BAB 1 PENDAHULUAN
Latar belakang Masalah
Konsep
surga merupakan ciri khas Kekeristenan dan agama-agama yang bernenek moyang Abraham (Yahudi, Kristen, Islam).
Sedang di dalam agama Budha dan Hindu konsep penyatuan dengan sang pencipta yaitu universalisme menuju kepada anihilisme. Konsep ini sudah
masuk juga dalam cara berpikir
sebagian masyarakat Kristen di Barat, dimana penyatuan ini menghilangkan konsep
manusia sadar di surga. Jadi surga tidak dianggap sebagai sebuah gerakan
psikologis keagamaan. Tak heran
ada yang skepstis
dan menyerang konsep
surga sebagai pelarian.
Karl Marx pernah
mengungkapkan apa yang sudah popular pada waktu itu dengan penyataan bahwa
agama adalah candu masyarakat. Dan surga adalah bentuk tertinggi dari candu
itu. Ada juga yang menyebut surga sebagau suatu bentuk untuk menakut-nakuti
pengikutnya sepaya bisa lebih taat. Ini semacam kegiatan politik agama untuk
membuat pengikutnya taku dalam berbuat salah dan lebih memiliki etika moral.1
Bahkan kemudian beberapa di antara
mereka menolak kebenaran-kebenaran mengenai surga, seperti beberapa tokoh dari
kalangan liberal yang menyatakan pendapat mereka seperti dibawah ini2;
‘’Adalah tidak bijaksana bagi orang-orang Kristen untuk
menyatakan bahwa mereka mengetahui sesuatu perabotan surga atau temperature neraka”
(Dr. Reinhold Niebuhr).
“Mengenai teologi orang Kristen, dapatkah anda membayangkan
sesuatu yang lebih bodoh daripada ide orang Kristen tentang surga” (Dr. Alfred
Whitehead)
Secara sederhana mereka ingin
menyatakan bahwa mereka dengan keras menolak kebenaran-kebenaran yang ada
didalam Alkitab mengenai surga. Kemudian ada juga begitu banyak pandangan
mengenai keberadaan surga, seperti bahwa surga bukanlah suatu tempat
1 Daniel Ronda, Doktrin Tentang Surga: Relevansinya Bagi Tugas Misi Sedunia. Jurnal
Jaffray, Vol.12, Oktober 2014. 203-204
2 H.L. Willmington. Eskatologi (Studi Alkitabiah yang Dibutuhkan
tentang Akhir Zaman).(Malang: Gandum Mas, 2003) 355-356
melainkan hanya sebatas
suasana atau keadaan
saja. Pandangan yang lain mengatakan bahwa surga adalah
langit dan bumi yang ada saat ini yang kemudian akan diperbaharui kembali oleh
Allah nantinya3.
Kemudian Margareth Barker mengutip
sebuah tradisi rabi Pinhas bin Yair mengambarkan
bait Allah sebagai berikut; rumah tempat yang maha kudus dibuat agar dapat
disamakan dengan surga yang tertinggi. Bagian luar rumah kudus dibuat agar
dapat disamakan dengan bumi, dan peataran dibuat agar dapat disamakan
dengan lautan4. Bait Allah juga dianggap merepresentasikan Eden baik dalam
deskripsi baik Allah yang pertama maupun melalui cara-cara penulis kemudian
melukiskan surga serempak dengan Eden dan bait
Allah5.
