PERAN GEMBALA DALAM PELAYANAN KAUM MUDA

 

  

BAB 1

PENDAHULUAN

A.    Latar belakang   


          Tugas dan panggilan untuk melayani umat Allah butuh persiapan yang benar-benar siap.  Sebagai pelayan harus menyiapkan segala-galanya untuk melayani dengan tulus dan ikhlas tanpa pamrih bahkan butuh pengorbanan yang luar biasa, dan bukan hanya untuk mendapat pekerjaan, seperti yang telah tertulis di Alkitab : “setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh kebelakang tidak layak untuk kerajaan Allah” (Lukas.9:62)
             Gembala atau pemimpi yang pasif  akan mengakibatkan Pemuda yang ada di Gereja tersebut akan berkurang, kendor  dan tidak bertumbuh dan berbuah, Tetapi Gembala yang  aktif membuat Pemuda akan semakin mengerti dan menjadi aktifis dalam Gereja.  

            Dan pada umumnya pemimpin Pemuda katakanlah pendeta atau gembala  kebanyakan berurusan dengan masalah-masalah kerohanian dalam Pemuda  dan. tugas Gembala  tidak hanya sebatas apa yang disebutkan itu ia mengacu pada semua aspek hidup Pemuda  baik secara jasmani maupun rohani Pemuda. Tugas memberitakan Injil, melayani Pemuda adalah yang  penting dalam  pertumbuhan rohani  Pemuda dan yang terpenting tugas seorang Gembala itu adalah menjaga dan memelihara pertunbuhan Pemuda yang  sudah di titip Tuhan  dengan judul

B. Rumusan Masalah da Tujuan Penulisan

 

1. . Rumusan Masalah

Letak permasalahan dalam tulisan ini adalah  seorang  Gembala yang mengabaikan tugas atau pelayanannya terhadap kaum muda,

Apa dan bagaimanakah tugas Gembala itu ?
Bagaimanakah situasi kaum muda  yang Gembalanya yang  tidak tinggal di setiap rumah Kaum mudanya
 Apakah pendeta yang tidak tinggal di rumah kaum mudanya  dapat mengatur pelayanan terhadap kaum mudanya  dengan baik ?

2.  Tujuan Penulisan

Tujuan yang hendak di capai dalam penulisan ini yaitu membangun jiwa-jiwa kaum muda yang pasif menjadi aktifis dan membangun rohani dan jasmani Pemuda agar mempunyai kemauan dalam Gereja melanyani Tuhan.

BAB 2

PEMBAHASAN

A. DEFENISI GEMBALA

            Dalam kamus besar bahasa Indonesia, istilah “gembala” diartikan sebagai penjaga atau pembimbing jemaat, selain itu juga dapat diartikan penjaga keselamatan orang banyak. Dalam bahasa inggris, kata “IshepherdI” (gembala). Kata Ibrani ialah “ra’ah”, kata ini dibentuk dari kata “memberi makan”. Akibatnaya, gembala dikenal sebagai “orang yang memberi makan”.”Dua fungsi dari pekerjaan gembala yang dijelaskan dalam Alkitab ialah: memlihara dan melindungi kawanan domba gembalanya.

            Gembala didalam Alkitab dalam perjanjian lama dan perjanjian baru mengenai sosok gembala, antara lain:

        Gembala di dalam perjanjian lama adalah mengatakan celakalah  Gembala yang memberi makan dirinya sendiri (Yehezkiel 34:1-3). Pesan dari Yehezkiel 34 merupakan pernyataan utama yang tertulis atau yang menceritakan secara jelas dalam perjanjian lama mengenai pengembalaan. Mereka yang memimpin bangsa Yehuda mempunyai fungsi pengembalaan. Hal ini termasuk para penguasa maupun pemimpin agama; keduanya bertanggung jawab untuk memelihara bangsa. Para gembala bersalah atas satu dosa yang tampak jelas, yaitu memberi makan sendiri bukanya memberi makan dombanya.

