BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Gereja pada umumnya
memiliki arti bahwa tempat perkumpulan orang-orang yang telah dipanggil Allah
keluar dari kegelapan menuju terangNya yang ajaib, yang memiliki pengharapan
dan hidup kekal di dalamNya. Di dalam gereja ini ada tiga komponen dasar yang
perlu ada didalamnya, bahwa dipanggil oleh Tuhan, terdiri dari perkumpulan
orang percaya, dan yang terakhir merupakan hasil transformasi dari satu
kualitas atau kondisi dari gelap kepada terang, atau dari dosa kepada
kebenaran. Gereja memiliki sejarah dalam perkembangan dan pertumbuhan setiap
tubuh gereja dan jemaat dalam gereja tersebut. Sejarah ini mengingatkan banyak
hal yang perlu diperhatikan dan tidak boleh dilupakan begitu saja. Gereja harus
dipahami bahwa memiliki tugas untuk memberitakan keselamatan umat manusia,
dengan bertujuan untuk menyatakan Kerajaan Allah dalam dunia. Di dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawab dalam menyatakan kerjaan Allah kepada
manusia dilakukan oleh Yesus dan telah diamanatkan kepada setiap orang percaya tersebut
untuk meneruskan dan bersaksi bahwa hanya Yesus Kristuslah Tuhan dan
Juruselamat satu-satunya. Dalam hal ini kebanyakan orang memiliki pandangan
bahwa hal itu merupakan usaha untuk menambah jiwa orang yang diselamatkan.
Pada awal mula sejarah
kekristenan di masayarakat Nias dirintis oleh dua orang Misionaris Katolik Pere
Wallon dan Pere Barart dari badan zending Mission Etrangers de Paris, Tahun
1822 sampai 1823. Keduanya belum
berhasil membaptis orang Nias karena keduanya meninggal dunia terkena
penyakit malaria. Oleh karena itu sejarah ini sangat penting untuk melihat
bagaimana karya Tuhan bekerja dalam kehidupan masyarakat Nias dan juga bagi
Penginjil yang masuk di Pulau Nias.
Untuk itu pada
penulisan makalah ini akan diuaraikan pembahasan tentang sejarah dan
perkembangan pertumbuhan jemaat GPT Kristus Umbu Humene-Nias. Dengan bertujuan
untuk melihat bagaimana Karya Anugerah Tuhan&Kasih Karunia Tuhan bekerja
dalam jemaat GPT Kristus Umbu.
B.
Rumusan Masalah
1.
Sejarah masuknya
Injil di kalangan masyarakat Nias?
2.
Sejarah berdiri
dan proses pertumbuhan jemaat GPT
Kristus Umbu?
3.
Bagaimana tata
cara Ibadah dalam Gereja GPT Kristus ?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui
sejarah masuknya Injil di Pulau Nias
2.
Mengetahui
proses pertumbuhan jemaat GPT Kristus Umbu
3.
Mengetahui tata
Ibadah dalam Gereja GPT Kristus Umbu
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pengertian Sejarah
Sejarah memiliki arti
menurut KBBI dan Para Ahli:
Menurut
KBBI adalah:
Ø Asal-usul (keturunan) silsilah
Ø Kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada
masa lampau (riwayat)
Ø Pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan
kejadian yang benar-benar terjadi dalam masa lampau (ilmu sejarah)
Menurut Para Ahli:
Ø Menurut Widya
Suatu studi yang telah
dialami manusia diwaktu lampau dan telah meninggalkan jejak diwaktu sekarang,
di mana tekanan perhatian diletakkan, terutama dalam pada aspek peristiwa
sendiri. Hal ini terutama pada hal yang bersifat khusus dan segi-segi urutan
perkembangannya yang disusun dalam cerita sejarah.
Ø Menurut Sartono Kartodirdjo adalah gambaran tentang
masa lalu manusia dan sekitarnya sebagai makhluk sosial yang disusun secara
ilmiah dan lengkap. Meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan
penjelasan yang memberikan pengertian pemahaman tentang hal yang sudah berlalu.
Ø Menurut Kuntowijoyo
Hal-hal yang menyuguhkan fakta secara diakronis,
ideografis, unik, dan empiris.
