KAJIAN TERHADAP "MENYESALLAH TUHAN" DALAM KEJADIAN 6:6

 

        

        BAB I

        Latar Belakang


Begitu banyak konsekuensi yang terjadi ketika Allah mengungkapkan pernyataan-

Nya dalam kejadian 6:6-7” maka kata menyesallah Tuhan, bahwa Ia telah menjadikan


manusia dibumi dan hal itu sangat memilukan hati-Nya. Berfirmanlah Tuhan” didalam

kejadian pasal 6:7 bahwa Ia akan melenyapkan semua yang telah dijadikan-Nya. Kata yang

diucapkan oleh Tuhan, membuat kalangan teologi maupun jemaat memiliki pemahaman yang

mengandung kesalahan bahkan meragukan Allah yang absolut. Apakah Allah tidak memiliki

masa depan yang jelas akan dunia ini. Jika Allah menyesal berarti Allah terbatas, Allah sama

seperti manusia yang menyangkali sifat dasar-Nya sebagi Tuhan? Sampai akhirnya

bagaimana manusia yang diciptakan-Nya akan memandang diri-Nya Tuhan? Kata yang

diucapkan Allah seakan-seakan menunjukkan bahwa Allah bukanlah Allah yang mengetahui

mengenai tindakan manusia yang adalah ciptaan-Nya dan Allah sendiri mematahkan

perkataan-Nya pada saat Allah mengatakan bahwa ciptaan-Nya adalah baik. 1

Beberapa bagian didalam Alkitab khususnya didalam Perjanjian Lama terdapat

ungkapan yang menggambarkan tentang Allah menyesal dan ada beberapa teks yang

mengatakan bahwa Allah menyesal contoh didalam didalam kitab Kejadian 6:5-7,1 Samuel

15:33,2 Samuel 24:16,1 Tawarikh 21:15, Keluaran 32:12-14, Amos 7:1-6. 2 Namun benarkah

penyesalan Allah sama dengan penyesalan yang dialami oleh manusia dengan pengertian

Allah sendiri dapat berubah? Pertanyaan ini telah menjadi sumber perdebatan secara teologis

diantara para ahli ada, Charles C.Ryrie penyesalan Allah sama sekali tidak berarti ada

perubahan dalam diri Allah sendiri, sebab jika ada perubahan berarti, Kalau Allah tidak tetap

maka Allah tidak berdaulat atau keduanya?3


Sedangkan menurut Donald C. Stamps, Allah

menyesal menunjukkan bahwa Allah mengubah setiap tindakan dan pikiran-Nya sesuai

dengan tanggapan yang berubah terhadap kehendak-Nya. 4

Didalam pengertian umum, kata menyesal adalah ungkapan ketidakpastian atau

kekecewaan karena keputusan yang diambil ternyata salah atau keliru dan hasilnya tidak

seperti yang dipikirkan atau diharapkan. Definisi kata “sesal” dan “menyesal” dalam kamus

Webster yang dipublikasikan melalui program Software e-sword,juga memberikan penjelasan

yang sama.


1Budi Asali.”Allah Menyesal dan Allah tidak Menyesal” golgotha Ministry, diakses 13 April 2013;tersedia di

http:/WWW.golgothaministry.org.page 115

2Bambang Wiku Hermanto.Simpson volume 2,nomor 1,juni 2015.page 11

3Charles C.Ryrie,Teologi Dasar 1 (Yogyakarta;ANDI,2012)page 35

4Donald C.Stamps,ed.,Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan(Malang;Gandum Mas 2012),page 16


Meskipun ada penjelasan dalam pengertian teologi, namun penjelasan tersebut lebih

kepada penyesalan manusia karena menunjukkan sikap sedih karena telah berbuat dosa, dan

manusia memiliki ketebatasan sehingga manusia lebih kepada mencoba segala sesuatu tetapi

hasilnya tidak maksimal. Manusia tidak bisa tidak menyesal sehingga ada ungkapan yang

sering kita dengar adalah “Nasi sudah menjadi bubur”. 5

Ungkapan Allah menyesal adalah ungkapan yang dapat dimengerti bahwa Allah

menyesalkan tindakan dan perbuatan yang dilakukan oleh manusia, bukan menyesali

perkataan, keputusan dan juga tindakan yang dilakukan oleh Allah. Allah menyesal bukan

karena Ia berubah dan gagal, tapi manusialah yang telah berbalik dari jalan-Nya.

Allah tetap konsisten dalam hal, Ia menciptakan manusia karena Ia ingin manusia

terlibat dalam rencana-Nya,kebaikan dan kesempurnaan telah Allah tawarkan kepada

manusia supaya dapat menyembah-Nya, memelihara semua perintah-Nya dan yang terutama

adalah manusia harus memuliakan nama-Nya karena Allah tidak pernah mengingkari janji

dan tidak pernah berubah tetapi karena manusia manusia telah menyimpang dari perintah

Tuhan maka Tuhan harus memberikan hukuman kepada manusia.6 Kata menyesal lebih

tepatnya diterjemahkan kepada apa yang dikehendaki oleh Allah ternyata tidak terlaksana,

sehingga hal itu tidak disukai oleh Allah.


