TEOLOGI PERJANJIAN BARU II_RASUL PAULUS



        

 Nama              : Yosua Oktapianus Humendru

NIM                : 219.ST.12.18

MK                  : Teologi Perjanjian Baru II

Tugas   `           : Resensi

Dosen              : Samuel Sirait, M.Th

Identitas Buku :

Judul               : Teologi Paulus

Penulis             : C. Marvin Pate

Penerbit           : Gandum Mas

Cetakan           : Pertama 2004

Halaman          : 296

 

Telah selesai membaca buku yang berjudul “Teologi Paulus tentang: Kristologi, Soteriologi, Antropologi, Peneumatologi, Eklesiologi dan Esakatologi” dalam rangka memenuhi tugas Laporan Baca dalam mata kuliah Teologi Perjanjian Baru II di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin….

 

1.      Paulus : Manusia, Pesannya, dan surat – suratnya

Paulus sedang menjelaskan bahwa tiga golongan manusia yang memberikan pengaruh besar yakni: Yunani – Romawi, Yudaisme dan Kekristenan. Pengaruh yang disebabkan oleh Yunani Romawi menetapkan satu bahasa umum, pembauran retorika dan usaha memahami pertanyaan – pertanyaan filosofis. Gaya sastra Yunani dan spekulasi filosofis juga mempengaruhi Paulus. Ia terdidik dari didikan Yudaisme atau orang Ibrani asli, yang sangat memelihara hukum Taurat dan konsep teologisnya terbentuk dari paham Yudaisme. Dalam hal ini kekristenan juga memainkan peran yang paling signifikan dalam kehidupan Paulus, sebab membentuk inti batiniah dari keberadaannya. Dua pengalaman mendasar dari kerohanian kristennya telah mengubah arah hidupnya untuk selamanya.

            Paulus memberikan pesannya kepada orang – orang kafir dan bagi gereja – gereja. ada beberapa topik yang cukup menarik yang disampaikan kepada beberapa jemaat – jemaat bahwa hidup dibenarkan oleh Iman. Paulus menekankan bahwa keselamatan melalui kasih karunia oleh iman bukan perbuatan. Seiringnya berjalannya waktu sebuah aliran penafsiran di Tubingen yang mengutarakan teologi liberal, seorang bernama Hegel hanya mengakui empat di antara surat – surat diakui sebagai buah karya yang dituliskan Paulus. Terdapat juga pendekatan sejarah agama – agama, mendenominasi pemahaman akademis mengenai Paulus. Hal ini bertentangan dengan aliran Tubingen dan teologi liberal yang pada dasarnya menancapkan Paulus dalam filsafat Yunani (khususnya dalam dualism Plato tentang daging dan roh), gerakan yang kuat ini beralih ke agama Helenistis yang popular.

            Dari beberapa pandangan mengenai surat Paulus, ada banyak perdebatan mengenai penulisan dari ketiga belas suratnya. Menrut pandangan tradisional Paulus menulis tiga belas surat. Pandangan dalam penggunaan nama samara berpendapat bahwa Paulus hanya menuliskan tidak lebih dari tujuh surat. Dari pandangan ini, maka penelitian terbaru mendukung pandangan Tradisional.

 

2.      Teologis Paulus : Kejayaan Allah di dunia

Paulus adalah seorang tokoh yang apokaliptis yang menghubungkan surat –suratnya di antara Allah dan struktur dua zaman dari realstis. Kekuatan – kekuatan yang anti Allah menurut pandangan Yahudi, malaikat – malaikat yang jatuh atau roh jahat. Di dalam 1Korintus 2:6 – 10, menjelaskan bahwa rahasia dari rencana Allah Ilahi tersembunyi bagi penguasa zaman ini. Bandingkan juga di dalam Kolose 2:15; 8,20. Efesus 6:10 – 13.

Paulus memberikan sumbangsih mengenai umat manusia. Allah melakukan penebusan terus maju menuju perwujudan Kerajaan Allah di zaman yang akan datang dan meliputi seluruh ciptaan. Ia sering menjelaskan tentang proses kemenangan Ilahi atas manusia. Karena manusia sudah tidak bisa bersekutu dengan Allah, bahkan menolak Allah di dalam Yesus Kristus, sebagai Juruselamat serta menolak Allah untuk tidak menyembah. Konsep penebusan yang dilakukan Allah mencakup seluruh ciptaan.

Kristus yang telah mati, Yahudi memberikan penjelasan bahwa Kerajaan Mesias hanya sementara dan akan digantikan dengan Kerajaan Allah yang kekal. Oleh kerajaan inilah manusia sudah memperolehnya dengan landasan iman percaya kepada Kristus.