·
Sejarah bersifat
diakronis kerena berhubungan dengan waktu.
·
Sejarah bersifat
ideografis karena sejarah menggambarkan dan menceritakan sesuatu hal yang
penting.
·
Sejarah bersifat
unik karena berisi hasil penelitian tentang hal unik
·
Sejarah bersifat
empiris artinya sejarah bersandar pada pengalaman manusia yang sungguh-sungguh.
Kesimpulan dari pandangan diatas:
·
Sejarah
merupakan hal yang mengingatkan hal yang sangat unik.
·
Sejarah
meninggalkan jejak untuk dipelajari.
·
Memiliki hal-hal
yang sangat penting
·
Kejadian atau
peristiwa yang lampau dan memiliki makna yang sangat dalam
·
Memiliki usaha
dan peran manusia di dalamnya
B.
Pengertian Perkembangan
Ø Perkembangan menunjuk pada suatu proses kearah yang
lebih sempurna dan tidak dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada
perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali. Perkembangan
juga diartikan sebagai proses yang kekal dan tetap yang menuju kearah suatu
organisasi pada tingkat integrase yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan,
pematangan dan belajar (Monks dalam Desmita: 2010).
Ø Perkembangan (development) adalah suatu perubahan
yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dan lahir sampai mati,
serta perubahan dalam bentuk dan dalam integrase dari bagian jasmani ke dalam
bagian-bagian fungsional (Caplin, 2009 dalam Desmita, 2010).
Ø Perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami
individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya
(maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan,
baik menyangkut fisik maupun psikis (Yusuf: 2005).
Kesimpulan dari pengertian di atas:
·
Proses yang
menuju kearah yang sempurna dan tidak kembali lagi.
·
Proses menuju
tingkatan yang lebih tinggi, atau mengalami progresif
·
Memiliki
perubahan yang berkesinambungan dalam progres setiap individu.
C.
Pengertian Pertumbuhan
Ø Menurut Soetjiningsih (2012), pertumbuhan (growth)
berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat
sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram,
kilogram) ukuran Panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolic
(retensi kalsium dan nitrogen tubuh).
Ø Menurut Wismoaday Wahono pertumbuhan adalah proses
yang mencakup pertambahan dalam jumlah dan ukuran, keleluasan dan kedalaman,
juga sekaligus pertambahan dalam arti integrase, saling keterhubungan dan
kompleksitas.
Ø Menurut Oman Karnman pertumbuhan merupakan proses
bertambahnya jumlah protoplasma sel pada suatu organisme, biasanya disertai
dengan pertambahan ukuran, berat, serta jumlah sel yang bersifat tida kembali
pada keadaan semula.
D.
Pengertian Jemaat
Defenisi mengenai jemaat menunjukkan bahwa mayoritas besar
orang menggunakan kata ini untuk menyebutkan sebuah bangunan gereja di mana
dilangsungkan berbagai upacara keagamaan atau sebagai bagian dari nama beragam denominasi
gereja.
Kata “jemaat” adalah terjemahan dari kata Yunani “Ekklesia”
yang artinya “apa yang dipanggil keluar”. Makna kata “Ekklesia dalam Firman
Tuhan khususnya dalam Perjanjian Baru. Di dalam Perjanjian Baru dijelaskan
bahwa Ekklesia berarti kumpulan , namun maknanya lebih merujuk kepada
perkumpulan yang spesifik, yakni perkumpulan orang-orang yang semua anggotanya
telah dilahirkan kembali, yakni semua orang yang telah mengakui Tuhan Yesus
dengaan mulut dan memiliki kepercayaan dalam hati bahwa Yesus Kristus telah
dibangkitkanb Oleh Allah dari antara orang mati (Roma 10:9). Istilah lain yang
Alkitab gunakan untuk menyebut orang-orang yang percaya kepada Kristus di
seluruh dunia adalah “Tubuh Kristus”. Istilah “jemaat” dan “Tubuh Kristus”
adalah istilah yang setara, kedua istilah ini dipergunakan untuk menyebut semua
orang kristiani sebagai sebuah totalitas, dan hal itu terlihat jelas dalam
beberapa bagian Alkitab.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Sejarah kepercayaan suku Nias
Pada zaman Leluhur Suku Nias kuno menganut
kepercayaan Animisme (Kepercayaan kepada roh dan makhluk halus atau benda-benda
tertentu yang harus dihormati). Mereka menyembah roh-roh yang tidak kelihatan
dan sekaligus mendewakannya dengan menyebut berbagai sebutan yaitu: Lowalangi,
Laturadano, Zihi, Nadaoya, Luluo dan masih banyak lagi. Salah satu bukti bahwa
suku Nias kuno menganut kepercayaan Animisme adalah dengan ditemukannya jejak
peninggalan sejarah “batu Megalitik” atau Megalitikum di Pulau Nias seperti
berbagai jenis patung yang terbuat dari bahan kayu, batu yang hingga kini masih
bisa dilihat keberadaannya di daerah Kepulauan Nias.
