman di kanaan (pasal 13-22). Batas-batas tanah. Suku-suku bagian di timur sungai yordan (pasal 13), Milik Kaleb (pasal 14), Milik pusaka Yehuda. Penaklukan yang dilakukan Kaleb (pasal 15), Warisan milik suku Efraim dan suku Manasye (pasal 16,17), Kemah pertemuan. Tujuh suku yang tersisa (pasal 18,19), Kota perlidungan (pasal 20), Bagian suku (pasal 21), Ruben, Gad, dan setengah manasye (pasal 22).

 

KITAB HAKIM-HAKIM

Kisah bangsa Israel dan kehidupan mereka ditanah perjanjian dilanjutkan dalam kitab hakin-hakim. Penaklukan dan kemenagan yang diperoleh Yosua deganti dengan laporan-laporan tentang penindasan dan kekalahan. Para pemimpin selama masa ini disebut Hakim-hakim kata yang dipili sebagai terjemahan untuk judul kitab Hakim-hakim dan versi septuaginta.

Pengarang dan kronologis kitab

            Menurut tradisi Yahudi, Samuellah yang menulis kitab ini. Isi kitab ini memperkuat bahwa sewaktu penulisannya adalah sekitar massa hidup Samuel, dan tata serta pandangan-pandangan yang dilaporkan adalah jelas data dan pandangan yang mungkin sekali diketahui oleh Samuel.

            Jumlah waktu yang dipertalikan dengan masa pemerintahan berbagai hakim serta selang waktu antara masa-masa pemerintahan itu adalah 410 tahun.tetapi yang relative yang ditemukan Alkitab dalam 1 raja-raja 6:1, selang waktu keseluruhan antara masa keluarnya orang Israel dari mesir dan tahun ke 480 tahun.

Jabatan. Gelar hakim dalam bahasa ibrani shophet) mengandung arti seorang yang berperan untuk “membawa kedalam hubungan yang benar dengan.” Para pimpinan ini terutama memenuhi tiga fungsi yakni: kepemimpinan militer, pemerintahan, dan penyelesaian perselisihan.

Analisis dan uraian

1. kata pengantar unutk kitab ini (1:1-3:4), kemenangan yang tidak rampung dari suku Yehuda, kunjungan malaikat, rangkuman peristiwa-peristiwa.

2. kemurtadan, penawanan, dan kebebasan Israel (3:5-16:31). Otnile, hakim yang diurapi, Ehun, hakim yang kidal,Samgar, hakim dengan tongkat penghalau lembu, Debora dan Barak, para hakim yang memerintah bersamaan, Gideoan, hakim bulu domba, Abimelekh, hakim raja yang merapas kekuasaan,Yair, Hakim dari GIilead. Yefta, hakim yang diangkat sebagai perjanjian. Ebzan, Hakim dari betlehem. Abdon, hakim keluarga. Simson, hakim yang perkasa.

3. Anarki di Israel (pasal 17-23). Suku Dan mendirikan kota Dan. Nasib suku Binyamin,

 

RUT

            Kitab ini dinamai sesuai dengan tokoh utamanya, yaitu RUT, Orang Moab, yang

kawin dengan anak Laki-laki Elimelekh, Orang Yehuda dari Betlehem. Ungkapan Rut

dalam penolakan itu menjadi ukuran cinta kasih dan kesetiaan yang dapat diberikan

seorang wanita kepada wanita yang lain (1:16-17). Penulisan kitab Rut menurut para

ahli tidak sependapat tentang waktu penulisannya; Kitab Rut diperkirakan ditulis

antara zaman awal kerajaan sampai pasa zaman setelah pembuangan. Ciri-ciri sosial

yang dimiliki kitab Rut ini memiliki cerita tentang dua adat istiadat Israel Kuno yang

tidak ada kesejajarannya dalam masyarakat modern, yaitu perkawinan levirat dan

penebusan tanah. Sifat Sastra dan teologi menceritakan tentang kehidupan Rut yang  disejajarkan dengan cerita Yusuf (Kej. 37:39-50), Perkawinan Ishak (Kej 24), Yehuda dan Tamar (Kej. 38) dan sejarah kerajaan Daud (2 Sam 9-20).