Dalam pengajaran Yesus, Ia sering
menyinggung mengenai surga. Ia mengatakan bahwa surga adalah suatu tempat
dimana Bapa berada (Matius 15:13;
16:17; 18:14,35), surga merupakan
suatu tempat perhentian kekal bagi orang-orang yang berkenan di hadapan Allah
(Matius 23:13). Kemudian Ia juga menyatakan bahwa
diriNya berasal dari surga (Yohanes
3:13; 6:41) dan Ia juga kembali ke surga setelah misiNya
selesai (Markus 16:19, Lukas 9:51)
Karena itulah mengapa pentingnya
makalah ini dibuat untuk mengetahui secara jelas pandangan yang benar mengenai
sorga dari sudut pandang Alkitab, sehingga tidak terjadi pemahaman-pemahaman yang salah mengenai
surga dikalangan orang-orang Kristen yang saat ini
dikelilingi dengan begitu banyak pengajaran-pengajaran yang tidak sesuai dengan
Alkitab atau pengajaran-pengajaran yang kemudian
menentang kebenaran-kebenaran yang ada didalam
Alkitab terutama mengenai topik surga.
Dengan latar belakang tersebut, maka
penulis kemudian merumuskan masalah sebagai berikut;
Pertama, Apa pengertian surga di dalam Alkitab ?
Kedua, Bagaimana konsep sorga di dalam Alkitab ?
3 Yudi Jatmiko. Sebuah Analisis Terhadap Problematika Ajaran Restorasi Berkaitan Dengan
Konsep Bumi Baru. Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani. Vol 2, no 2
(April 2018).
4 Margarath Barker, Pintu Gerbang Surga: Sejarah dan symbol Bait
Allah di Yerusalem. (Jakarta: Gunung Mulia, 2004) 74
5 Ibid. 78
BAB 2
A.
Pengertian Tentang Sorga
Jika diperhatikan didalam Perjanjian
Lama6 maka kata surga digunakan untuk menunjuk kepada langit
shamayim (Kejadian 1:1), kemudian
di dalam Perjanjian Baru digunaka kata ouranos (Lukas 25:15,21). Baik kata shamayim dan ouranos dalam Alkitab sendiri dipakai setidak- tidaknya dengan tiga
cara yang berbeda7. Pengertian pertama,
bersifat kosmologi yang menunjuk kepada alam semesta (Kejadian 1:1; mat 24:29;
mat 6:26; Luk 17:24). Kedua, kata
‘surga; juga semacam sinonim bagi Allah (Lukas 15:18; 21; Mat 21:25). Kemudian
makna ketiga dari istilah surga
menunjuk kepada tempat dimana Allah bersemayam (mat 6:9, 5:16;45, 7:21; 10:32).
Surga adalah tempat dimana tahta Allah
berada (Yesaya 66:1), hal ini dapat dilihat ketika Yesus mengajarkan mengenai
doa bapa kami yang ada disurga (Matius 6:9) dan juga saat Yesus memberikan
janji dalam Yohanes 14:2 “Aku akan pergi untuk menyediakan tempat bagimu:.Hal
yang sama juga dikemukakan oleh Wayne Grudem yang mengatakan bahwa “Heaven is the place where God most fully makes known
his presence to bless”. 8
B.
Konsep Sorga
a. Lokasi keberadaan
sorga
Didalam bukunya H.L. Willmington yang
berjudul Eskatologi (Studi Alkitab yang dibutuhkan tentang akhir zaman) maka
dikatakan bahwa surga berada dilangit yang ketiga. Dimana langit
pertama merupakan tempat tinggal burung-burung dan awan (Yeremia
4:25, Daniel 4:12; Matius
6:26; Matius 8:20). Kemudian di langit yang kedua merupakan keberadaan benda-
benda penerang yang telah diciptakan oleh Allah, baru dilangit yang ketiga
dikatakan adalah sebagi tempat tinggal Allah atau surga (2 Korintus 12:2; 1 Raja-raja
8:27).9 Kemudian Wenny
6 W.R.F. Browning. Kamus Alkitab. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011)100.
7 Millard J.Erickson. Teologi
Kristen Volume 3.(Malang: Gamdum Mas, 2004),568-570
8 Watne Grundem. Systematic Theology. (Grand Rapids: Zondervan, 2000) 1422
9 Ibid. Kamus Alkitab. 356-358
Grundem menyimpulkan bahwa surga adalah
suatu tempat yang tidak diketahui
keberadaanya dan tidak dapat
dirasakan oleh indra alami manusia10.