B.
Awal Mula Pengkabaran Injil di Pulau Nias
Awal
mula pemberitaan Injil di Pulau Nias, pertama sekali dirintis oleh dua orang
Misionaris Katolik yaitu Pere Wallon dan Pere Barart dari badan Zending Mission
Etrangers de Paris, pada tahun 1822/1823. [1]Keduanya
belum berhasil membaptis orang Nias karena keduanya meninggal dunia terkena
penyakit malaria.
Pada
tahun 1865 lebih tepatnya pada tanggal 27 September 1865 pengkabaran Injil di
Pulau Nias dimulai oleh penginjil Jerman (Misionaris Protestan), E. Ludwig
Denninger dan Rheinische Missions-Gesselchaft (RMG) yaitu salah satu badan
zending Jerman. Denninger belajar bahasa Nias, dan mengenal sedikit budaya Nias
dari orang-orang Nias yang merantau di Padang, Sumatera Barat.
Kemudian pada tahun 1873 RMG kembali
mengutus Misionaris ke dua bernama J.W Thomas dan membuka pos pekabaran Injil
di Ombolata, dan Misionaris ke tiga bernama Kramer 1874 menetap di Hilina’a,
Nias[2].
Di sanalah Penginjil melakukan Baptisan pertama kepada orang-orang Nias.
Sehingga sejak tahun 1873-1876, ada 63 orang yang dibaptis dalam 3 periode
waktu yaitu tahun 1874 tepat di hari Paskah 25 orang oleh Kramer di desa
Hilina’a, 6 orang di Ombolata tahun 1875 lalu disusul 32 orang di Faekhu oleh
Thomas. Dalam tahun 1876 itu pula berdiri gedung gereja di Ombolata. Inilah
gedung gereja yang pertama didirikan diatas Pulau Nias yang juga disusul
kemudia oleh gedung gereja di Faekhu pada tahun 1880. Sekitar tahun 1890,
jumlah orang Kristen yang telah dibaptis baru mencapai 706 orang. Jumlah ini
bertambah hingga 20.000 orang pada 1915.
Pada tahun 1876 Missionaris keempat
bernama Dr. W.H. Sunderman tiba di Nias. Setelah dua tahun bersama Kramer di
Gunungsitoli, Doktor Theologia ini merasa matang berbahasa Nias, lalu membuka
Pos Pekabaran Injil di Dahana, namun di sana ia berhadapan dengan penyembahan
berhala yang begitu kuat. Sebab itu Ia beralih ke bidang Pendidikan dan
menghimpun dan mengajar para pemuda setempat. Usahanya inilah yang merupakan
cikal bakal berdirinya Sekolah Guru di Nias.