BERDIRINYA KERAJAAN I SAMUEL 1-31

KITAB-KITAB SAMUEL

 

            Sejarah Isrrael yang digambarkan dalam Kitab I-II Samuel dan I Raj 1-11

memperlihatkan bahwa pada waktu itu Israel mengalami sejumlah perubahan besar

dalam kehidupan Politik, Sosial dan agamanya. Cerita tentang perubahan yang

mengejutkan ini sebagian besar merupakan cerita empat tokoh, yaitu Samuel, Saul,

Daud dan Salomo. Kematian Saul yang tragis menandai pembagian antara Kitab I-II

Samuel, tetapi batasnya kurang jelas karena peristiwa itu dicantumkan dalam akhir

Kitab I Samuel, sedangkan tanggapan Daud atas kematian itu terdapat dalam II

Samuel 1.

 

            Samuel adalah tokoh yang terbesar dalam Perjanjian Lama sejak Musa dan

peranannya sangat besar dalam masa peralihan yang penting dari bentuk persekutuan

dua belas suku Israel menjadi kerajaan Israel. Samuel dilahirkan oleh Hana, Ibunya

dan Elkana, Ayahnya dan Samuel juga memiliki ibu tiri yang bernama Penina dan

mereka adalah para peziarah yang terletak di Palestina tengah, di antara Sikhem dan

Betel. Yang menjadi fokus disini adalah kisah Hana, Ibunya Samuel yang mengalami

kesusahan karena ia tidak mempunyai anak dan selalu menerima hinaan dari madunya,

keadaanya yang dialaminya sam seperti keadaan Sara (Kej. 16:1 dst.; 21:9 dst).

bahkan lebih menyedihkan lagi karena Penina adalah orang terpandang, sedangkan

Hagar adalah seorang budak. Hana berdoa secara diam-diam; hal ini justru

membedakannya dengan orang lain yang beribadat pada saat itu dan menarik

perhatian Eli (I Sam 1:12 dst). Dalam kitab Samuel ini juga mengisahkan cerita

Bangsa Filistin dan Tabut Tuhan yang dirampas (I Sam 4:1-7:2), Samuel sebagai

Hakim (I Sam 7:3-17). Samuel dan Saul diantara mereka harus ditetapkan menjadi

seorang Raja (I Sam 8:1-12:25), Kehebatan Militer Saul (I Sam 13-14), Keputusan

Saul yang Fatal (I Sam 15), Daud bergumul dengan Saul (I Sam 16-31), Jatuhnya Saul

(I Sam 28-31).

 

 

 

ZAMAN KEEMASAN ISRAEL

II SAMUEL 1-I RAJA-RAJA 11

 

            Kematian Saul menyebabkan Israel kehilangan pemimpin dan berada di bawah

dominasi orang Filistin dan ditetapkan menjadi Raja Yehuda di Hebron (2 Sam 1-4),

menjadi raja seluruh Israel di Yerusalem (2 Sam 5-8), Putra-Puta Daud (2 Sam 9-1

Raj 2), serta adanya Kebaikan dan Kelemahan Saud (2 Sam 9-12), Ambisi Absalom

untuk berkuasa (2 Sam 13-18), Hari-hari Terakhir Daud (2 Sam 19-1 Raj 2), Salomo

dan kemuliaannya (I Raj 3-11), Penulisannya Kitab Raja-Raja Kisah Salomo

merupakan cerita pokok dalam I Raja-raja 1-11. Sejarah istana Daud yang

mengagumkan itu berakhir pada I Raja-raja 2:46. I Raja-raja 3 sampai II Raja-raja 25

adalah karya seorang penulis yang berbakat dan kreatif yang membuat kitab-kitab ini

seragam dalam pandangan teologisnya dan cara penyajiannya yang khas tentang

sejarah Israel. Salomo adalah Orang bijak yang terbesar dan Saudagar dan

Negarawa.

