Topik ini sangat menarik untuk dibahas dan dibedah, sebab hal ini menjadi pertanyaan dan perdebatan di banyak kalangan orang. Dalam surat Paulus di jemaat Efesus 4:4-5 "Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tidak bercacat dihadapan-Nya. Dalam Kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak - anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya." Seringkali banyak orang yang menganggap bahwa inilah landasan bahwa Tuhan memilih dan menentukan siapa yang harus diselamatkan dan yang akan dibinasakan. Namun apakah Rasul Paulus memiliki maksud demikian?
Ada bagian tersulit dalam menafsirkan ayat ini yakni, bahwa Allah sudah memilih orang - orang tertentu sebelum dunia dijadikan. Hendaknya ayat ini tidak dipahami sebagai rencana Allah dalam menentukan orang - orang tertentu untuk menjadi anak - anak-Nya. Di dalam rancangan tersebut terdapat fakta yang mengikuti atau menyertai ada orang - orang yang diciptakan, tetapi tidak ada akan pernah menjadi anak - anak Allah. Tidak menjadi anak - anak Allah berarti menjadi anak - anak Iblis atau sekutu kuasa kegelapan yang nantinya akan dibuang bersama - sama dengan Iblis dan malaikat - malaikat yang jatuh ke dalam api kekal atau kebinasaan. Tidak mungkin Allah bertindak demikian. Pandangan seperti di atas ini tentu keliru, bertentangan dengan kebenaran Alkitab. Untuk itulah perlu adanya membedah pengertian "sebelum duni dijadikan" Allah telah memilih kita.
Sebelum dunia dijadikan bisa berarti waktu sebelum iblis memberontak kepada Allah di surga. Kata sebelum dunia dijadikan juga bisa merujuk kepada waktu sesudah iblis memberontak, tetapi dunia dan manusia belum diciptakan. Kalau Allah merancang menciptakan manusia sebelum Iblis melakukan pemberontakan kepada Allah, berarti Allah memiliki konsep menghendaki agar Putra Tunggal - Nya memiliki saudara - saudara, sehingga Dia menjadi yang sulung di antara banyak sudara. Sehingga manusia tidak memiliki tugas khusus sebagai corpus delicti untuk mengalahkan dijahat. Tetapi apabila manusia dirancang diciptakan setelah iblis memberontak, ini berarti memang Allah menghendaki agar Putra Tunggal - Nya memiliki saudara - saudara, sehingga Dia menjadi yang sulung diantara banyak saudar, dan manusia memiliki tugas menjadi corpus delicti untuk mengalahkan iblis.
Menjadi corpus delicti artinya manusia menjadi makhluk yang menghormati dan taat kepada Elohim Yahweh, tunduk kepada kehendak Allah Bapa dan Anak Tunggal Bapa. Hal ini akan menjadi ukuran yang membuktikan bahwa sikap dan keinginan yang dilakukan Iblis di surga yang tidak mau menghormati dan tunduk kepada Elohim Yahweh nyata atau terbukti salah. Perlunya sebuah pembuktian ini juga bisa dilihat dalam kitab Roma 4:15 "Karena Hukum Taurat membangkitkan murka, tetapi di mana tidak ada Hukum Taurat, di situ tidak ada juga pelanggaran." Di dalam Roma 5:13 "Sebelum Hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada Hukum Taurat." Iblis yang jatuh, tidak terbukti salah sebelum ada pembuktiaanya, yaitu adanya makhluk yang memiliki ketaatan dan penghormatan yang benar kepada Allah (corpus delicti). Manusia yang diciptakan ini diharapkan dapat menampilkan suatu kehidupan yang bersekutu dengan Elohim Yahweh, taat, menghormati, memuliakan Allah dan meninggikan Allah, serta mengabdi melayani Allah secara pantas. Hal ini menjadi pembuktian terhadap kesalahan Iblis sehingga ia bisa dihukum.
Jadi, dikatakan "Di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan." Artinya bahwa manusia diciptakan atau diadakan oleh karena Anak Tunggal Bapa, dalam hal ini Bapa menginginkan sebuah keluarga di mana Anak Tunggal - Nya menjadi sulung sekaligus menjadi Raja di atas semuanya. Tentu saja dalam hal ini manusia yang diciptakan untuk mendampingi PutraNya adalah orang - orang yang kudus dan tidak bercacat dihadapanNya. Dengan demikian sejak sebelum jatuh dalam dosa, manusia memang dirancang untuk berkeadaan memiliki kehendak bebas, tetapi dalam kehedank bebas itu, manusia diharapkan tetap di dalam kekudusan dan tidak bercacat dihadapanNya. Dalam hal ini panggilan untuk menggunakan hak bebas untuk memilih taat kepada Allah merupakan ketetapan sejak semula sebelum manusia diciptakan. Jadi, seandainya Iblis tidak memberontak apakah manusia diciptakan? Msanusia tetap diciptakan oleh Allah.
0 Comments