KRITERIA SEORANG KRISTEN SEJATI

     

        Menjadi seorang Kristen yang sejati tidaklah mudah, sebab tanggungjawab menjadi seorang pengikut Kristus sangat dituntut untuk menjadi teladan bagi orang lain. Kristen sejati hanya ditemukan di dalam diri orang yang memiliki pengetahuan  yang benar, pengenalan akan Allah dan tindakan yang membuahkan hasil kebenara. Bahkan di dalam Lukas menegaskan bahwa "Seseorang itu harus menghasilkan buah - buah pertobatan". Hal ini memang tidak mudah dan sangat bertentangan dengan keinginan daging manusia. Untuk itu karena tidak mudah, disitulah letak alasan penulis membagikan artikel ini. Bagimana Ciri - Ciri Kehidupan seorang Kristen sejati?

A.     Percaya Pada Firman dan Sang Pemberi Firman (Allah). Hal ini memang sangat menarik saudara, mengapa? Dari hal ini bisa timbul pertanyaan bagaimana kalau sendainya hanya percaya pada firman saja, dan juga sebaliknya. Nah penulis menjelaskan sebuah analogi bahwa "Seseorang yang mempercayai sebuah perkataan maka tidak mungkin seseorang tersebut menyangkal dan tidak mempercayai pribadi sang pemberi perkataan tersebut". selanjutnya "Seseorang tidak bisa mengatakan bahwa cukup percaya pada perkataannya saja tidak usah percaya pada pribadinya". Mungkin dalam hal ini kalau hal ini terjadi dalam diri seseorang bisa saja, namun tidak begitu dengan Pribadi Allah. Allah sangat Konsisten dengan diriNya, Apa yang keluar dari dalam diri Allah itulah yang mencerminkan sifat karakter pribadi Allah itu sendiri. Apabila seseorang bisa memisahkan kedua hal ini, namun tidak mungkin terjadi bagi orang yang sejatinya berpikir seperti Kristus, sebab kepadanya juga dikaruniakan bukan hanya percaya melainkan mengenal dan memperoleh hikmat dan karunia untuk mengerti pribadi Allah yang sejati. 

B.    Membangun Relasi Kepada Tuhan Secara Pribadi. Sebuah relasi atau hubungan akan terjadi, berlangsung dengan baik apabila terjadi komunikasi yang intens. Sebuah analogi berpikir begini "Ketika saya memiliki seorang Pacar, maka hal yang utama yang bisa saya lakukan untuk membangun hubungan yang lebih dekat, dengan melakukan komunikasi yang intens. Tidak mungkin seseorang yang lagi membangun asamara, saling mendiami dan cuek." Demikianlah hubungan atau relasi kita dengan Tuhan, harus intens dan lebih dekat lagi untuk mengenal dan mengetahui apa yang menjadi kesukaanNya dan menyenangkan dihadapanNya yang harus kita lakukan. Ada banyak cara kita melakukan komunikasi dengan Tuhan, bisa melaui doa, Merenungkan Firman Tuhan, Peka terhadap Suara tuntunan Rohul Kudus. Penulis menekankan bahwa membangun relasi yang lebih intim itu lebih efektif dilakukan secara personal, sebab ketika hal ini dilakukan ada banyak hal yang bisa diperoleh dari hasil komunikasi secara pribadi. Memang doa itu harus menjadi nafas hidup orang percaya, doa juga memberikan kekuatan, dan Firman Allah adalah senjata kita dalam menghadapi tipu muslihat Iblis, yang berusaha memepradaya kita. 

C.    Membangun Relasi Kepada Sesama Orang Percaya, Seseorang yang memiliki relasi yang baik dengan Tuhan, terlihat ketika ia membangun relasi terhadap orang - orang disekitarnya. Hal ini orang tersebut mau berbaur terhadap lingkungannya. Tingkat kepeduliaan terhadap orang lain harus dinyatakan dalam kasih. Orang Percaya harus hidup dalam Kasih Allah yang sudah dialami dan dimiliki secara personal. Bagaimana mungkin kita mengatakan saya mengasihi Allah, tetapi membenci sesama". Ini merupakan hal yang sangat bertolak belakang dengan sifat Kasih yang ada di dalam setiap pribadi orang percaya. Untuk itu marilah kita menyatakan setiap kasih, dengan memiliki hubungan yang baik terhadap sesama, tingkatkan rasa kepedulian, buang rasa benci, dan jadilah pribadi yang menyenangkan bagi semua orang. 

D.    Melakukan Persekutuan Ibadah,  Selain Membangun relasi terhadap Tuhan dan terhadap sesama secara personal, maka selanjutnya orang percaya harus hidup dalam persekutuan Orang percaya. Hal ini sangat memungkinkan seseorang memperoleh kesempatan untuk berbagi, melakukan kesaksian, dan menjadi saluran berkat bagi yang lain. Ibadah yang sejati bukan hanya dilakukan dalam sebuah gedung, dalam ibadah yang formal dan hanya pada lingkung liturgi ibadah. Ibadah sejati itu ketika hidup ini mengimplementasikan nilai - nilai dari ibadah yang sudah dilaksanakan. Sebuah liturgi tidak menjawab semua pertanyaan mengenai iman, melainkan itu membuktikkan bahwa dilakukan secara formal, atau kewajiban dalam tatanan ibadah. Memang ibadah secara komunal ini mendatangkan keuntungan tersendiri apabila dibarengin dengan ucapan syukur, dan Kesungguhan dihadapan Allah. Bentuk persekutuan ibadah ada berbagai macam jenisnya hal ini bisa terlihat dalam ibadah raya, komsel, doa syafaat dan perayaan - perayaan hari besar. Inilah yang menjadi ciri khas dan pola kehidupan orang percaya dalam mengikut Kristus. 

E.    Melakukan Amanat Agung, Orang percaya tidak hanya memiliki iman yang menyelamatkan. Namun orang percaya harus bisa menjalankan tugasnya sebagai orang yang sudah terpanggil dari kegelapan menuju teranNya yang ajaib. Memang tuntutan bagi orang percaya dalam melakukan Amanat Agung tidaklah mudah. namun bukan berarti hal ini tidak bisa dilakukan. Perlu diketahui bahwa pemahaman yang mendasar, ini bukan hanya ditanggungkan kepada seorang pendeta atau penginjil, namun hal ini adalah tugas dan tanggungjawab semua orang yang mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat. Ketika kita berada dimana saja, harus memanfaatkan waktu dan kesempatan itu, untuk berbagi tentang kabar keselamatan yang sudah kita peroleh. Satu hal yang harus kita ingat bahwa Ketika kita melakukan ini dengan sungguh - sungguh, dan percaya, maka Roh Kudus yang memampukan untuk memberi keberanian dan kekuatan dalam menginjili seseorang. Langkah yang tepat untuk memulai hal ini, mulai dengan metode persahabatan,  kalau saudara melihat dikeluarga, ditempat kerja, dan dimana pun, Anda harus bersedia dengan memiliki belas kasihan untuk menyelamatkan hidup orang tersebut. 


Post a Comment

0 Comments