Dalam hidup ini, perlu kita perhatikan bahwa ada musuh yang kita hadapi. Untuk itu menurut Efesus kita akan melihat siapa yang kita hadapi?
1. Musuh yang kita hadapi (Tidak berdarah&tidak berdaging)
Bila kita ingin memperoleh kemenangan dalam melakukan perang, kita harus mengetahui bila mungkin, sejelas - jelasnya siapa musuh kita, dan tidak boleh menganggap remeh kekuatannya. Untuk menghadapi musuh ini harus dengan memakai perlengkapan rohani yakni: senjata Allah. Kalau kita melakukan perang tanpa persiapan dengan mempersenjatai diri, dan hanya mengandalkan kekuatan sendiri, maka kekalahan akan menimpa kita, dan hal itu sangat menyakitkan. Dalam ayat 10 - 11 Paulus mendesak sidang pembaca supaya mencari kekuatan Tuhan dan menggunakan perlengkapan senjata Allah. dalam ayat 13 - 20 ia dengan rinci menjelaskan senjata - senjata Allah itu. Tapi dalam ayat 12 ia membeberkan musuh - musuh yang memusuhi orang Kristen, perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah - pemerintah, melawan penghulu - penghulu dan penguasa... Dengan kata lain, orang kristen berperang melawan kuasa - kuasa kosmik. musuh kita bukanlah manusia, melainkan roh - roh demonik. Para pembaca surat Paulus di Efesus sudah biasa mendengar roh - roh jahat. Mereka terlibat dalam ilmu gaib dan sihir, dan juga mereka pernah membakar buku - buku sihir mereka di depan umum (Kisah Para Rasul 19:18 - 20).
Kuasa jahat yang dihadapi mempunyai tiga sifat utama yakni:
a. Mereka sangat kuat. kita tidak tahu secara pasti apakah yang dimaksud dengan kata - kata itu merujuk kepada tingkat - tingkat dalam hirearki neraka atau tidak. tapi kata itu memberi petunjuk tentang kuasa yang mereka punya. Paulus menyebut mereka "kosmokratores", Penghulu-penghulu dunia yang gelap ini. kata ini juga dipakai dalam ilmu nujum tentang planet - planet yang ada pada zaman itu dianggap menguasai nasib manusia, dan ada pemakaiannya yang lain lagi yang memuat pengertian tentang kekuasaan universal.
b. Kedua, penguasa - penguasa itu benar - benar jahat. Kuasa bersifat netral, dapat dipakai untuk tujuan yang baik atau jahat. Tapi musuh - musuh rohani kita menggunakan kuasa mereka melulu untuk tujuan yang jahat, yaitu menghancurkan dan membinasakan. Mereka menguasai dunia yang gelap ini, mereka membenci terang dan bersembunyi terhadap terang. Kegelapan adalah habitat mereka kegelapan yang adalah kebohongan dan dosa. Mereka juga disebut roh - roh jahat diudara yaitu suatu wilayah yang real namun tidak kelihatan. Mereka tidak peduli terhadap prinsip apa itu perasaan. Mereka benar - benar jahat dan bertindak keji untuk mencapai tujuan mereka.
c. Ketiga, Penguasa - penguasa itu sangat licik. Paulus menyinggung tipu muslihat Iblis. Iblis jarang menentang sasarannya terbuka. Ia lebih suka bersembunyi dan bermain dibelakang layar. Namun ia juga bisa menyamar sebagai malaikat terang sehingga korbannya tanpa sadar terjerat. Serigala buas yang berbulu domba bergabung dengan Kawanan domba Kristus. Iblis juga mengaum seperti singa, dan licik seperti ular.
Jadi penguasa - penguasa gelap itu kuat, jahat dan licik. mustahil kita bisa menghadapi dengan menggunakan kemampuan kita sendiri. Hanya kuat kuasa Allah yang dapat melindungi dan melepaskan kita dari kekuatan kejahatan dan kelicikan dari Iblis. Allah punya kuasa membangkitkan Kristus dari kematian dan yang mendudukkan kita bersam Kristus di atas takhta - Nya. Tapi Iblis telah dikalahkan Kristus di kayu salib. dan sekarang mereka adalah taklukkan dan berada di bawah kaki Kristus.
