SIGNIFIKANSI TEOLOGI PL DALAM STUDI TEOLOGI
Studi Teologi Perjanjian Lama memiliki
kepentingan dalam menyatakan karya Allah dimasa lampau, untuk dipelajari, di
dalami, sehingga mampu memberikan pemahaman, pengalaman yang benar tentang
esensial dari Teologi PL. Perlu diketahui bahwa Perjanjian Lama merupakan
sekumpulan tulisan yang memiliki usia yang sangat tua atau kuno. Namun ada
beberapa isu yang bisa dipertimbangkan untuk mempelajari Teologi Perjanjian
Lama, yakni; bagaimana mungkin orang – orang pada zaman modern ini
merelevansikan Teologi PL dalam kehidupan masa kini. Sehingga bisa saja
dipertanyakan apakah Perjanjian Lama itu masih perlu dipelajari pada zaman Now
ini?. Bagaiaman dengan Teologi Perjanjian Lama ini masih perlu, ataukah sudah
using? Apakah tidak ada tulisan baru yang lebih penting untuk di baca, dipahami
dan dihayati pada sekarang ini. 1
Dalam sebuh video Youtube perspektif JT
pernikahan dengan judul video “Ini Syarat Berpoligami Dalam Alkitab” oleh DR. Jarot Wijanarko. Mengatakan bahwa Tidak ada ayat secara gablang mengatakan bahwa ketika
para tokoh melakukan poligami Allah tidak marah, dengan mengatakan bahwa jangan
lakukan itu. Ia juga mengatakan bahwa ketika seseorang salah satu jemaat
mengatakan kepadanya bahwa saya tidak melakukan perceraian namun saya pengen
memiliki atau menambah satu istri.
Dengan pernyataan ini mengatakan bahwa tidak setuju
dengan poligami, namun bukan berarti menikah lagi ia memberikan argument
bahwa tidak ada larangan untuk menikah lagi. Namun ia menantang bahwa tunjukkan
kepada saya setiap yang melakukan poligami hidup bahagia dan tidak mendatangkan
problema dalam perkawinan. 2
Menurut beberapa video dan data yang
diperoleh, kebiasaan kehidupan orang Timur Tengah sering melakukan poligami,
akhirnya muncullah peraturan mengenai berpoligami. Walaupun dalam Alkitab
secara gambalang menentang tentang poligami namun, ada aturan tentang poligami
dalam Keluaran 21:10 dijelaskan bahwa adanya hak perempuan yang dipoligami.
Ulangan 21: 15 – 17, hal ini menjelaskan sama persis dengan pernikahan Yakub
dengan mnikahi dua perempuan. Ada statement yang penting “Tuhan tidak
menghendaki poligami, namun ketika
![]() |
1
David L. Baker, Mari Mengenal Perjanjian Lama, Jakarta: Gunung Mulia, 2008
2 https://www.youtube.com/watch?v=e3Ej9ezyhd0, Ini syarat
berpoligami dalam Alkitab, Oleh Dr. Jarot Wijanarko.
bangsa Israel melakukan poligami, maka Allah memberikan
aturan agar tidak terjadi masalah hal
– hal yang menentang hak dan kewajiban”. Menurut Suparman Partedjo
mengatakan bahwa ketika seseorang melakukan Poligami maka yang terjadi
adalah kekacauan dan adanya kecemburuan bagi para istri yang dipoligami. 3Perkawinan ganda
dianggap sebagai alternative yang realistis dalam kasus kelaparan, janda, atau
kemandulan seorang perempuan. 4 Akhir – akhir ini juga terjadi Dari
hal inilah penulis, memiliki kerinduan untuk menjabarkan bagiaman isu Teologis
dalam PL mengenai poligami dan menggali pentingnya Teologi PL dalam hal
menjelakan tentang Poligami yang tercatat dalam PL.
Definisi Poligami
Poligami adalah system perkawinan
dimana suami boleh memiliki beberapa istri dalam waktu yang bersamaan. Kata
poligami ini sendiri secara etimologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “polus” yang berarti banyak dan “gamos” yang berarti perkawinan. Kalau
digabungkan, maka poligami akan berarti suatu perkawinan yang banyak atau lebih
dari seorang. Dalam Antropologi social, poligami merupakan praktek pernikahan
kepada lebih dari satu suami. Poligami sudah dipraktikan oleh banyak budaya
sepanjangan sejarah,5 Para ahli juga tidak mempercayai bahwa
poligami pada umumnya dipraktekkan di era Alkitabiah karena poligami
membutuhkan banyak kekayaan. Seperti Michael Coogan, sebaliknya menyatakan
bahwa “Poligami terus dipraktikkan dengan baik hingga periode alkitabiah, dan
itu dibuktikkan di antara orang –
orang Yahudi hingga pada abad ke 2 M. 6 Meskipun Perjanjian Lama
menggambarkan banyak contoh poligami di antara para penyembah Tuhan, sebagian
besar kelompok Kristiani menolak secara historis poligami dan menjunjung tinggi
monogamy sebagai normative.
