KONSILI NICEA: HAKEKAT ANAK ALLAH SETARA DENGAN ALLAH BAPA

    

        Konsili Nicea merupakan konsili yang digagas oleh Kaisar Konstantinus yang turut memberikan sumbangsih dalam upaya memberikan pengenalan akan pribadi Kristus yang benar. Konsili ini diadakan pada tahun 325 dan dihadiri sekitar 250 - 318 uskup yang kebanyakan dari Timur (Gereja Ortodoks). Salah satu rumusan konsili ini menegaskan bahwa "LOGOS atau anak sehakekat (Yunani : homo - usios) dengan Bapa. Berkhof menambahkan, Logos sama sekali sehakekat dengan Allah Bapa; sungguh pun Logos dan Allag harus dibedakan, tetapi pada hakekatnya mereka satu saja. 

             Theodosius Agung yang naik takhta menjadi kaisar pada tahun 397 pun menggelar konsili konstantinopel pada tahun 381 untuk mempertegas kesehakekatan Kristus dengan Bapa. sehingga dengan demikian keputusan konsili pertama (Konsili Nicea 325) diteguhkan, tetapi dengan pengertian yang lebih terang dan mendalam. di samping itu, konsili Nicea diadakan sebagai reaksi atas ajaran - ajaran Arius. Arius menyatakan bahwa Bapa lebih besar dari Anak Allah. yang pada gilirannya lebih besar dari pada Roh Kudus, yang akhir - akhir ini di ajarkan oleh Dr. Erastus Sabdono. 

            Seorang tokoh Teolog bernama Tony menulis, bahwa "Arius berpendapat bahwa melalui Putra - Nya Allah menciptakan alam semesta, tetapi Putra itu hanya ciptaan dari yang tidak ada, bukan Allah. sebagai makhluk ia tidak memiliki sifat kekalan, tetapi hanya mempunyai awal. pernah ada waktu Ia belum ada, dengan tepat sekali Arius menunjuk bahwa pada kedua pokok ini sebagai pangkal mempunyai awal. Begitu pula kami mengatakan bahwa Ia diciptakan dari yang tidak ada menjadi ada. Ajran Arius kini di teruskan oleh Saksi - saksi Yehuwa. dengan Pendapat inilah Arius pemahaman Arius mengenai Anak Allah ditolak dan ditentang oleh uskupnya Aleksander. Ia memutuskan memanggil Konsili Nicea, yang bersidang pada bulan Juni tahun 325 sampai akhirnya Konsili mengutuk Arius dan menyusun pengakuan iman anti - Arius yaitu pengakuan Iman Nicea. Adapun hasil Konsili Nicea berkenaan dengan doktrin Kristologi terangkum dalam tulisan Tony Lane sebagai berikut:

            "Arius menafsirkan frasa tradisional "diperanakkan dari Bapa" dengan arti bahwa Yesus Kristus diciptakan oleh Sang Bapa dari yang tidak ada menjadi ada. Nicea meniadakan penafsiran ini dengan menambahkan yaitu " dari hakekat Bapa" Arius dan Origenes mengatakan bahwa hanya Bapa adalah "Allah sejati". Nicea menjawab dengan menyebut Yesus Kristus "Allah sejati dari Allah sejati". Yesus Kristus diperanakkan bukan dijadikan. Ia adalah Anak Allah, bukan makhluk ciptaan. pembedaan antara pada satu segi anak atau turunan (dari keberadaan Sang Bapa) dan pada lain segi suatu makhluk (yang diciptakan dari yang tidak ada) mendasari seluruh perselisihan. Masalahnya dapat disamakan dengan membedakan antara mempunyai anak sendiri dan menciptakan suatu robot. Yesus Kristus sehakekat dengan Bapa. Kata Yunani Homoousios (sehakekat) adalah kata yang paling kontroversial dalam pengakuan iman tersebut. ada keberatan - kebaratan mengenai pemakaian istilahnya akan tetapi dalam hal ini dirasakan perlu memakainya, karena pengikut - prngikut Arius pandai memutarbalikkan semua ayat - ayat Alkitab".

    Pada akhirnya yang perlu diperhatikan di dipahami oleh kaum awam bahwa pengakuan Iman Nicea ini dicantumkan frasa - frasa yang menentang dan mengutuk berbagai pernyataan Arius yang pada pokoknya berkaisar pada ungkapannya bahwa Anak Allah mempunyai awal dan diciptakan dari yang tidak ada. Jika demikian, pendekatan mengenai pemahaman Dr. Erastus yang seirama dengan pandangan Arius telah dilawan oleh Konsili. 

Post a Comment

0 Comments