 

 

 

 

 

 

KERAJAAN YANG TERPECAH

I RAJA-RAJA 12 - II RAJA-RAJA 18

 

            Pecahnya kerajaan (I Raj 12-14) setelah kematian Salomo, Rehabeam naik tahta

menggantikan Ayahnya. Dengan Peralihan ini, perasaan tertindas di bawah tangan

besi Daud dan Salomo, segera muncul ke permukaan dan terjadilah sebuah

pertingkaian Rehabeam dengan Yerobeam terjadi di Sikhem, tempat Rehabeam

memperkenalkan dirinya sebagai Raja suku-suku utara, dan Yerobeam mendirikan

tempat-tempat ibadat yang lain (I Raj 12:25-14:20), Pergolakan di dalam dana diluar

(I Raj 14:21-15:34), Raja Omri (I Raj 16) kerajaan bagian utara tidak pernah

mempunyai dinasti yang stabi. Yerobeam tidak naik tahta berdasarkan hak yang

diwariskan secara turun-temurun, dan Anaknya memerintah hanya selama dua tahun

sebelum Baesa merampas tahta kerajaan dan memusnahkan seluruh keluarga raja

(15:27-30).

 

            Nabi Elia (I Raj 17-22) menceritakan tentang kemahiran Ahab dalam bidang

politik yang diwariskan kepada Omri kepadanya. Ancaman serbuan musuh sering

menciptakan kemitraann yang aneh, seperti persekutuan Ahab dan Benhadad dari

Damsyik. Kedua Raja tersebut telah berperang selama tiga babak; Aram

memenangkan babak pertama (20:1-6), tetapi Ahab mengalahkan Benhadad pada

babak kedua (ay 19-21) dan babak ketiga ia menangkapnya (ay 26-27). Dalam suatu

peristiwa penting yang tidak dicatat dalam Alkitab, kedua-duanya bergabung dengan

Irhuleni dari Hamat dan penguasa-penguasa bagian barat lainnya untuk menghadapi

Salmaneser III dari Asyur (sekitar 859-924 SM), yang menyerbu ke arah pantai untuk

melanjutkan perluasan wilayah ayahnya.

 

            Perlawanan Izebel terhadap kepercayaan Israel. Ahab sendiri sudah merupakan

suatu ancaman terhadap tradisi perjanjian Allah dan Israel. Jelasnya, Ia adalah

seorang oportunis yang tidak memiliki keyakinan atau rasa segan. Akan tetapi, ia

tidak bergerak sendiri. Izebel yang ada disampingnya, menggunakan wibawa dan

pengaruhnya sebagai Istri Raja dengan sewenang-wenag dan keji. Sementara itu,

Ahab merasa tidak senang karena Izebel berkomplotan dan sama sekali tidak

mengindahkan kebiasaan dan adat istiadat suku-suku, Izebel yang terbiasa dengan

kedudukan raja yang diktatorial di Tirus, tidak dapat mengerti kesedihan Ahab ketika

Nabot menolak tegas permintaannya.

 

            Pertarungan di Gunung Karmel (I Raj 18) Nama Elia”Tuhanlah Allahku”

merangkum isi pemberitaannya. Lebih dari orang-orang lain sejak Zaman Musa, Elia

menyadari bahwa Tuntutan Allah terhadap Israel tidak dapat ditawar-tawar. Nabbi

Elisa (2 Raj 1-8) menceritakan Elisa yang menuruti segala perintah yang diberikan

dari Nabi Elisa karena Elisa kemungkinan adalah seorang “Anaknya”yakni pengikut

atau muridnya. Elisa dan Yoram, Elisa dan Orang-orang Aram, Hal ini bukanlah

menjadi satu-satunya peristiwa di mana Elisa Turun tangan dalam masalah-masalah

yang berkenaan dengan orang Aram. Yoram dari Israel terus berhadapan dengan

Aram sepanjang pemerintahnya, tetapi Yoram dari Yehuda (kira-kira 853-841 SM),

Ayah Ahazia, mempunyai kesulitan-kesuliatan tersendiri pula (ay 20-24).