Allah menetapkan
Monogami
Dalam Kejadian 2:23 – 24 “lalu
berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai
perempuan, sebab ia diambil dari laki – laki. Sebab itu
seorang laki – laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan
istrinya, sehingga
![]() |
3 https://www.youtube.com/watch?v=kTaudvbTXQQ&t=1, Teologi PL,
Poligami Dalam Kekristenan, di upoad 24 Februari 2021.
5 Zeitzen, Miriam Koktvedgaard (2008). Poligami: analisis lintas
budaya . Berg. ISBN 978-1-84520-220-0.
6 Coogan, Michael (Oktober 2010). God
and Sex: What the Bible Really Says (edisi ke-1st). New York, Boston: Dua
belas. Grup Buku Hachette. p. 78 .
ISBN 978-0-446-54525-9
keduannya menjadi satu daging. Frase “dan bersatu dengan
istrinya, sehingga keduannya menjadi
satu daging.” Kata “istrinya” ini dalam bentuk tunggal, sehingga menegaskan
bahwa hanya satu istri. Kata “bersatu” artinya menempel kepada, melekat kepada,
bergabung dengan. Satu penyatuan yang unik dari dua orang menjadi satu kesatuan.
Konsep perinikahan dalam Perjanjian
Lama, perkawinan dalam PL bertujuan untuk menikmati kebahagian tertinggi. 7
Konsep yang dijelaskan dalam Kejadian 2:23b, bahwa orang Ibrani mengemukakan
hubungan yang sangat intim bukan dengan mempergunakan istilah “hubungan darah” tetapi “hubungan tulang dan
daging”. Ini menjelaskan, memperlihatkan bahwa hubungan yang benar di
antara laki – laki dan perempuan. Juga merupakan ekspresi suatu kepuasan yang memuncak tentang
sebuah perkawinan. Hubungan
antara laki – laki dan perempuan
adalah hubungan yang sangat intim dan saling memiliki, yang paling intim adalah
terletak pada frasa “Keduanya menjadi satu”. Hubungan ini bukan hanya dalam
fisik, tetapi psikologis dan ekonomis, dalam cinta kasih dan juga dalam
kesulitan. Kebahagian sebuah pernikahan dapat direalisasikan hanya bila
hubungan intim tersebut tidak dirusakkan, diceraikan dan bila dalam hubunga
terebut hanya ada dua oknum yaitu satu laki – laki dan satu perempuan.
Perkembangan keluarga
Setelah manusia jatuh ke dalam dosa,
konsep keluarga yang sudah ditetapkan Allah mulai berubah. Dimana orang tidak
lagi monogamy tapi sudah melakukan poligami. Dan dalam perkembangannya poligami
menjadi ssesuatu yang biasa. Khususnya para raja, pembesar,
orang – orang kaya kebanyakan melakukan
poligami. Poligami juga dilakukan oleh para pemimpin dan rakyat bangsa Israel.