        Gembala dalam perjanjian baru adalah  gembala yang sejati (Yohanes 10:1-6).  Gembala yang baik memberi perhatian pada jemaatnya terlebih kaum muda sehingga jemaat maupun kaum muda juga mempunyai kenyakinan teguh kepada gembala tersebut. Pengadaan fasilitas dan aktivitas gerejawi bukanlah aspek-aspek penting dari pelanyanan gereja , melainkan hubungan pribadi yang dekat antara gembala dengan jemaat.

 

 

 

 

Gembala yang digambarkan Alkitab adalah gembala yang proaktif dan berinisiatif. Allah menunjukkan ciri-ciri gembala beberapa bagia dalam Alkitab yang penting.

a. Di Mazmur 23, seorang gembala:

     Membimbing ke air yang tenang dan menyegarkan jiwa.

     Memberi penghiburan di tengah kesukaran.

     Memelihara kehidupan.

     Menyakinkan pernyataan.

     Begitu juga dengan  pertumbuhan kaum muda dalam gereja, gembala yang  membimbing, memelihara,menyakinkan, memberi semanagat bagi kaum mudanya, serta menghibur kaum mudanya.

b. Di Yehezkiel 34:11-16, seorang gembala:

     Membimbing domba-dombanaya ke tempat yang tenang.

     Memberi makan domba-dombanya.

     Mencari doba yang hilang.

     Membawa pulang domba yang sesat.

     Membalut domba yang luka.

     Gembala yang perhatian kepada kaum mudanya tahu terhadap kaum mudanya yang kurang aktif dalam beribadah serta tidak mengambil bagian dalam pelanyanan dan juga tidak mempunyai kerinduan dalam mengambil bagian dalam pelayanan dalam gereja.

c. Di Yohanes 10:7-7. Seorang gembala:

     Memberi perlindungan,

     Rela berkorban bagi domba-dombanya.

     Memperhatikan kesejahteraan kawanan domba.

           Seorang gembala yang baik harus memberikan perhatian yang penuh bagi kaum- mudanya, telebih dalam memperhatikan keaktifan kaum muda dalam pelanyanan dan rela memberikan waktu untuk membimbing kaum muda dalam kesejahteraan dan kekompakan kaum muda sehingga kaum muda dapat bertumbuh dalam kristus dan terhindar atun tidak mempunyai keinginan tentang pergaulan buruk. (http://remaja.sabda.org/mengembangkan-hati-seorang-gembala).

 

 

B. DEFENISI KAUM MUDA

     Pemuda atau remaja, adalah dengan melihat perkembangan tingkah-tingkah laku pemuda atau remaja, perkembangan yang lebih terarah dan yang lebih bermanfaat dapat dipergunakan pada tujuan-tujuan hudupnya kelak nanti, akan tetapi sifat yang penuh ketelitian itu dapat menemukan penghalang yang mengakibatkan adanya tingkah laku, di luar kehormatan atau bersifat buruk dan tidak mendukung pertumbuhan pemuda. Dengan hal ini mengandung pengertian bahwa tingkah lakunya dapat dibina di dalam masyarakat.

Beberapa pembahasan tentang pemuda dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu diantaranya adalah:

     Pemuda atau Remaja sebagai aspek kultural dan individual.

     Konsepsi (pengertian:pendapat atau paham) yang lebih bersifat politis di Indonesia pada         umu8mnya menentukan batas umur pemuda (misalnya dalam organisasi gerakan pemuda)       “antara 15 sampai 35 tahun hingga 40 tahun”. Akan tetapi konsepsi yang serupa ini tidal akan membawa kita lebih maju dalam usaha memahami pemuda dari sudut perkembangannya.   Dalam membahas tentang kedudukan pemuda atau remaja di tengah-tengah masyarakat             jangka panjang seperti sekarang ini, pandangan resmi dari pandangan para ahli psikologi             mengenai sifat golongan pemuda  yaitu 15 samapai 35 tahun.

     Permasalahan pemuda atau remaja:

·         Krisis moral atau lingkungan sosial remaja sangat mempengaruhi pembentukan jiwa,          tujuan, prinsip, dan sebagainya.

·         Krisis iman dan taat kepada Tuhan maha Esa terhadap pemuda.