Hal yang serupa juga dikatakan oleh
Witness Lee dalam bukunya yang berjudul “Pokok- pokok penting dalam Alkitab”
yang mengungkapkan bahwa pada hari ini surga adalah “langit tingkat ketiga”,
tempat tinggal Allah, kelak adalah Yerusalem baru, tempat tinggal Allah dan
semua orang beriman11.
b. Situasi dan kondisi sorga
Dalam
Wahyu 21:2 mengatakan bahwa surga adalah kota yang kudus yang turun dari surga
yang berhias bagaikan penganten perempuan yang berdadan untuk suaminya, ayat ke
4 dikatakan “ Dan Ia akan menghapus segala air mata mereka, dan maut tidak akan
ada lagi, tidak aka nada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita,
sebab segala sesuatu yang lama itu akan berlalu”. Dari beberapa ayat ini dapat
dilihat bahwa surga adalah sutu tempat yang penuh dengan kekudusan, kedamaian
dan sukacita, dimana ditempat itu tidak ada lagi dukacita maupun ratap tangis lagi.
Hal ini juga sejalan juga yang
dikatakan oleh Grundem yang mengatakan bahwa surga adalah tempat yang sangat
indah dan penuh sukacita dalam hadirat Allah. Tempat ini memiliki keindahan
fisik yang tidak dapat digambarkan dengan kata-kata, tidak ada kejahatan tidak
ada yang kotor yang bisa masuk adalah mereka yang terdaftar dalam kerajaan
Allan (Wahtu 21:27). Selain adanya keindahan surga itu, ada keindahan lainnya
yang tidak dapat dibandingkan yaitu adanya persekutuan orang
percaya yang akan dinikmati secara kekal dari segala bangsa
dan segala zaman. Keindahan
tertinggi dan termulia yang ada disurga adalah bawa manusia dapat bersekutu
dengan Allah. Surga merupakan suatu tempat yang disediakan bagi orang-orang
yang percaya.
10 Ibid. Systematic Theology. 1423
11 Witness Lee. Pokok-pokok Penting dalam Alkitab (9).(Surabaya:Yasperin, 2019)
c. Bentuk Surga
Bentuk kota ini ( Wyh 21:16) memberikan
dua gambaran kemungkinan berbentuk kubus, piramid yang luas. Walaupun demikian
tetap saja bentuk kota ini sulit untuk digambarkan.sebagaian orang telah
membayangkan sebagi suatu segi empat, ornag lain membanyangkan sebagai suatu
pyramid. Mengingat fakta bahwa kota itu tergantung diangkasa seperti planet
atau bintang, rupanya kota itu akan berbentuk bundaram. Kota itu berada didalam
bundaran itu. Cahaya akan bersinar melewati dua belas fondasi, memberikan warna
yang fantatis dan menakjubkan pada alam semesta. Dari luar kota itu tampak
seperti berlian. Emasnya transparan dan berlian
merupakan latar belakang
di bagian dalam emas tersebut.
Kita hidup diluar planet itu yang bernama bumi,
tetapi pengantin perempuan akan berdiam didalam planet itu yang bernama
Yerusalem Baru. Gemilangnya cahaya yang mengalir melalui prisma yang sejernih
Kristal ini akan keluar menjadi pelangi warna-warni yang tak terkatakan
indahnya. Bulatannya akan mencapao keliling 8164 mil. Diameter bulan adalah
sekitar 2160 mil dan diameter bulatan Yerusalem baru adalah sekitar 2600 mil,
jadi ukuran Yerusalem baru akan kira-kira sama dengan ukuran bulan. Dan seperti
halnya benda-benda langit yang lain, yerusalem baru juga berbentuk bulatan.