Pada tahun 1881 datang lagi Misionaris
kelima bernama J.A. Fehr. Penginjil ini yang menggantikan J.W. Thomas di
Ombolata pada tahun 1883, sebab J.W. Thomas pergi berusaha membuka pos
Pekabaran Injil di Sa’ua, meskipun usahanya itu ternyata gagal. Dalam 25 tahun
masa permulaan ini 5 orang pendeta penginjil dari RMG Jerman telah bekrja di
Nias. Namun usaha Pekabaran Injil banyak kesulitan, seperti pengaruh agama suku
yang sangat kuat, gangguan keamanan, wabah penyakit, keadaan geografi dan
lain-lain. Daerah yang dicapai hanya disekitar Gunungsitoli saja, dengan tiga
Pos Pekabaran Injil yaitu Gunungsitoli, Ombolata, dan Dahana. Usaha Denninger
(yang dibantu oleh Kodding dan Mohri) di Onolimbu (Muara sungai Idanoi Mola)
pada tahun 1867, Sunderman di Tugala Lahomi -Sirombu tahun 1875/1876, J.W.
Thomas di Sa’ua tahun 1885, tetapi semua itu baru bersifat penjajakan.
C.
Gerakan Pertobatan Massal (1915-1930)
Pada tahun 1916 berlangsunglah gerakan pertobatan
massal di Pulau Nias, yang dalam bahasa Nias “Fangesa dodo Sebua”. Gerakan ini
bertolak di wilayah Helefanikha, wilayah Humene dalam suatu kebaktian Perjamuan
Kudus bulan April 1916. Dalam jangka waktu 2-3 bulan gerakan itu meliputi
seluruh Nias daratan, dan karena hal itu Kekristenan berkembang dengan pesat.
Pada Tahun 1929 orang Kristen di Nias berjumlah 85.000 jiwa. Peningkatan yang
terjadi bukan hanya secara kwantitatif saja, tetapi juga dalam hal kualitatif
atau Spritualitas. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya patung, ilmu-ilmu
sihir dan racun yang dimusnahkan. Perselisihan dan peperangan diantara penduduk
mulai berkurang, kerukunan mulai berkembang, ketaatan kepada pemerintah mulai
dinampakkan. Pada tahun 1914 di Ombolata dibuka sekolah Pendeta.
Sekolah-sekolah juga sudah banyak yang berdiri.
Setelah terjadi gerakan pertobatan itu terjadi,
perkembangan dan pertumbuhan orang yang beriman semakin terlihat dengan
berdirinya Badan Gereja yang dibangun oleh sejumlah orang percaya guna untuk
tetap teguh bertumbuh dalam Kristus.
D.
Sejarah Berdirinya Gereja Pantekosta Tabernakel
(GPT) Kristus Umbu
Gereja Pantekosta Tabernakel (GPT) Kristus Umbu terbentuk yang
berawal dari orang-orang beriman yang bersekutu kepada Tuhan Yesus Kristus yang
terdiri dari beberapa orang dari luar dan warga jemaat selingkungan Umbu
Humene.
Pada awal terbentuknya persekutuan ini, dipimpin oleh bapak A/I.
Zimeri Zai, bapak A/I Erni Lase dan bapak pendeta Andeas Supono dari Banyuwangi
pada Tahun 1969 mengkomunikasikan kepada bapak Toulombowo Larosa ( A.Watiziduhu
Larosa selaku pengurus Gereja Amin Jemaat Umbu Humene) meminta untuk
melaksanakan Ibadah (Sekolah Wangando/PA) di Gedung Gereja Amin Jemaat Umbu
Humene. Sekolah Wangandro tersebut dilaksanakan selama 9 bulan. Alasan
berhentinya PA tersebut karena Ibadah di dalam Gereja Amin Jemaat Umbu Humene
dihentikan untuk sementara. Kemudian karena hal itu sudah terjadi maka salah
seorang dari anggota Persekutuan An, Ama Sili Larosa meminta agar Sekolah
Wangandro tersebut dipindahkan dan dilaksanakan di Gedung Gereja BNKP THOMAS
Umbu Humene dan Sekolah Wangandro tersebut berjalan selama 11 bulan.
Karena jumlah orang yang bersekutu semakin banyak maka Sekolah
Wangandro tersebut dipindahkan atau diadakan dirumah keluarga A/I Hatima Laoli
(alm) di Desa Hilimbawodesolo nama persekutuannya adalah Gereja Betel Injil
Sepenuh (GBIS) yang awalnya Pelayanan GBIS dilayani oleh beberapa Hamba Tuhan
yaitu bapak Pdt. A.Zimeri (alm), bapak Pendeta Vasantor Manalu, bapak Pendeta
Eliakim Lase, bapak Pendeta Andeas Supono serta Istri, dan bapak Pendeta Tahali
Mendofa.