B.Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan menyesallah Tuhan?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka peneliti menguraikan tujuan penulisan

karya ilmiah ini yaitu sebagai berikut :

Menjelaskan apa yang dimaksud dengan kata menyesallah Tuhan


5 Bambang Wiku Hermanto.Evangelikal:Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat.Vol 1,No1 Januari

2017.page 29-30

6 Yetris Elbaar & Peniel Maiaweng,Tinjauan Teologis Allah menyesal Berdasarkan Perspektif Kitab Kejadian

Pasal 6:6-7. Page 118


BAB II

Landasan Teori


1. Menyesallah Tuhan

1.1. Pengertian Kata Menyesallah Tuhan

Kata menyesal” didalam Perjanjian Lama diterjemahkan dari kata kata ibrani yang

adalah nakham. Nakham adalah kata kerja awal penggunaannya yang mengekspresikan

tindakan seseorang yang menarik nafas dalam, atau bernafas dengan kuat. 7

Ekspresi ini hanya terjadi ketika seseorang berada dalam keadaan tidak baik. Dalam

perkembangan nakham sendiri mengekspresikan hal-hal yang baik seperti memiliki belas

kasih, merasa sayang, menghibur, dan menyenangkan), dan ada juga hal-hal buruk untuk

menyatakan kemarahan, membalas dendam, atau melepaskan dendam). Kata nakham dapat

menyatakan bahwa adanya perubahan pada sikap, dan pikiran seseorang dari apa yang telah

direncanakan sebelumnya adanya hubungan dari hal buruk menjadi baik, dan hal baik

menjadi buruk. Kata “Menyesallah dalam Frasa Menyesallah Allah adalah berasal dari kata

םֶ ח ָּ֣נ) nachem;pengucapan:naw-kham) merupakan sebuah kata kerja orang ketiga tunggal.

Subjek dari kata nacham ialah יםִ להֱ ֹא) elohim) yaitu Allah. Bagian ini menunjukkan

bahwa Allahlah yang menyesal dan mengerjakan untuk menyesal. Untuk mengerti kata

“Allah Menyesal” dan mengerjakan segala sesuatu untuk menyesal, kita perlu melihat tata

bahasa dari nacham tersebut. Kata nacham juga tidak selalu diterjemahkan dengan kata

“menyesal” tergantung dari gramatikal kata tersebut.

Kata nacham dalam Yunus 3:10 adalah kata kerja bentuk niphal (simple passive)

imperfect) yang berarti to be sorry. Didalam terjemahan king james version menggunakan

kata repented berarti menyesal, bertobat, menyatakan penyesalan, selain itu kata nacham

bentuk niphal juga berarti rue (menyesali), have comppasion (berbelas kasih),dan juga be

moved to pity (tergerak untuk kasihan) New internasional version (NIV) menterjemahkan

kata Frasa “menyesallah Allah” dalam yunus 3:10 adalah sebagai berikut he had compassion

artinya bahwa Allah memiliki belas kasihan.

Kata nackam didalam septuaginta (LXX) dijermahkan sebagai hilasthe yang

dijelaskan dari kata hilaskomai artinya sebagai menunjukkan kebaikan, pengampunan, atau

belas kasihan. Melihat penguraian dari eksegese ungkapan frasa “menyesallah Allah” dengan

makna belas kasihan. Jika menerjemahkan bagian tersebut, penulis memberikan

penerjemahan sebagai berikut :

“maka Allah berbelas kasihan kepada bangsa Niniwe” melihat perbuatan yang

dilakukan oleh bangsa Niniwe, bagaimana mereka sungguh-sungguh bertobat dan meresponi

pemberitaan Yunus bangsa Niniwe.

7James strong,Strong’S Exhaustive Concordance of the Bible,Feference Library Edition.(Lowa Falls, lowa:Word

Bible Publishhers,n.d)


Penulis lebih menekankan kata Allah menyesal itu lebih kepada “Allah menaruh

belaskasihan terhadap umat-Nya yang berdosa, namun bertobat dan berbalik kepada Allah,

sehingga Allah mengampuni mereka.8

Sedangkan dalam terjemahan King James Version menerjemahkan dengan kata

repented(bertobat,menyesal). Terjemahan yang menarik dari New King James Version NKJV

ialah menggunakan kata menyesallah dengan relented (mengalah), dalam terjemahan verb

dari relent yaitu “menjadi lembut, menjadi lunak dalam perasaan, berbelas kasihan. 9

Istilah

Allah menyesal merupakan bahasa antropopathy. Kitab suci sering menggunakan bahasa

Anthropomorphism (bahasa yang menggambarkan Allah seakan-akan Ia adalah manusia) dan

Anthropopathy (bahasa yang menggambarkan Allah dengan perasaan manusia.10

1.2. Pandangan para teolog mengenai Kata menyesallah Tuhan

 Menurut John Sanders, salah satu tokoh teisme terbuka ia beranggapan bahwa ayat

ini sungguh-sungguh menyatakan bahwa ini adalah penyesalan Allah yang sejati.