Perjanjian Lama sangat jelas menekankan bahwa orang pertama yang memiliki dua istri yang dicatat dalam Alkitab adalah Lamekh, keturunan Kain. Dalam hal itu, Kain sudah terkutuk di hadapan Tuhan karena membunuh adiknya Habel (Kejadian 4:11). Namun Lamekh malah jauh lebih jaha dari leluhurnya, Kain. Kejahatan Lamekh terbutkti dari beberapa hal. Pertama, Lamekh membunuh orang hanya karena soal sepele. Ia telah membunuh seorang muda karena orang itu menampar dan melukai Lamekh. Kedua, Lamekh menciptakan hokum sendiri dan menyingkirkan hokum Allah. Lamekh mengatakan bahwa kalau Kain dibalaskan tujuh kali lipat, Lamekh tujuh puluh kali lipat. Ketiga, Lamekh menikahi dua isri sekaligus atau berpoligami. Dalam hal itu, yang akan disoroti adalah masalah poligami. 8
![]() |
8 Samin H. Sitohang, S.H., M. Div., M.Th, Kasus – kasus dalam Perjanjian Lama, Bandung: Yayasan Kalam Hidup
Prinsip
Pernikahan dalam PL
Dalam Perjanjian Lama, Perkawinan
dimengerti sebagai suatu hubungan normal yang ditetapkan oleh Allah. Menurut
sumber Priester, salah
satu tujuan penciptaan dalam Kejadian 1:26
–
28, sepenuhnya direalisasikan dalam
persatuan suami dan istri di dalam sebuah pernikahan. Pernikahan selalu
dianggap sebagai keadaan yang normal. 9
Dasar perkawinan menurut Alkitab,
Kejadian 2:18, mengatakan bahwa Allah menjadikan Hawa sebagai penolong bagai
Adam. Dalam septuaginta “Penolong” adalah parakletos. Dengan demikian, seorang
istri merupakan parakletos bagi suaminya, baik dalam hal biologis, maupun dalam
rohani. Tuhan memberikan seorang penolong bagi Adam demi mencapai tujuan dari
penciptaan. Frase “Tidak baik kalau seorang diri saja” ini sebuah penegasan
bahwa manusia itu kalau hanya sendiri saja itu tidak bisa melakukan apa yang
sudah direcanakan Tuhan bagi ciptaan
itu sendiri makanya harus ada seorang penolong.
Dan dalam Kejadian
21 – 22, frasa yang sepadan
dalam teks ini merupakan “orang yang memiliki hakekat yang sama seperti adam”.
Allah membentuk Hawa (dibangunnya) dari tulang rusuk Adam. Ayat ini memperkuat
keunikan hubungan antara laki – laki dan perempuan. Hal ini merupakan ungkapan
Ibrani untuk kedekatan dan keintiman. Menarik sekali dalam bukunya, Pengantar Perjanjian Lama, halaman 555 –
556, R. K. Harrison menyatakan bahwa kata Ibrani bagi “tulang rusuk” di sini
berarti suatu aspek kepribadian. Frasa “Lalu dibawaNya manusia itu”. Para
rabi mengatakan bahwa Allah bertindak sebagai pengiring pengantin laki – laki. Lalu
Allah membawa Hawa kepada Hawa untuk menjadi penolong yang sepadan, ini
mengindikasikan bahwa
·
Allah yang berinisiatif untuk
membentuk Hawa (Orang yang sepadan)
·
Allah yang berinisiatif membawa
yang sepadan kepada Adam
·
Allah menciptakan dari yang sudah
ada (yaitu yang ada dalam diri Adam itu sendiri).
Ayat 23 – 24, Ayat ini merupakan respon dari Adam. Lalu
pertanyaannya mengapa Adam bisa tahu bahwa Hawa yang sudah dibentuk itu berasal
dari tulangnya dan digingnya. Ini hal yang menarik untuk dijawab. Dari beberapa literature, memang penulis tidak menemukan jawaban
yang gambalang menjelaskan hal tersebut. Namun, penulis mengasumsikan
bahwa Adam tahu semuanya itu atas pemberitahuan dari pada Tuhan. Frasa “Perempuan ...Laki – laki”. Ayat
ini merupakan puisi, secara hrurufiah kata ini adalah Ishah, suatu permainan
bunyi yang nyata “khususnya namanya Ishah). Adam juga menamai (atau setidaknya
menjelaskan keserupaan Hawa dengan dirinya) Hawa. Etimologinya tidaklah pasti.
Biasanya Adam munjuk pada umat
manusia dan Ish, kepada suatu pribadi
tertentu.
Prinsip yang sudah ditetapkan Tuhan
dalam sebuah pernikahan sangat jelas pada Kejadian
2: 24 yakni memiliki sifat pertama,“Monogami”.
Frasa “ Meninggalkan ayahnya dan
ibunya” kata kerja ini adalah sebuah Qal Imperfect, Kemungkinan
digunakan dalam suatu pengertian Jussive, arti penting dari suatu keluarga.
Musa sedang mencerminkan pada zamannya sendiri dan arti penting dari suatu
keadaan kehidupan di dalam suatu kelurag dalam arti luasnya. Perkawinan itu
sangat penting leibih terutama dari mertua. Selanjutnya Dijelaskan bahwa “Sebab itu seorang laki – laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga
keduanya menjadi satu
daging.” Frase “bersatu dengan istrinya”. Kata isteri yang digunakan disana
berbentuk tunggal. Bukan isteri
– isterinya. Ini menegaskan bahwa pernikahan itu bersifat monogamy. Frase “ Keduanya menajadi satu daging”. Ini menegasakan bahwa
dalam pernikahan hanya satu suami dan satu istri. Keduanya menjadi satu daging.