 

3.      Kristologi Paulus : Mesias dan Pergantian Zaman

Sebuah pertanyaan yang sangat unik, bahwa Mengapa Allah menjadi manusia? Jawabannya bahwa Yesus mati untuk memenuhi tuntutan Ilahi. Peristiwa matinya Kristus berkaitan dengan dosa manusia. Konsep trnasisi dari zaman ke zaman yang akan datang telah melekat dalam Galatia 1:4-5, yang artinya melepaskan kita dari dunia yang jahat sekarang ini, sedangkan zaman yang akan datang oleh menurut kehendak Allah. Bandingkan juga dalam Roma 15:3-4; Roma 3:21-26; Kolose 1:13-23; Efesus 1:7-12; Titus 2:11-14.

Teks Paulus mengaitkan kematian dan kebangkitan Kristus dengan daging (1Korintus 1:18 – 25; II Korintus 5:14-21; Filipi 2:5 – 11. Ia menjelaskan bahwa yang berkuasa atas zaman ini yakni daging. Keinginan daging ada banyak dicantumkan dalam teks Paulus, salah satunya mencari kepentingan diri sendiri dengan mencari pujian yang sia – sia. Paulus dengan sangat bangga sekali dengan memelihara hukum Taurat yang diwariskan kepadanya namun ketika bertemu denga Yesus maka semua itu dianggap sampah, bahkan ia menjelaskan bahwa tidak seorang pun yang mampu melakukan hukum Taurat selain dari pada Yesus yang sudah menggenapinya.

4.      Soteriologi Paulus : Keselamatan Kini dan Nanti

Paulus percaya bahwa keselamatan suatu masa ketika akhir zaman merangkum permulaan sebuah sejarah. Keselamatan dinyatakan dalam istilah lodus “Indikatif/imperative dari realitas. Dalam Galatia 5:16-18, istilah yang dipakai yakni daging dan Roh. Daging “Sarx:NIV, seifat berdosa dikaitkan dengan zaman yang jahat dewasa ini (1:4) dan roh -roh dunia (4:3), kematiaanya mulai disalib (5:24). Roh (pneuma) adalah tanda bahwa zaman yang akan dating telah tiba. Dalam 1 Korintus 10:11 – 13, dijelaskan bahwa zaman yang sudah hadir ,keselamatan orang – orang yang mengikut Kristus adalah tujuan sejarah yang hendak dicapai. Zaman yang akan dating masih belum disempurnakan,karena akan berlanjut dengan eskatologi dimana adanya pencobaan dan juga penderitaan. Bias juga dibandingkan di dalam Roma 6:1-14, merangkai tiga bentuk waktu dari keselamatan: masa lampau (Yuridis), masa kin (moral), akan datang (eskatologi). Dalam Roma 7:14 – 25, memiliki tiga poin yakni: pergumulan Paulus dan orang – orang Kristen di masa kini melawan dosa, keuda, menunjuk kepada kehidupan masa lampau Paulus sebagai seorang rabi yang hidupnya dibuat frustasi oleh hokum Taurat, ketiga, merujuk kepada hari – hari sebelum pertobatan Paulus.

Keselamatan manusia diperoleh dari Allah yang menyelamatkan dalam pengharapan. (Roma 8:17 – 30). Di dalam Roma 13:11 – 14,menjelaskan keselamatan dan eskatologi (Roma 13:11-12a), indikatif dari keselamatan atas dasar peristiwa Kristus,yang memakai istilah – istilah eskatologi. Keselamatan akan membahas tentang etika atau perbuatan – perbuatan daging, gelap yang harus ditanggalkan, bandingkan dalam Filipi 1:6; 3:1-14, 20 – 21. Efesus 2:1-10). 

 

5.      Antropologi Paulus : Solusi Bagi Masalah Yang Gawat

Manusia mewarisi dosa karena akibat kejatuhan (Kejadian 2-3), hal merupakan masala h yang sangat gawat. Untuk itu pengharapan di dalam Perjanjian Lama dan Yudaisme awal bagi masa depan yang lebih cerah disamakan dengan datangnya zaman Mesias. Ada beberapa tinjuan terutama pandangan Paulus tentang hokum Taurat. Seorang tokoh bernama Martin Luther, memberikan perhatian pada pandangannya pada hokum Taurat dalam pikiran Paulus. Ada tiga aspek yakni: kekurangan pekerjaan Hukum Taurat, Pembenaran oleh Iman, dan pembebasan orang Kristen dari Hukum Taurat.