John Sanders ini menolak penafsiran Calvin yang menyatakan bahwa Kejadian 6:6

tidak memaksudkannya demikian karena hal itu tidak mungkin bagi Allah.

 John Calvin memang berkeyakinan bahwa ayat-ayat didalam Alkitab yang

menyatakan bahwa Allah benar-benar menyesal tetapi kata” menyesal” tersebut

dipakai penulis Alkitab untuk menyatakan ketidaksenangan Allah. Karena

penyesalan tidaklah termasuk pada atribut Allah dan ungkapan tersebut hanyalah

merupakan bagaimana penulis memahami kitab kejadian dari sudut pandang

manusiawi. Kata “menyesal” yang dipakai tujuan nya adalah supaya Allah lebih

efektif dalam berkomunikasi dengan manusia.

 John Wesley menafsirkan ayat ini dengan menyatakan pada dasarnya tidak ada hal

yang dapat menganggu pikiran Allah apalagi mengubahnya sebab didalam Tuhan

tidak ada perubahan.11

 Menurut John Freinberg penyesalan Allah menggunakan kata antrophomorfisme

yang bertujuan untuk menunjukkan bahwa Allah mampu dan memang berubah

dalam karya dan emosi-Nya kepada manusia ketika diberikan dasar yang sesuai

untuk itu dan oleh sebab itu Allah tetap dikatakan tidak dapat berubah dalam

integritas atau karakter dasar-Nya (Mzm.99:6,106:45; Yer.18:8; Am 7:3,6; Yun.

3:10; Yak. 5:16).12

 Adam clarke dalam tafsirannya, mengatakan maksud dari Allah yang menyesal

adalah Allah yang mengubah tujuannya, sehingga pada akhirnya seisi kota niniwe

menjadi selamat .

 Menurut Barne Allah yang menyesal adalah Allah yang mahatahu bahwa bangsa

niniwe akan pertobatan itulah sebabnya Allah mengutus Yunus untuk membawa

berita pertobatan kepada mereka Mat.12:41


8Ibid 93

9Sifat Allah dalam Pernyataan”Allah Menyesal”berdasarkan Yunus 3:10.Volume 3,No.2 januari 2021. Page 91

10 Budi Asali,”Allah menyesal dan Allah tidak menyesal”golgotha ministry;diakses tanggal 13 April 2013;

11 Murni Hermawaty Sitanggang.EPIGRAPHE Jurnal Teologi dan pelayanan.Vol 2.No 1 Mei 2018.page 52

12 Ibid 55


 Menurut Grudem Allah tidak berubah didalam keberadaan-Nya,kesempurnaan,

tujuan dan janji-Nya, meskipun Dia memiliki emosi dan kehendak bahkan bertindak

dan mempunyai perasaan yang berbeda. Apapun situasinya Allah tidak pernah

berubah dan tetap berdaulat dan mengendalikan segala situasi.

 Gleason L Archer, dalam tanggapannya terhadap kej 6-7 dan kitab Yunus

menjelaskan bahwa ungkapan “Allah menyesal” agak bersifat antropomorfis ata

antropopatis sebab ungkapan itu menggambarkan respons Allah terhadap dosa

menurut analogi yang manusiawi.


BAB III

Kesimpulan


Jadi, Kata menyesallah Tuhan merupakan bahasa antropopathy, seakan-akan Ia adalah

manusia karena Allah menggunakan perasaan manusia, yakni dari keadaan tertentu menjadi

keadaan yang berbeda. Karena Ia tidak berubah, maka didalam providensi-Nya didunia ini Ia

tidak mengambil risiko sebab Ia adalah penentu dari segala sesuatu dan tidak ada apapun

yang dapat berjalan diluar kendali-Nya. Ia berdaulat penuh akan apa yang didunia ini, tidak

ada yang terluput oleh-Nya. Allah itu tidak pernah menyesal dengan apa yang Ia lakukan

karena kata Allah menyesal mempunyai arti yang (1) berduka,bersedih, atau prihatin. Kata


Allah menyesal yang (2) berbelaskasihan. Allah sangat menaruh belaskasihan kepada umat-

Nya yang berdosa untuk berbalik kepada Allah, sehingga Allah mengampuni manusia. Kata


Allah menyesal (3) mengasihani. Allah mengasihani Umat-Nya agar menyadari dosanya dan

bertobat dengan setulus hati (4) memang menyesal sebagaimana manusia yang menyesal.

Namun kata menyesal ini tidak berkaitan dengan sifat Allah.

Post a Comment

0 Comments