Pernikahan itu bersifat, Kudus dalam Kejadian 2:24. “Menjadi satu daging” ayat ini memmiliki makna keintimin sekaligus karena ini atas rancangan Tuhan bagi manusia seebagai ciptaan.
![]() |
9 Yohanes Krismantyo Susanta, “Barrenness”, Jalan
Penggenapa Janji Allah Bagi Keluarga Allah,” Jurnal Jaffry 15,
tersirat bahwa lembaga pernikahan itu ditetapkan oleh Allah sendiri.
Allah yang menyatukan kedua pribadi menjadi
satu daging. Ayat ini dijelaskan dan sekaligus diteguhkan oleh buku tafsiran PL menjelaskan bahwa” mereka
menjadi satu daging dalam arti yang baru, karena Allah mempersatukan mereka
dalam perkawinan10.Hal ini dengan jelas menegaskan bahwa pernikahan
itu kudus. Oleh karena itu tidak boleh adanya perzinahan dalam keluarga. Dalam
Ulangan 22:22 dijelaskan “apabila seseorang kedapatan tidur dengan seorang
perempuan yang bersuami, maka haruslah keduanya dibunuh
mati: laki – laki yang telah tidur dengan perempuan itu dan perempuan itu juga.
Pernikahan berlaku untuk selamanya, dari
ayat 24 tadi bahwa Allah
yang berinisiatif penuh dalam lembaga pernikahan, maka apa
yang sudah dipersatukan oleh Allah maka tidak boleh diceraikan oleh manusia. 11
Prinsip Pernikahan Dalam Kitab Sejarah adalah
monogamy kasus yang telah boleh dilihat adalah terjadinya perkawinan poligami
dan perceraian biasanya berupa kasus semata dan tidak pernah permanen.
Perkawinan poligami ini berlaku dalam kondisi khusus, yaitu apabila terjadi
kemandulan dan keinginan untuk memiliki banyak anak (Hak. 8:30:1 Samuel 1:2; ;
25:39 – 40; 2 Samuel 3:1 – 5. Juga dejelaskan bahwa poligami terjadi dalam
aspek kepimimpinan seorang raja akan hubungan diplomatic, cinta dan hawa nafsu
(1 Raja 3:1; 11:3; 2 Sam 11:6. Posisi sosial dan status ekonomi yang tinggi 2
Samuel 3:1 – 5:2; Samuel 11:6.
Poligami sebagai sikap toleran dalam
pernikahan, kalau ditelusuri undang – undang kasuitik, memberikan aturan yang
toleran terhadap poligami dan perceraian sehingga megahasilkan konsep yang toleran
tentang perkawinan (Keluaran 21:7 – 11; Ulangan 21:10 – 17; 24:1 – 4). Kasus –
kasus yang terjadi akibat perbudakan, peperangan dan upaya perlindungan
terhadap hak – hak perempuan. 12Dalam budaya Patriakh bila terjadi
perceraian maka dibutuhkan aturan yang melindungi perempuan yang diceraikan atau yang membatasi kesewenang – wenangan laki – laki dalam perceraian
Ulangan 24:1 – 4.
Poligami
Bukan Kehendak Allah
Manusia semua berdosa, mengalami
kekurangan dalam hal mengasihi, atau mengasihi dengan tidak tepat sasaran dari
kasih Allah. Adanya keinginan untuk mengisi kekosongan kasih Allah itu. Salah
satunya menikah dengan secara poligami. Mungkin ada banyak alasan mengapa
seseorang mau melakukan poligami. Misalnya, sudah mulai bosan dengan suami atau
istrinya karena tubuhnya tidak menggairahkan lagi, atau bahkan dengan dalih
demi menciptakan keadilan
![]() |
10
Yayasan komunikasi Bina Kasih/OMF, Tafsiran Alkitab Masa Kini I, Jakarta:2005,
cetakan ke 10, halaman, 85.
11 https://www.youtube.com/watch?v=p2OYXJ8utpY, Teologi PL “Konsep
Pernikahan”, Oleh Suparman Partoredjo, di Upload pada tanggal 1 April 2021.
12
Poligami Kristen, menurut Pdt. Gernaida Pakpahan
bagi para perempuan yang sudah tidak kebagian
suami lagi. Karena
survei pada umumnya
jumlah perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki – laki. Ada juga
karena keinginan yang tidak pernah puas, memiliki banyak kekayaan jadi
menghidupi dua istri pun hal yang mudah bagi seorang laki - laki tersebut.