     Interaksi sosial menjelang deawasa. Persoalan yang penting dalam pertumbuhan seorang         pemuda atau remaja menjelang dewasa adalah:

·         Pemuda secara pribadi dan masalah penyesuaian merupakan penyesuaian yang       disebabkan oleh kenyataan bahwa perubahan syarat-syarat hidup itu selalu meminta       kemampuan dari menjadi satu masalah yang serius bagi manusia yang tengah    perkembangan. Sikap-sikap penyesuaian diri para pemuda selanjutnya berkaitan dengan:

1.      Pemuda atau remaja dengan keluarga.

2.      Pemuda atau remaja dengan sesama pemuda.

3.      Pemuda atau remaja dengan masyarakat.

http://totoalif71.blogspot.com/2015/12/pengertian-kepemudaan.html

 

     Pemuda atau di persimpangan jalan

     Makin hari makin ramai dibicarakan oleh gejala meningkatkan kenakalan atau kejahatan          remaja sehing pemuda sibuk dengan pergaulan mereka yang sudah mereka sukai, lebih tahu         masalah –masalah yang ada di luar yang tidak patut untuk mereka jalani dalam kehidupandan           pertumbuhan mereka akan terganggu.

 

 

PELANYANAN PEMUDA DALAM GEREJA

 

A. Melayani dalam Kegiatan Pelayanan Gereja

Para remaja yang dilatih dapat dilibatkan dalam pelayanan gereja, entah itu dilibatkan sebagai pemain musik, petugas kolekte, operator LCD, singer/Pemimpin Nyanyian Jemaat, dsb.. Selain itu, remaja juga dapat dilibatkan sebagai pemimpin pujian di ibadah sekolah minggu. Remaja juga dapat didorong untuk mengikuti persekutuan dan memimpin persekutuan yang dilakukan di rumah-rumah jemaat. Dengan kemampuan, kreativitas yang tinggi, serta talenta yang terasah, remaja dapat didorong untuk mengembangkan talenta dan karunia rohani yang Tuhan anugerahkan untuk giat melayani Dia.

B. Menjadi Agen Penggerak Tubuh Kristus yang Bertumbuh

Remaja yang telah dibina dengan baik akan menghasilkan remaja dengan iman yang dewasa. Remaja yang dewasa secara rohani bukan saja bisa bertumbuh dan dilibatkan dalam tugas pelayanan gereja, tetapi juga dapat menjadi agen penggerak bagi pertumbuhan iman tubuh Kristus secara keseluruhan. Mereka bisa diberi tempat untuk ikut memberi masukan bagi perkembangan gereja, misalnya ikut diundang dalam rapat-rapat gereja. Ide-ide yang baik dari remaja dapat menjadi bagian dari kemajuan gereja. Perlu diperhatikan bahwa semakin muda usia pembinaan, semakin cepat pula persiapan gereja untuk menghasilkan anggota-anggota jemaat yang didewasakan di dalam Kristus. Gereja harus memberikan waktu, dana, dan perhatian bagi pembinaan iman kaum remaja. Jika gereja tidak memberi tempat bagi remaja untuk bertumbuh dan ikut berperan, tidak heran jika jumlah kaum remaja dalam gereja akan makin menurun.

C. Menjadi Penerus Masa Depan Gereja

Masa remaja dikatakan sebagai masa-masa emas dan akan diisi dengan berbagai kegiatan untuk menyongsong masa depan. Jika gereja tidak memenangkan mereka pada masa-masa emas ini, gereja akan kehilangan kesempatan untuk membina remaja menjadi pemimpin gereja masa depan. Walaupun tidak semua remaja akan menjadi pemimpin, jika mereka dibina dengan baik, mereka dapat menjadi remaja-remaja berpotensi yang dapat memberi pengaruh kepada gereja, terutama menjadi teladan bagi remaja-remaja lain dan yang lebih muda. Mereka akan menjadi anggota gereja yang baik dan berperan di masyarakat sebagai saksi-saksi Kristus. Jika regenerasi kepemimpinan gereja berjalan dengan baik, pada masa-masa ini, kualitas kepemimpinan remaja sudah dapat dilihat melalui keterlibatan mereka memimpin komisi remaja dan pemuda gereja. Gereja bisa menempa mereka dengan memberi kepercayaan mengelola pelayanan sekolah minggu dan kegiatan gereja lainnya yang melibatkan remaja. Melalui pembinaan iman remaja yang baik, gereja telah menyiapkan masa depannya yang cerah.

