10 PERTANYAAN MENGENAI MISI ALLAH BAGI MANUSIA

            
            10 PERTANYAAN MENGENAI MISI ALLAH

Jawaban:

1.      Definisi          

a.       Misiologi ialah: Ilmu yang mempelajari tentang Mandat Pekabaran Injil,  yang mempunyai  sangkut pautnya dengan semua ilmu teologia  (Arie de Kuiper).  [1]

b.      Misi ialah: Rencana Pengutusan Allah (Missio Dei) yang kekal untuk membawa Syalom kepada manusia dan segenap ciptaan – Nya demi kejayaan Kerajaan Allah. Dalam hal ini dapat dikemukakan bahwa misi ini rencana Allah Yang Esa, yang merupakan isi hati – Nya sejak kekal yang bertujuan untuk membawa syalom bagi manusia dan segenap ciptaan – Nya. [2]

c.       Penginjilan ialah: Merupakan Utusan yang memberitakan kabar baik. tindakana ini menceritakan Injil bagi mereka yang belum diselamatkan atau yang belum mendengar Injil tersebut. Penginjilan ini, bukanlah merupakan pekerjaan yang mendapatkan untuk secara materi namun untuk melibatkan diri dalam melakukan misi Allah yang telah memperoleh kasih karunia. [3]

d.      Pertumbuhan Gereja ialah: Gereja yang memusatkan tujuan utamanya terhadap penginjilan, hal ini dilakukan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas dari pekabaran Injil. Gereja yang efektif merupakan gereja yang sehat yang memiliki pertumbuhan yang sangat signifikan dan menghasilkan jiwa – jiwa atau murid – murid baru, bukan hasil dari perpindahan dari anggota gereja melainkan dari hasil penginjilan. [4]

 

2.      Hubungan antara misi, penginjilan dan pertumbuhan gereja adalah:

Yang menghubungkan ketiga hal ini yakni: Ketiga hal ini bagian dari Rencana Allah bagi umatnya, dan membutuhkan kuasa dari Allah Tritunggal. Ketika seseorang melakukan penginjilan maka secara terus – terang sudah/sedang melakukan misi Allah, atau rencana Allah dalam penyelamatan manusia. Letak dari keberadaan adanya gereja disebabkan oleh penyebaran Injil melalui penginjilan. Maka dari hal inilah Gereja semakin bertumbuh dan Injil semakin berkembang pesat. Jadi kesimpulannya adalah Banyaknya pengikut Kristus atau bertmbuhnya gereja tergantung dari Penginjilan yang dilakukan oleh Gereja. [5]

3.      Pemahaman saya mengenai perbedaaan dan persamaan Mission dan Missions, yakni:

Perbedaan

Mission adalah: merujuk kepada Missio Dei (Misi Allah): Pewahyuan/Penyataan Allah, sebagai seorang yang mengasihi dunia, keterlibatan Allah di dalam dan dengan dunia, sifat dan aktivitas Allah yang mencakup gereja dan dunia, dimana prinsip – prinsip antropology dan teknik – tekniknya, serta dasar teologi misi kristen.

Sedangkan Missions adalah Misi gereja: tugas misi gereja, menunjuk kepada bentuk khusus yang berhubungan dengan waktu, tempat, atau kebutuhan khusus Missio Dei. [6]Dari hal ini mengandung pengertian misi itu sendiri dengan berbagai metode diantaranya melalui tindakan sosial.

 

Persamaan

Mission dan Misssions memiliki persamaan yakni: kedua misi ini memiliki tujuan yang sama yakni untuk menyelamatkan umat manusia. Allah sudah memulai dengan Mission dan dilanjutkan Missions

 

4.      Dimensi misiologi menurut Tippet Allan dan penjelasannya yaitu:

a.       Theology àIlmu yang mempelajari tentang Allah

b.      Antropology àIlmu yang mempelajari tentang manusia

c.       History àIlmu yang mempelajari tentang sejarah atau kejadian yang sudah berlalu

d.      Ethnotheology à istilah – istilah yang dipakai ooleh teolog Injili. Dimana sangat erat dengan bangsa – bangsa yang terdapat dalam ALkitab

e.       Theory and Theology of Mission àMenyangkut pada pengetahuan tentang Allah dan pengutusan Allah yang diwujudkan dalam melaksanakan rencana – Nya yang kekal.[7]

 

5.      Alasan tentang panggilan dan tanggungjawab mutlak sebagai orang percaya untuk terlibat  dalam misi yaitu:

a.       Misi adalah Amanat Agung yang diberikan kepada setiap orang percaya untuk dilakukan

b.      Yesus memberikan tanggungjawab yang harus dipikul dan diperuntukan bagi semua orang percaya untuk pergi ke seluruh dunian dalam memberitakan Injil kepada segala makhluk.[8]

c.       Esensi dari sebuah gereja dan sesungguhnya ketika memfungsikan dirinya sebagai pelaksana misi dari Allah.