Bukankah bisa timbul pernyataan begini “Bukankah lebih baik aku kawin lagi dari
pada berzinah atau pergi melacur? Berzinah dan melacur merupakan sumber
malapetaka bagi keluarga. Apabila seseorang mengatakan iya pada hal ini maka
bukanlah sebuah solusi yang baik dari setiap alasan untuk melakukan poligami,
melainkan ada problem dalam dirinya, mengalami kekosongan atau kehilangan dari
kasih Allah dalam dirinya.
Alkitab sangat jelas mencatat bahwa
pernikahan secara poligami mulai terjadi sejak kejatuhan manusia ke dalam dosa.
Kekosongan hati Lamekh akan kasih Allah dilampiaskan dengan menikahi dua
perempuan sekaligus. Walaupun Lamekh telah berusaha mengisi kekosongan kasih
Allah dengan melakukan poligami hatinya yang jahat semakin jahat, tindakannya membunuh
orang dengan alasan
sederhana dan perlawanannya terhadap Allah dengan hatinya yang jahat menciptakan
hokum sendiri justru terjadi setelah melakukan
poligami.
Selanjutnya Alkitab menunjukkan dalam perjalanan hidup manusia semakin lama semakin bejat, poligami itu semakin merambat. Bahkan tokoh – tokoh yang sangat terkenal pun dalam Perjanjian Lama melakukan hal yang sama. Ada Abraham, Yakub, Daud, Salomo. Memang secara literal Tuhan tidak spontan menegur atau menghakimi dengan terang – terangan mencela perkawinan poligami dari para HambaNya itu. Namun, bisa dilihat dari kehidupan rumah tangga atas ketidaksetujuan Allah dengan melakukan konsep itu, dari para tokoh tersebut tidak ada satu pun rumah tangga yang terbina secara baik menurut firman Tuhan. Seperti contoh, akibat perkawinan Abraham dengan Hagar, Hagar dan Ismael anaknya harus terusir dari keluarga Abraham. Istri pertama Yakub, Lea bermusuhan dengan adek kandungnya Rahel yang adalah istri kedua Yakub. Bahkan lebih parahnya lagi sampai kepada anak – anak mereka, permusuhan itu terus berlangsung. Begitu juga dengan Daud ia mengalami musibah karena kekacauan dalam keluarganya. Amnon anak Daud, memerkosa Tamar, putri Daud dan istri yang lain sehingga Absalom kakak Tamar, membalas dendam dengan membunuh Amnon. Diteruskan lagi dengan kehidupan Salomo anaknya Daud malah mengalami kekacauan yang lebih parah, Ia sampai menyembah berhala dewa – dewa para istrinya yang 700 orang gundiknya yang 300 orang itu. 13
13 Samin H.Sitohang, S.H.,M.Div., M.Th, Kasus – kasus
dalam Perjanjian Lama, Bandung:Yayasan Kalam Hidup, halaman 19 – 23
Bab III
Penutup
Dalam Teologi Perjanjian Lama, dengan
sangat jelas bahwa konsep perkawinan yang ditetapkan Allah sebagai Monogami.
Namun oleh keinginan manusia yang tidak selalu puas dengan apa yang
dianugerahkan Tuhan maka hal itu memicu adanya keinginan untuk melakukan
poligami. Memang teks PL mennjelaskan dengan gambalang tentang
kisah hidup para tokoh yang melakukan Poligami, namun bukan berarti itu standar kebenaran bagi konsep pernikahan. Konsep pernikahan yang benar tercantum dalam Penciptaan awal
manusia, Allah sudah merancang dan mendesain konsep itu sedemikian rupa, dengan
konsep monogamy. Menyikapi isu yang terjadi dalam PL itu hanya dengan melihat
konsep teologis yang Tuhan tetapkan sebelum manusia jatuh ke dalam dosa.
Penyebab terjadinya Poligami bukanlah tindakan Allah, melainkan keinginan hati
manusia yang cenderung berbuat menyimpang, jahat dihadapan Tuhan.
Tindakan Allah yang boleh dinyatakan
dalam Teologi PL, Allah tidak langsung menghukum dengan memurkai orang – orang
yang melakukan poligami, namun dibalik isu tersebut adanya konsekuensi yaitu;
Terjadi kekacauan dalam kehidupan nikah rumah tangga, munculnya rasa kecemburuan, dan ada banyak
masalah yang tidak
diinginkan terjadi dalam
rumah tangga, Allah tidak
merencanakan Poligami untuk terjadi ditengah
– tengah umatNya,
namun bagi setiap yang
melakukan poligami, Tuhan memberikan norma atau aturan kepada setiap pelakunya.
0 Comments