Menurut Albert Schweitzer, eskatologi adalah kunci kepada pikiran Paulus, C.GMontefiore, rabi – rabi Yahudi memandang hokum Taurat sebagai pemberian penuh kasih karunia dari Allah yang penuh kasih kepada umatNya. Kesinambungan dari klasifikasi penafsiran akademis pemahaman Paulus tentang Hukum Taurat menerima kehadiran baik pernyataan negatif maupun positif. Pemriksaan teks – teks Paulus yang bersangkutan tentang Hukum Taurat, seperti di Surat Galatia 2:15-16; 3:10-14;319-5:1. Teks ini bersifat kritis terhadap Hukum Taurat, seorang yang bernama Tesis Thielman pada teks 2:15-16 Paulus menegaskan bahwa bagi orang – orang yang turut serta dalam zamanyang lama menuruti hokum adalah mustahil, sesuatu yang diketahui oleh orang Yahudi. Terapat juga dalam Galatia 5: 14;6:2, mengenai persoalan bagi orang – orang yang menafsirkan mengenai kemerdekaan dari Hukum Taurat. Terjadinya tumpeng tindih dua zaman dalam hidup orang Kristen (Galatia 5:16 – 18).

Pokok persoalan yang sulit mengenai pemahaman Paulus tentang Hukum Taurat diakaitkan secara langsung dengan struktur dua zamanyang membentuk kerangka kerja konseptual dari pikirannya. Kutuk Hukum Taurat yang menjadi ciri zanman ini telah dihentikan bagi orang – orang percaya, sebab meraka adalah warga dari zaman yang akan datang.

6.      Pneumatologi Paulus : Roh Kudus Sebagai Tanda Kehadiran Masa Yang Akan Datang

Gereja mula – mula, memahami Roh Kudus sebagai suatu fenomena eskatologi adalah hal yang sering dipaki dalam dunia para cendekiawan masa kini. Roh kudus hanya datang dan berdiam pada individu – individu terpilih, seperti para pembangun kemah sembahyang (Keluaran 31:3). Namun dalam PB semakin jelas dengan keberadaanNya, Roh Kudus akan berdiam ketika orang berdosa percaya kepada Yesus Kristus (Galatia 3:2), yang pada gilirannya akan menempatkan, membaptiskan orang tersebut di dalam Kristus (1 Korintus 12:13), Paulus menjelaskan bahwa Roh Kudus sebagai jaminan (II Korintus 1:22;5:5;Efesus1:14).

Karunia – karunia Roh Kudus dikenal sebagai terbitnya akhir zaman, seperti nubuatan (Roma 12:6 – 8). Karunia – karunia Roh itu seperti mengajar (Roma 12:7; 1 Korintus 12:28), memberitakan Injil (Efesus 4:11) dan gembala – pengajar (Efesus 4:11). Roh melakukan sejumlah karya yang penting untuk orang percaya. Misalnya, Roh menciptakan iman kepada salib Kristus (1 Korintus 2:6 -13), memimpin orang – orang percaya dalam penyembahan yang sejati (Filipi 3:3). Kasih, sukacita dan Damai sejahtera dan Terbitnya Zaman yang Akan Datang, tiga serangkai Kristen kasih, sukacita dan damai sejahtera adalah tanda subjektif bahwa era Mesianis telah dimulai.

Kepenuhan Roh Kudus (Efesus 5:18; Kolose 3:16; 1 Korintus 14:26 – 40; 1 Tesalonika 5:16 – 22). Ada tiga bentuk dari pelayanan syafaat dari Roh, dalam Roma 8:17 – 30; pelayanan syafaat dari Roh dan kelemahan manusia, Kolose 1:8 – 12 dan Efesus 1:13-23; 3:14 – 21: pelayanan syafaat dan pengetahuan/hikmat, Efesus 6:10-20:Syafaat Roh dan Peperangan Rohani.

7.      Eklesiologi Paulus : Gereja Sebagai Fajar Zaman Yang Akan Datang

Bait Allah merupakan metafora dituliskan oleh Paulus dengan maksud bahwa itu penting bagi gereja. metafora penting bagi gereja yakni Umat Allah, juga menjelaskan bahwa gereja merupakan sebagai Tubuh Kristus (Roma 12:4-5; 1 Korintus 12:12-28;) gereja juga sering dimetaforakan dengan frasa Mempelai Kristus (II Korintus 11:2-3;Efesus 5:22-23).