Kekacauan di Israel Utara (2 Raj 9-14) dengan adanya mandat ini Yehu

berangkat untuk mengadakan pembersihan terhadap korban-korbannya; Yoram dari

Israel (9:24), sekutunya, Ahazia dari Yehuda (ay 27), Izebel (ay 30-37), keturunan

laki-laki dan mitra-mitra Ahab (10:1-11), 42 oarng kaum kelurga Ahazia (ay. 13), dan

semua penyembah Baal di Samaria (Ay 18-27). Perjanjian yang diberikan itu

diberikan kepada Atalya dan Yoas, Raja Yerobeam II, dan Hari-hari Terakhir Israel (2

Raj 15-17. Israel merasa agak lega karena Asyur berperang ditempat lain. Tetapi

Ancaman tersebut menjadi lebih berbahaya lagi semasa pemerintahan Tiglat Pileser

III (Kira-kira 752-742 Sm), Pekah (kira-kira 742-732 Sm) dan Hosea (kira-kira

732-722 Sm), ketiga Raja Israel yang terpenting dalam masa terakhir ini, menghadapi

penyerbuan Asyur dan harus menilih antara membayar upeti atau dibinasakan

(15:19,29; 17:3-6), Yerobeam merebut tahta Israel dari Rehabeam dan meletakkan

pola bagi para penggantinya sepanjang dua abad yaitu Uzia, Yotam dan Ahas, dan

Raja Hosea pada waktu Hosea (kira-kira 732-721 Sm) merebut tahta, ia tidak

memiliki pilihan lain, kecuali menyerah pada tuntutan Tiglat-Pileser untuk

menyerahkan upeti dan Beberapa waktu sesudah Salmaneser V (kira-kira 727-722 Sm)

menggantikan Tiglat-Pilisser, Hosea bangkit menentang Asyur dan meminta bantuan

Mesir (17:4).

 

YEHUDA SENDIRI

II RAJA-RAJA 18-25

Reformasi Hizkia (2 Raj 18-20)

Pemberontakan menentang Asyur

 

            Pertentangan Asyur dengan negara-negara tetangga disebelah utara,

Khususnya Armenia (Uratru) membuat Sargon tetap sibuk dalam negeri selam

hampir satu dasawarsa (720-721 Sm). Sementara Itu, Mesir tidak dapat

memberontak karena harus menghadapi serbuan Nubia di bawah pimpinan

Piankhi yang akhirnya mendominasi Lembah Nil serta membangun Dinasti XXV

dari Nubia (715-663 sM). Didalam Peralihan ini terdapat penguasaan yang

memberi kesempatan baik pada bangsa-bangsa taklukan untuk membebaskan diri,

dan adanya persepakatan dengan Mesir serta tawaran Babel yang sebanyak tiga

kali yang bergerak ke arah barat memerangi Yehuda dan negara-negara

tetangganya, serta adanya serbuan Sanherib yang tidak luput dari perhatian yang

memperkuat sumber daya negaranya di sekelilingnya dan memerangi

musuh-musuhnya.

            Pemberontakan Manasye yang sepanjang sejarah jarang sekali ada kerajaan

yang mengalami perubahan kebijakan yang demikian drastisnya seperi yang

terjadi sewaktu Manasye menggantikan Hizkia serta adanya kompromi dengan

Asyur dan perselisihan dengan para nabi dan adanya pembaruan oleh Yosia (2

Raj 22:1-23:30) yang menggambarkan tentang Kitab Taurat dan pertempuran

dengan Nekho serta jatunya Yerusalem (2 Raj 23:31-25:30) yang membahas

tentang dominasi Mesir dan Penaklukan oleh Babel dan Pemberontakan Zedekia

dan pembebasan Yoyakhim.

 

 

SUDUT PANDANG

KITAB TAWARIKH

Sudut Pandang Sejarah

 

            Kesinambungan diperlukan karena Faktor sejarah yang saling berhubungan.

Setiap Peristiwa berhubungan dengan peristiwa lain-seperti benang dalam tenunan

dan tidak dapat dimengerti secara tersendiri dan penulis Kitab Tawarikh bukanlah

seorang sejarawan dalam arti modern. Penulis Kitab Tawarikh sering dituduh kurang

teliti mengenai angka-angka, khususnya mengenai jumlah tentara yang berperang

(Myers 1965). Menurut I Tawarikh 21:5, tentara Israel berjumlah berjumlah

1.100.000 dan tentara Yehuda 470.000; sedangkan II Samuel 24:9 mencatat tentara

sejumlah 800.000 bagi Israel dan 500.000 bagi Yehuda. Tetapi, angka-angka yang

diberikan oleh penulis Kitab Tawarikh tidaklah selalu lebih besar daripada

angka-angka yang terdapat dalam Kitab Samuel dan Raja-raja.