Karena perkembangan dan pertumbuhan kerohanian Jemaat semakin
bertambah maka seluruh warga persekutuan GBIS sepakat mendirikan Lost di depan
rumah. Keluarga menginjinkan Lost tersebut diirikan, dibangun di depan rumah
A/I. Hatima Laoli untuk dijadikan sebagai tempat perkumpulan untuk melakukan
Sekolah Wangandro (PA).
Setelah beberapa Tahun kemudian, karena tempat Ibadah di Lost
kurang memadai karena jumlah Jemaat semakin bertambah banyak, maka beberapa
orang dari anggota Jemaat An. Zarina Laoli (alm), A/I. Asaria Laoli (alm), dan
A/I. Gayuni Laoli menghibahkan tanah mereka untuk dijadikan tempat rumah
Ibadah. Melalui kerjasama dengan diadakan kerja bakti (gotong royong) seluruh
warga Jemaat saling bahu-membahu mengumpulkan bahan-bahan bangunan dari kayu
dan berbagai bentuk dukungan lainnya baik moril dan materil. Sehingga dalam
tahapan pembangunan dari tahun ke tahun terus ditingkatkan dengan memperhatikan
jumlah warga Jemaat GPT Kristus Umbu.
Sejak awal pembangunan untuk mendirikan tempat Ibadah Gereja
Pantekosta Tabernakel (GPT) Kristus Umbu sudah tiga kali tahapan pembangunan
dan semuanya berjalan dengan baik dan sukses sebagai bukti kasih dan berkat
Tuhan kepada seluruh warga Gereja Pantekosta Tabernakel (GPT) Kristus Umbu,
walupun kondisi sekarang ini tempat Ibadah yang digunakan kurang memadai untuk
menampun jumlah orang yang mencapai 400 jiwa.
E.
Keadaan Warga Jemaat dan Pelayanan
Keadaan
warga jemaat sampai tahun 2019 ini berjumlah 400 jiwa lebih yang terdiri sekitar
80 kepaa keluarga. Namun masih ada anggota Jemaat yang kurang aktif dalam
melakukan peribadatan kepada Tuhan. Tetapi puji Tuhan semakin lama Jemaat
semakin giat dan rajin datang beribadah, adanya kerukunan dan terus bertambah
jumlah Jemaat serta bertumbuh dalam Iman, Kasih dan Pengharapan di dalam Tuhan.
Pelayan
yang melayani di dalam Gereja dan juga sebagai gembala di dalam Gereja GPT
Kristus Umbu:
1.
Pdt. D. Zai/A.
Zimeri Zai (alm)
2.
Pdt. E. Lase/A.
Emi Zai (alm)
3.
Pdt. F. Laoli/
A. Sua Laoli (alm)
4.
Pdt. Kurniawan
Laoli
Penginjil/Pendeta/Penatua
yang pernah melayani di GPT Kristus Umbu yaitu:
1.
Pdt. T. Mendofa
2.
Pdt. Vasontor
Manalu (alm)
3.
Pdt. Andreas
Supono dan Istri
4.
Pdt. H. Zai
5.
Pdm. A. Heza
Lase (alm)
6.
Pdt. F. Laoli A.
Gibe (alm)
7.
Bapak A. Hatima
Laoli (alm)
8.
Bapak A. Cahaya
9.
Bapak A. Tiani
Larosa (alm)
10.
Bapak A. Gabeda
Larosa (alm)
11.
Bapak A. Gamawa
Laowo (alm)
F.
Tata Ibadah dan jadwal ibadah dalam Gereja GPT
Kristus Umbu
Tata ibadah dalam Gereja Pantekosta Tabernakel
Kristus Umbu, yaitu:
Doa Pembukaanà Pujian/Penyembahanà Doa Firmanà Firmanà Doa Penutup/Berkat.
Itulah tata Ibadah dalam Gereja GPT Kristus Umbu.