Paulus menjelaskan bahwa gereja mula – mula mengenai penyembahan, perkataan Allah yang diberitakan kepada umat manusia, Firman dinyatakan kepada manusia, Firman Allah yang dilambangkan, firman Allah yang dinyanyikan. Firman juga dibagi bersama – sama. Gereja dan pelayanan, setiap orang percaya juga dituntut untuk harus melayani pelayanan Tuhan, dengan mengabdi dalam oraganisasi sebuah gereja. tidak boleh menonjolkan setiap karunia, namun harus memahami karunia – karunia Roh dan jabatan dalam gereja merupakan anugerah Allah bagi orang percaya. Gereja juga memiliki sangkut pautnya dengan negara, gereja harus bisa memposisikan kedua hal ini sesuai dengan porsinya masing – masing, tidak bisa dibenturkan atau beretentangan, melainkan ada nilai positif tersendir di dalamnya.

8.      Masyarakat Paulus : Galatia 3:28 dan Tata Dunia

Di dalam ayat ini menjelaskan bahwa tidak ada lagi Yahudi atau bukan Yahudi di dalam Kristus. Adanya kesetaraan kedudukan secara Rohani antara orang – orang Yahudi dan bukan Yahudi di dalam Kristus, terciptanya penghormatan etnis pada orang Yahudi, adanya sebuah kesetaraan memiliki kedudukan kerohaniaan yang setara.

Paulus dengan sangat keras mengatakan bahwa tidak ada lagi hamba atau orang merdeka, tidak ada pria atau wanita, dalam hal ini menjelaskan bahwa kedudukan atau status sosial sama dihadapan Tuhan, semua adalah orang pilihan dan tidak ada yang lebih menonjol. (Galatia 3:28; 1 Korintus 11: 3 – 16 dan 14:33 – 35; Kolose 3:18 – 19 dan Efesus 5:22 – 23; 1 Timotius 2:9-15).

9.      Eskatologi Paulus : Tanda – tanda Zaman dan Permulaan Akhir Zaman

Eskatologi adalah pokok dari pikiran Paulus yang subur, para cendekiawan melanjutkan dalam dua jurusan. Topik mengenai eskatologi Paulus tanda – tanda akhir zaman, mengetahui tanda – tanda tersebut maka akan muncul antara lain; Anti Kristus teks kunci Paulus mengenai Anti-Kristus adalah II Tesalonika 2:3-12, dimana disebut juga sebagai pendurhaka.seorang pribadi yang diambil dari Kitab Daniel 7 dan 11. Juga munculnya sebelum Mesianis, penderitaan Mesias menunjuk kepada waktu kesengsaraan dan kesusahan besar yang akan menimpa umat Allah segera sebelum datangnya Mesias. Teks yang bisa menjadi rujukan (Roma 5:1-11; I Korintus 15; 1 Korintus 4:7 – 5:21; 12:1-10…dll). Muclnya kemurtadan tiga surat Paulus yang membuktikkan kepercayaan itu, (II Tesalonika 2:3-12; I Timotius 4:1-5; II Timotius 3:1-5 dan Galatia 1:6-10).

Kerajaan Mesias dan Kerajaan Allah, Kerajaan Mesias pada saat kebangkitan Kristus mencerminkan aspek yang sudah dari eskatologi Paulus, sedangkan istilah kerajaan dengan lengkap menghadirkan aspek yang belum. Juga dijelaskan bahwa Kebangkitan tubuh oleh Roh, Penghakiman orang benar dan orang fasik, ciptaan baru, Bait Allah yang baru, pengumpulan kembali Israel, kehidupan sesudah mati/hidup yang kekal, Hari Tuhan.

Kesimpulan: Dari Teologis Paulus kita bisa melihat bahwa teologisnya sangat relevan di era zaman masa kini. Banyak penafsir mengakui dan memiliki penilaian teologis yang benar – benar murni diikuti dalam perkembangan zaman. Namun itu semua tergantung pembaca melihat dari sudut pandang penulis yang memiliki latar belakang yang berbeda.

 

Kelebihan:

            Setelah saya membaca dan memahami buku ini secara gambalang mengurutkan secara sisematis bentuk – bentuk teologi atau rumpun teologi dalam surat – suratnya dengan melihat setiap penjelasan Teologi itu dalam kajian biblika atau tulisan dari suratnya Paulus. Saya sebagai mahasiswa Teologi memiliki pemahaman yang baru, sehingga dalam hal ini membantu dalam menemukan Teologi Paulus dalam Surat PB.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kekurangan:

            Ketika saya membaca buku ini, saya harus jujur mengatakan bahwa perlu digali lagi pembahasan yang memuat isu – isu Teologi PB. Karena bagi saya ini hal yang sangat dibutuhkan dalam memahami perkembangan Teologi PB tersebut.

Post a Comment

0 Comments