D. Menjadi Saksi Kristus

Remaja yang dibina dengan baik dapat diutus untuk menjadi saksi Kristus di mana pun ia ditempatkan, baik di dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Gereja perlu membina mereka untuk menjadi remaja-remaja Kristen yang takut akan Tuhan sehingga dapat menyatakan Injil kepada semua orang, terutama teman-teman di dalam komunitasnya. Seperti yang kita ketahui bersama, dunia remaja saat ini semakin jauh dari Kristus. Jika tidak bergerak dengan cepat, banyak remaja gereja yang akan ikut terlindas di dalamnya. Namun, jika remaja dimenangkan pada usia-usia ini, mereka dapat menjadi saksi Kristus yang sangat efektif untuk membawa remaja lain dimenangkan bagi Kristus. Remaja memiliki semangat yang tinggi dan memiliki kesempatan yang besar untuk bertemu dengan remaja-remaja lain, terlebih lagi dengan kemajuan teknologi yang memungkinkan mereka terkoneksi lebih cepat dan mudah dengan banyak orang. Karena itu, bagian yang harus diperhatikan oleh gereja adalah bagaimana memperlengkapi remaja dan menolong mereka yang sudah percaya untuk terlibat menjadi saksi-saksiNya di tengah dunia yang gelap ini.

 

 

Remaja dan Masa Depan Gereja

Sudah dijelaskan di atas bahwa remaja yang dibina imannya dengan baik akan menjadi fondasi masa depan gereja. Namun, tidak dapat disangkal untuk menciptakan remaja yang kuat, ada tantangan yang harus dihadapi. Tantangan tersebut meliputi tantangan dari luar dan tantangan dari dalam. Di bawah ini akan diuraikan dengan singkat kedua tantangan tersebut.

A. Tantangan dari Luar

·         Teknologi

Di tengah perkembangan zaman, permasalahan dan tantangan bagi remaja semakin berat dan kompleks. Di mana-mana remaja mengalami ancaman dan tidak sedikit dari mereka mulai tergerus, terjerumus untuk jauh dari Tuhan, dan terlibat dengan hal-hal yang tidak baik. Tantangan ini di antaranya adalah dari sisi teknologi dan globalisasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa remaja terkena imbas teknologi yang semakin canggih. Di satu sisi, teknologi memang bermanfaat dan memberi dampak yang positif, tetapi di sisi yang lain, teknologi perlu diwaspadai dan sangat berbahaya. Pertanyaannya, mau dibawa ke mana remaja pada era "Digital Native" (internet, gadget, cyber) saat ini? Mereka adalah remaja-remaja yang memiliki cara berpikir yang berbeda, cara berkomunikasi yang berbeda, dan cara berkomunitas yang berbeda. Untuk itu, gereja harus dapat meramu dan menemukan cara-cara pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan remaja pada era teknologi ini. Gereja harus dapat membuka diri terhadap teknologi dan memakai teknologi sebagai media baru untuk memberitakan dan mempelajari firman Tuhan. Sebagai contoh, melakukan renungan (pagi/malam) dan PA bersama jemaat melalui facebook grup pada tengah minggu, terutama untuk jemaat dengan lokasi rumah yang jauh dari gereja.

·         Lingkungan

Selain itu, lingkungan sosial ternyata juga memegang peranan besar dalam membentuk karakter dan pola hidup remaja karena memengaruhi nilai dasar pola pikir dan corak kepribadian remaja. Dalam 1 Korintus 15:33 dituliskan, ".... Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." Oleh sebab itu, gereja harus memberikan fondasi yang kuat agar remaja gereja tidak mudah terpengaruh mengikuti hal-hal negatif yang ditawarkan oleh dunia. Sebaliknya, di lingkungan gereja yang nyaman, remaja dapat memiliki komunitas remaja yang berani tampil beda dengan menunjukkan moral, sikap, dan relasi sosial yang mencerminkan nilai-nilai kebenaran firman Tuhan.