Jadwal Ibadah:
Ø Hari Minggu :
·
Ibadah Sekolah
Minggu (07.30-09.00)
·
Ibadah Raya/umum
(10.00-12.00)
·
Ibadah Sektor
Haleluya di rumah jemaat (13.00-14.30)
Ø Hari Senin : PA (19.30-21.00)
Ø Hari Selasa : Ibadah Sektor Siloam (19.30-21.00)
Ø Hari Rabu : Ibadah Kaum Bapak/Ibu (19.30-21.00)
Ø Hari Jumaat : Ibadah Sektor Imanuel (19.00-21.00)
Ø Hari Sabtu : Ibdah Kaum Muda/i.
Sejarah
Gereja Pantekosta Tabernakel (GPT) Kristus Umbu merupakan salah satu wujud dan
keberhasilan seluruh warga Jemaat dalam mempertahankan Persatuan Iman di dalam
Kristus, dan kebersamaan di dalam Jemaat untuk mewujudkan tujuan dan misi dari
gereja yang telah dibangun. Dan harapan setiap Jemaat terlebih-lebih kepada
setiap generasi akan terus dilanjutkan baik pembangunan secara fisik dan
terlebih-lebih pembangunan secara Rohani.
Demikianlah
sejarah berdirinya Gereja GPT Kristus Umbu semua ini terjadi karena atas
kedaulatan dan Kasih karunia Tuhan yang melimpah atas kehidupan Jemaat.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam
sejarah masuknya Injil di dalam kalangan masyarakat Nias, merupakan hal yang
sangat tidak terpikirkan karena tempatnya yang terpencil dan memiliki tantangan
dalam menjangkau tempat atau pulau tersebut. Namun dalam hal ini Tuhan memiliki
Perspektif yang sangat mulia dan tidak sama dengan manusia. Tuhan memakai orang
asing untuk datang dan melakukan tugasnya untuk memberitakan Injil di kalangan
masyarakat Nias. Namun para penginjil mengalami suatu musibah dimana para
penginjil yang pertama mati karena terkena penyakit malaria. Itu semua terjadi
atas injin dan kedaulatan Tuhan dalam setiap kehidupan manusia. Namun semangat
penginjil tetap ada dimana para penginjil yang selanjutnya datang dan
memberitakan Injl di Pulau Nias, hal ini membuat sebuah kegerakan dan perubahan
yang terjadi bagi kehidupan masyarakat Nias. Masyarakat Nias Mengalami
pertobatan Massal atau “Fangesa Dodo”. Denga hal inilah muncul suatu kegerakan
bagi setiap orang yang sudah bertobat untuk melakukan persekutuan didalam Tuhan
sampai dengan timbul adanya pembangunan gedung Gereja GPT Kristus Umbu. Dalam
hal proses pembangunan menuju hasil yang maksimal banyak sekali tantangan dan
rintangan baik secara fisik maupun secara Rohani. Tuhan selalu turut bekerja
pada setiap umatnya dengan menginjinkan semua hal yang terjadi membuat semangat
para pelayan dan jemaat Tuhan untuk tetap teguh dan giat dalam bersekutu serta
rasa ingin tak lepas dari hal yang Rohani.
Demikianlah
sejarah dan proses pertumbuhan jemaat yang terjadi GPT Kristus Umbu dan juga
sejarah masuknya Injil di kalangan masyarajkat Nias. Melalui hal ini dapat
dilihat dan dipahami bagaimana kedaulatan dan penyertaan Tuhan dalam membangun
Jemaat dan PelayanNya yang terkasih. Semoga hal ini bisa menjadi berkat dan
bermanfaat bagi kehidupan Kristen masa kini terlebih bagi generasi muda, dalam
memahami sejarah dan kedaulatan Tuhan yang terjadi di dalam kehidupan umatNya.
Daftar Rujukan
W. Gulo (ed.), Benih
Yang Tumbuh XIII, Semarang: Satya Wacana, 1983, hal 6.
Jan S, Aritonang dan
Karel Steenbirk, op.cit.p 600
Via Tlp, Bapak Gembala, Jemaat Kristus Umbu, Sabtu
23-03-2019, Jam 15.00. Wib
Gambar Gereja
0 Comments