 

1. Sudut Pandang Politik

            Penulis Kitab Raja-raja menyoroti para raja setiap dinasti di kerajaan utara,

sedangkan penulis Kitab Tawarikh hanya memuat tentang mereka bila mereka

bersangkut-paut denga Yehuda (mis. Persekutuan Ahab dengan Yosafat, 2 Taw 18).

Setelah pembuangan, kerajaan utara tidak bangkit lagi dan hal itu ditafsirkan

sebagai meterai hukuman Allah atas kerajaan itu. Perlu diperhatikan pandangan

Penulis yang mengagungkan Daud dan Keturunannya. Pemerintah Saul hanya

diceritakan dengan singkat dalam 1 Taw 10) maupun Dosa Daud yang merampas

Batsyeba serta membunuh Uria, sama sekali tidak dijelaskan (2 Sam 11-12).

 

2. Sudut Pandang Teologi

            Penulis Kitab Tawarikh yakin bahwa kebenaran mengangkat derajat bangsa dan

hal ini sesuai dengan penekanannya atas pembalasan terhadap perbuatan orang

perorangan, apakah itu hukuman atau imbalan. Mungkin penekanan teologi yang

utama dalam Kitab Tawarikh adalah perhatiannya yang terus menerus terhadap

tempat ibadat, peribadatan dan para petugasnya, orang-orang lewi. Jika kita

membandingkan laporan-laporan mengenai permulaan ibadat di Yerusalem di bawah

pemerintahan Daud (2 Sam 6:12-19; I Taw 15:1-16) atau reformasi Hizkia (2 Raj

18:4-7; 2 Taw 29-31), tampaklah minat penulis yang besar terhadap struktur dan para

pelayan agama Israel. Penulis Kitab Tawarikh sangat memperhatikan pula sifat

teokratis umat Israel.

 

 

KITAB EZRA-NEHEMIA

            Kitab Ezra-Nehemia ditempatkan dalam kumpulan kitab sejarah yang kedua,

sesudah Kitab I-II Tawarikh. Sedangkan dalam Kanon Ibrani, kitab-kitab ini termasuk

dalam bagian ketiga “kitab-kitab”) dan ditempatkan sebelum Kitab Tawarikh itu. Lagi

pula, ayat tengah yang dicatat adalah ayat tengah Kitab Ezra-Nehemia. Isinya juga

mendukung hal ini, karena catatan-catatan Pribadi Ezra dimulai dalam Ezra 7-10 dan

dilengkapi dalam Nehemia 8-10.

 

            Nama dan isi dari kedua kitab ini diambil dari nama tokohnya masing-masing,

meskipun perlu dicamkan bahwa keduanya berasal dari catatan-catatan pribadi Ezra

dan terdapat dalam Nehemia 8-10 yang juga membahas tentang kedua kitab ini dan

kitab Apokrifa juga terdapat dalam Bahasa Yunani, Esdras

Kitab Ezra-Nehemia juga menceritakan tentang peristiwa-peristiwa dari dua

kurun waktu yang berbeda dalam pemulihan Israel ke negeri Perjanjian setelah

pembuangan dan pembangunan kembali Rumah Allah tahun 538-516 sM (Ezr 1-6);

kedua, pekerjaan para pemimpin menata kembali kehidupan mereka secara religius

(Ezra) maupun secara Fisik (Nehemia) tahun 458-420 Sm (Ezr 7-Neh 13).

Latar Belakang Historis yang terdapat dalam kedua kitab ini adalah kehidupan

Politik serta agamanya bergantung pada kekuasaan dan kebijaksanaan Persia. Ketika

Nebukadnezar, penakluk Yerusalem, meninggal pada Tahun 562 sM, kekuatan Babel

merosot dengan tajam di bawah pemerintahan beberapa penguasa yang kurang cakap.