B. Tantangan dari Dalam

Tantangan dari dalam sering kali justru muncul dari dalam gereja sendiri. Ada dua hal yang sering menjadi penghalang bagi pembinaan iman remaja di gereja.

·         Gereja tidak lagi menjunjung tinggi otoritas Alkitab.

Ketika jemaat mula-mula terbentuk, gereja merupakan pusat pengajaran dan pengenalan akan firman Tuhan bagi jemaatnya. Namun, fungsi gereja ini perlahan-lahan bergeser karena gereja sering kali tidak menjunjung tinggi otoritas Alkitab. Hal ini bisa terlihat dari program-program gereja yang lebih banyak berisi kegiatan sosial dan khotbah-khotbahnya yang menggunakan ayat-ayat Alkitab hanya sebagai pelengkap khotbah "motivasi" yang menyenangkan telinga jemaat. Karena itu, jemaat juga tidak terdorong untuk bertumbuh karena pengajaran gereja yang tidak berbobot dan tidak bergizi.

Bahkan ada gereja-gereja yang tidak lagi melakukan program pemuridan. Tugas pemuridan merupakan tugas penting gereja untuk menjadikan remaja menjadi murid-murid kebenaran. Gereja perlu mengajar remaja untuk memiliki hidup dalam firman Tuhan dan meneladani Kristus. Banyak gereja yang akhirnya kehilangan generasi mudanya karena Kristus tidak lagi ditinggikan. Iman mereka menjadi rapuh dan tidak bertumbuh. Untuk itu, gereja harus kembali kepada firman Tuhan dan menyusun seluruh kurikulum pembinaan iman remaja secara alkitabiah.

·         Gereja tidak tanggap terhadap kemajuan teknologi.

Di tengah kemajuan teknologi, gereja ternyata lebih senang tertinggal di belakang. Gereja sering merasa tidak perlu mengadopsi teknologi bagi kemajuan pelayanan Tuhan. Pandangan tersebut membuat gereja menutup diri terhadap kemajuan teknologi. Karena itu, gereja cenderung menjadi tempat yang tidak menarik bagi remaja yang hidup dekat sekali dengan teknologi.

Teknologi adalah alat dan jika dipakai oleh orang Kristen yang mencintai Tuhan akan berguna untuk membantu dan memajukan pelayanan. Misalnya, sejauh ini gereja hanya sebatas menggunakan alat LCD untuk menampilkan teks lagu pujian. Padahal, masih banyak kegunaan lainnya, misalnya untuk menampilkan materi khotbah, materi pembinaan/pemuridan, video seminar, animasi, klip, dll. sehingga jemaat dapat belajar lebih mudah karena materi yang dilihat akan lebih lama diingat. Contoh lain adalah pemakaian handphone (HP). Saat ini, ada banyak fasilitas dalam HP yang bisa menampilkan materi-materi berupa buku, artikel, dll. yang berguna untuk pertumbuhan iman jemaat. Laptop juga sangat berguna untuk dipakai menjalankan program/software Alkitab sehingga memudahkan penyelidikan Alkitab, termasuk untuk membandingkan berbagai versi Alkitab dan untuk melihat Alkitab dalam bahasa Ibrani dan Yunaninya, dan masih banyak fungsi lain yang sangat berguna.

Saat ini, remaja adalah generasi yang sangat melek dengan teknologi. Karena itu, memakai teknologi untuk melayani Tuhan adalah salah satu cara yang sangat cocok untuk melibatkan remaja dalam pelayanan gereja. Gereja bisa membuka kesempatan bagi komisi remaja untuk menggunakan berbagai produk teknologi dalam pembinaan iman remaja, misalnya menggunakan facebook untuk PA, program membaca Alkitab dengan menggunakan Alkitab audio, LCD untuk menampilkan animasi, klip, atau video ilustrasi, dan sebagainya. Dengan didampingi oleh pembina remaja yang baik, kaum remaja akan dapat menjadi agen perubahan di gereja untuk memberitakan dan menyebarkan Kabar Baik Yesus Kristus ke masyarakat luas.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Post a Comment

0 Comments