Paulus mendesak jemaat Efesus supaya mereka menjadi kuat di dalam Tuhan ayat 10, Paulus memakai dalam ayat ini kata yang telah ia pakai dalam 1:19 (dynamis, kratos dan ischus) berkaitan dengan karya Allah yang membangkitkan Yesus dari kematian. dua imbuan ia kemukakan, pertama bersifat umum: Hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa - Nya, kedua, bersifat khusus kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis. Paulus menjelaskan kombinasi antara kuat kuasa Ilahi dengan peran serta manusia. Kekuatan memang datangnya dari Tuhan, dan tanpa kekuatan kuasa - Nya kita pasti jatuh.
2. Mengahadapi Musuh harus memakai senjata Allah (ayat 13 - 17)
Paulus menuliskan bahwa seluruh perlengkapan senjata Allah menerjemahkan kata Yunani "Panoplia" yaitu semua alat perang yang dibserikan kepada prajurit kelas berat untuk digunakan di medan perang. Paulus menyebutkan enam perlengkapan utama prajurit pada zamannya yakni: ikat pinggang, baju zirah, kasut, perisai, ketopong, dan pedang. Hal ini menggambarkan kebenaran, keadilan, berita Injil damai sejahtera, iman, keselamatan, dan firman Allah.
Alat yang pertama, disebut ikat pinggang; berikat pinggang kebenaran. Ikat pinggang ini digunakan untuk mengikat baju zirah. Bila prajurit mengikatnya dengan kuat maka ikatan yang kuat itu memberinya rasa percaya diri. Kata kebenaran, diterjemahkan juga sebagai ketulusan atau kejujuran karena memang Allah berkenaan dengan kebenaran dalam batin. Alat yang kedua, berbajuzirahkan keadilan. baju zirah melindungi pinggang, dada, dan semua bagian tubuh yang vital. Orang yang dijadikan benar oleh kasih karunia melalui iman dalam Kristus yang disalibkan telah diindahkan dengan keadilan karya Kristus. Alat ketiga, kasut. Kasut ini dipakai oleh prajurit Romawi. Dengan memakai kasut maka prajurit dapat menempuh perjalanan jauh. Paulus menyebutkan bahwa kewajiban orang Kristen untuk senantiasa rela memberitakan Injil damai sejahtera. Alat keempat, perisai iman. Prajurit Romawi memakai dua macam perisai yakni perisai kecil berbentuk bulat, yang tidak melindungi bagian terbesar tubuh, dan perisai besar berbentuk bujur, Ini bisa melindungi seluruh tubuh dari anak panah musuh. Panah api dari sijahat bisa berupa dakwaan, yang mengganggu memberikan perasaan bersalah, mengintimidasi kita, perasaan yang ragu, ketidaktaan, pemberontakkan, berahi, dengki dan segala macam panah api dari sijahat. Alat kelima, Ketopong. Alat perang yang terbuat dari besi untuk melindungi hidung dan bagian wajah lainnya. Paulus menjelaskan bahwa berketopongkanlah pengharapan keselamatan, memiliki keyakinan atas keselamatan yang sempurna di saat mengahadapi musuh dan keselamatan yang akan datang. Alat keenam yakni: Pedang. Alat ini digunakan untuk melakukan penyerangan dan juga menjadi pertahanan kita. Paulus mengatakan bahwa serangan ini bersifat pribadi karena kata yang dilakukan Paulus yakni makhaira yaitu pedang pendek. Pedang itu disebut pedang Roh yang dijelaskan sebagai firman Allah. Pedang itu kita pergunakan untuk melawan godaan, cobaan dari Iblis, sekaligus mengalahkan kuat kuasanya. Firman Allah itu lebih tajam dari pedang bermata dua munusuk amat dalam (Ibrani 4:12).
Jadi musuh kita adalah Iblis dan antek - anteknya harus siap sedia dengan memakai seluruh perlengkapan senjata Allah dan jadilah pemenang di dalam Kuasa Allah.
0 Comments