 

6.      Hambatan – hambatan dalam misi dan solusinya

a.       Jemaat tidak melaksanakan Penginjilan. Dalam pertumbuhan gereja mula – mula ditemukan bukti yang jelas bahwa gereja menyediakan diri dengan bersungguh – sungguh untuk melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus. [9]Jemaat mula – mula ditemukan begitu bersemangat dalam melaksanakan pemberitaan Injil walaupun mereka banyak mengalami tantangan.

b.      Takut mengambil sebuah resiko dalam menginjil apabila dihina, dikucilkan dan memiliki rasa takut dalam menghadapi penganiayaan.

c.       Juga dipengaruhi keterbatasan kebudayaan. [10]Banyak pelayan Tuhan yang melayani di suatu kebudayaan lain cenderung memaksakan cara pandangnya kepada penduduk setempat. Seharusnya sorang pelayan Tuhan harus bisa menyesuaikan diri dan meresapi suatu budaya setempat. Hal itu bermanfaat guna menerapkan prinsip – prinsip Alkitab untuk mempengaruhi budaya.

d.      Gereja lebih memilih untuk bertoleransi kepada kepercayaan lainnya. Dalam perkembangannya banyak gereja – gereja saat ini yang sudah tidak lagi sesuai dengan tujuan Tuhan. Sudah tidak mau lagi memberitakan Injil karena kepercayaan lain. Hal ini disebabkan karena adanya toleransi yang berlebihan dalam gereja. Toleransi yang berlebihan mengakibatkan gereja menyetujui semua pendapat agama, adat istiadat dan norma – norma kepercayaan lain.

Solusinya dalam Mengatasi Hambatan dalam misi yakni:

a.       Doa, hal ini merupakan yang penting dilakukan oleh gereja untuk mengatasi setiap masalah yang tidak bisa diselesaikan.J. O. Fraser dalam pelayanan menempatkan urutan pertama, kedua dan ketiga adalah doa, yang keempat baru pengajaran. [11] Hal ini menegaskan bahwa doa adalah suatu kepentingan yang harus dilakukan. Doa juga merupakan senjata yang ampuh untuk membuka pintu – pintu yang tertutup bagi kehadiran orang kristen.

b.      Mau melakukan penginjilan atau memiliki hati yang terbeban untuk pelayanan penginjilan.

c.       Gereja harus memiliki kesatuan atau unity di dalam melakukan misi Allah.

d.      Gereja harus juga memikirkan keberadaan masyarakat yang ada dan menjangkau orang – orang terutama di lingkungan setempat.

7.      Yang saya ketahui tentang progresif Cumulatif dalam misi jika ditinjau dari sejarah misi dari abad permulaan sampai pada abad modern adalah:

            Penyataan Allah yang bersifat progress dalam menyatakan shalom dalam Yesus Kristus, juga disebut suatu konsep penginjilan yang berkembang dari Perjanjian Lama sehingga menjadi nyata dan sangat jelas di dalam Perjanjian Baru. Konsep penginjilan yang berkembang dari PL ke PB ketika Allah mengtutus anak – Nya (PI Progres Komulatif).

 

8.      Strategi yang masih relevan bagi misi pada abad millennium yakni:

a.       Berdoa dan Bergumul àDoa sangat efektif dalam melaksanakan strategi misi, sebab doa dapat memberi kekuatan dan petunjuk sehingga tidak salah arah atau salah dalam memotivasi diri dalam melaksanakan penginjilan.

b.      Memberitakan Firman Tuhan àHal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara bisa melalui pendekatan secara personal, namun dalam konteks saat ini karena covid, bisa melalui media sosial.

c.       Memberitakan Firman Tuhan di segala tempat àKalau konteks kita sebagai hamba Tuhan yang sedang duduk dibangku perkuliahaan, maka hal yang bisa dilakukan adalah memberitakan Injil kepada siapa pun, Paulus juga mengajarkan hal demikian, dimana Paulus mengajar dan memberitakan Injil kepada orang – orang di Korintus melalui kontak secara langsung di ruang kuliah, ini merupakan hal yang sangat efektif karena Paulus bisa bertemu dengan mereka secara langsung. Menurut Eckhard J Schnabel mengatakan bahwwa “Paulus mengajar dari jam sepuluh pagi sampai jam empat sore.”[12]Ini hal yang sangat masuk akal ketika ada diiruang kuliah.