Sifat Sasta terhadap kitab Ezra-Nehemia adalah memperlihatkan bernagai sumber

dan jenis sastra yang dipakai dalam penyusunannya. Ada tiga bagian utama yang

dapat dibedakan: cerita tentang Sebsbazar dan Zerubabel (Ezr 1-6); riwayat Ezra,

sebagain besar dalam bentuk kata ganti orang pertama (Ezr 7-10 dan Neh 8-10); dan

riwayat Nehemia juga sebagian besar dalam bentuk kata ganti orang pertama

(sebagian besar dari Neh 1-7 dan 11-13). Didalam ketiga bagian utama ini dapat

dibedakan berbagai sumber yaitu: Catatan-catatan Pribadi Ezra dan Nehemia,

keduanya merupakan cerita mereka sendiri, Dokumen dan Surat yang mengijinkan

orang-orang yang dalam pembuangan kembali ke tanah air mereka, ditulis dalam

Bahasa Aram (Ezr 6:3-5); maklumat itu sudah disesuaikan dalam bahasa Ibrani (1:2-4)

untuk orang Yahudi di pembuagan, dan berbagai-bagai daftar yang tentu akan

diperoleh dari arsip-arsip Rumah Allah atau catatan daftar dari kantor kepala daerah

Yehuda.

 

            Penulisan yang berlaku dalam Kitab Ezra-Nehemia terjadi pada di Timur Tengah

kuno dan juga dalam sebagian besar Perjanjian Lama, tidak ada petunjuk langsung

tentang penulis Kitab Ezra-Nehemia yang sama seperti Kitab I-II Tawarikh ditulis

oleh Ezra, dan dengan catatan bahwa karya itu diselesaikan oleh Nehemia.

Pertimbangan historis dan kronologis antara hubungan antara Sesbazar dan

Zerubabel serta waktu dan ukuran kronologis Kitab Ezra dan Nehemia serta hala-hal

yang akan dicapai dan maknanya dapat dilihat melalui Latar belakang Israel pada

masa pemulihannya dan karya serta peranan Ezra dan Nehemia. Dalam suatu yang

baru Israel kembali menjadi suatu umat perjanjian, bukan suatu negara-kebangsaan

dan meskipun dalam politis yang memaksa mereka kembali kepada jati diri itu, tetapi

Israel tidak goncang karena harus melepaskan diri dari pakaian kenegaraan tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

 

KITAB ESTER

 

            Kitab Ester sangat berbeda dengan kitab-kitab yang lain dalam Alkitab. Sebutan

untuk Allah maupun Yahweh tidak ditemukan dalam teks Ibrani. Tempat kejadiannya

adalah di Susan, Ibukota Persia pada musim dingin, bukan Israel. Kitab ini

menceritakan tentang perkawinan antara seorang perempuan Israel dengan seorang

raja bangsa lain, kemudian memecahkan masalah tindakan anti Yahudi dengan suatu

pembelaan diri yang berdarah.

 

            Alur cerita dari Kitab Ester ini menceritakan di suatu pesta di istana Raja

Ahassyweros (mungkin Xerses I 485-465 sM) yang menampilkan “kemegahan dan

kebesaran sang raja. Historitas ini meninggalkan pandangan-pandangan yang ekstrim

dan ada kesediaan untuk mengakui bahwa meskipun cerita tidak mungkin tidak

benar-benar terjadi, namun latar belakangnya mengandung banyak rincian yah akurat

tentang Persia, sehingga kitab itu tentu didasarkan pada sejarah. Ada juga anggapan

Bahwa kitab ini disamakan dengan Isytar dan Mordekhai disamakan dengan Marduk.

Makna Religius yang terdaat dalam kitab Ester adalah untuk mengesahkan hari

Raya Purim dan Ajaran tentang Pemeliharaan Allah serta Sikap Anti Sempit yang

terdapat kitab Ester tersebut di dalam Alkitab dan mengakui otoritas Ilahinya. Kitab

Ester menyampaikan kepada kita bahwa sikap bermusuhan terhadap orang Yahudi

bukanlah kehendak Allah dan Ia tidak dapat membiarkannya.

Post a Comment

1 Comments