 

9.      Menurut saya untuk melakukan penginjilan saat menghadapi Pandemi Covid – 19, di era globalisasi yang berbasis digital, serta kelemahan dan kelebihannya yakni:

Model Penginjilan yang bisa dilakukan adalah àModel Penginjilan tidak langsung atau menjaga jarak. Dalam hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan alat komunikasi yang bisa mengakses jaringan online. Dengan adanya alat komunikasi bisa menjangkau banyak orang yang berjauhan. Maka yang bisa dilakukan salah satunya adalah menggunakan aplikasi “YesHeis” dalam membagikan video di media sosial facebook. Dan tanggapan orang – orang mengenai aplikasi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Berdasarkan penelitian ini banyak masyarakat memberikan respon positif atas aplikasi tersebut. Selain aplikasi ini, dapat juga menggunakan aplikasi lain seperti WA, IG, Line dll. Yang dilakukan adalah mencoba sharing baik secara, VC, atau secara postingan mengenai Firman Tuhan atau Injil.

Kelemahan: Kurang efektif dalam menjangkau orang – orang yang tidak memiliki aplikasi di atas, kurangnya modal dalam pembelian paket internet atau jaringan. Juga dalam melakukan kegiatan sharing ada banyak keterbatasan yang mungkin terjadi dan bisa menjadi kesalahpahaman.[13]

Kelebihan: Dalam konteks saat ini, mengahadapi kemajuan zaman harus bisa mengikuti dengan baik, dengan mengikuti perkembangan teknologi serta fungsi dan kegunaannya dalam membantu konsumen untuk berkarya. Apalagi dalam konteks menghadapi covid – 19, sangat efektif untuk melaksanakan penginjilan, walupun melalui media, namun Injil tetap merambat ke segala penjuru, dan Injil tersebut tidak hanya berhenti di satu titik atau pun karena keadaan, namun lewat keadaan itulah bisa dilakukan hal yang bisa menjangkau dan membawa jiwa kepada Yesus Kristus.

 

10.  Implementasi pribadi dari pembelajaran Misiologi yakni:

a.       Melaksanakan misi penginjilan kepada orang – orang disekitar maupun kepada orang – orang yang belum tersenuth dan mendengar Injil.

b.      Memberikan pemahaman terhadap karya keselamatan yang sudah Allah kerjakan lewat perbatan, perkataan dan gaya hidup sehari – hari.

c.       Memiliki kernduan untuk mencoba mengembangkan ilmu misi lewat pengalaman pribadi dalam melaksanakannya.

d.      Pada saat ini, karena maraknya penyebaran covid maka harus dilakukan pemberitaan Injil melalui aplikasi media sosial yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain.

e.       Terus menerus menginjil sampai akhir pertandingan hidup bersama Kristus.

 



[1] Arie de Kuiper, Misiologia, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996

[2] Edmund Woga CSsR, Dasar – dasar Misiologi, Yogjakarta: Kanisius, 2002, Halaman 15.

[3] J. C. Macaulay, A.B., D.D. & Robert H. Belton, Th.B., B.D., Th.M., D.D, Penginjilan Pribadi, The Moody Bible Institute of Chicago, 1956, Halaman 8.

[4] Robert E. Logan, Beyond Church Growth, New York: Fleming H. Revell Company, 1989, halaman 17.

[5] Ron Jonson dan Jim Steve, Dinamika Pertumbuhan Gereja (Malang: Gandum Mas, 1996), halaman, 241

[6] Arlianus Larosa, Misi Sosial Gereja, Kalam Hidup: Bandung, 2001.

[7] Alan Tippet, Introduction to Missiology, 1987.

[8] Murray W. Downey, cara – cara memenangkan Jiwa (Bandung: Kalam Hidup, 1957) halaman, 5

[9] David Royal Broughham, Merencanakan Misi Lewat Gereja – gereja Asia (Malang: Gandum Mas) halaman 27

[10] Peter C. Wagner, Memimpin Gereja Anda agar Bertumbuh (Jakarta: Harvest Publication Hous, 1995), Halaman 95

[11] John Robb, Doa (International Society for Frontier Missiology), halaman 25

[12] Eckhard J. Schnabel, Rasul Paulus Sang Misionaris, (Yogyakarta: Andi Offest, 2010), halaman 328

[13] Kurios (Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen), Volume 5. No. 2, 2019    

                         

Post a Comment

0 Comments