Meskipun Alkitab secara pribadi pasti menggambarkan yerusalem baru sebagai
mengapung di udara, janganlah melihatnya sebagai kota satelit
bumi, tetapi justru
sebaliknya yaitu bumi sebagai
planet satelit yang mengelilingi yerusalem baru12.
d. Penghuni sorga
Secara teologis, dapat dikatakan bahwa
penduduk Yerusalem baru juga merupakan penghuni bumi baru. Alkitab
menjelaskan bahwa penghuni
Yerusalem baru terdiri
dari Bapa yang sejak penciptaan hingga saat ini belum dilihat oleh siapapun. Namun Yesus pernah
berjanji bahwa orang percaya
pada suatu saat akan memandang wajah Allah (Mat 5:8). Perkataan Yesus tersebut
dalam Yerusalem baru , dimana setiap orang percaya akan melihat dan bertemu dengan
Allah Bapa (Wahyu 22:5).
Selain Bapa yang bertahta, Anak Domba, yaitu Kristus juga hadir dan bertahta
didalam Yerusalem baru (Wahyu 22:1-3.
Demikian pula Roh Kudus dan gereja sebagai
mempelai perempuan akan hadir di dalam kota tersebut (Why 3:12;
22:16-17) sebab Roh Kudus senantiasa
12 H.L. Willmingyon, eskatologi ( gandum Mas : 2003), Hlm
359-360
menyertai dan mendampingi jemaat dalam pelayanan dan
penyembahan kepada Bapa dan Andak Domba.
Alkitab menyebutkan bahwa Abraham juga
akan menjadi warga kerajaan kekal di dalam kota tersebut, sebagaimana iman dan pengharapannya kepada kota Yerusalem
Baru (Ibrani 11:10). Karena itu Israel tetntunya turut
menjadi penghuni kota itu (Yesaya 52:1). Hal ini juga dipertegas dengan
nama-nama dari kedua belas suku Israel dan kedua belas rasul Yesus yang berasal
dari bangsa Israel di dalam Yerusalem baru (Wahyu 21:12,14). Demikian juga,
bangsa-bangsa non Israel yang percaya akan turut mendapat bagian dalam
Yerusalem baru, sebagi penghuni selama- lamanya (Wahyu 21:24).13
Di dalamnya pun malaikat-malaikat yang
kudus ada didalamnya (Why 5:1). Jumlah mereka tidak terhitung di katakana
sebanyak bintang dilangit (Wyh 38:7; maz 198 :1-3). Jika demikian halnya maka
ada triliun jumlahnya dan juga Terdapat pula 24 tua-tua (Wyh 4:4). 14
e. Sifat surga
Surga bersifat kekal, hal ini terlihat
karena perkataan kekal atau selama-salamanya sering dikaitkan dengan surga (2
Kor 5:1; 1 Pet 5 :10; 2 Pet 1:11)15. Lelang Ryken menjelaskan surga
adalag dunia kekal dan trasenden yang adalah tempat kediaman Allah dan para
malaikat. Istilah “Allah semesta langit” berulang-ulang dikatakan dalam
Perjanjian Lama (Kejadian 24:7; 2 Taw 36:23). Allah adalah penghuni sentral di
surga, tetapi bukan satu-satunya dan para malaikat juga tingga disana (kej
28:12)16. Hal lainnya yang bisa dilihat bahwa surga adalah tempat
yang sempurna17. Secara lebih spesifik lagi, keilahian dan kemuliaan kota Yerusalem Baru dapat terlihat dalam karakter-karakter suci yang dimilikinya
13 Welly Pandensolang. Eskatologi Biblika.(Yogyakarta:
Andi,2004226-227
14 H.L. Willmingyon, eskatologi ( gandum Mas : 2003), Hlm
361-368
15 Ibid. 355-391
16
Leland Ryken’ James C. Wilhoit ‘ tremper Long man III, Kamus Gambaran Alkitab (Surabaya: Momentum, 2011) 1032
17 R.C. Sproul, Kebenaran-kebenaran Dasar Iman Kristen(Malang: SAAT, 2012) 373.
Surga juga adalah suatu tempat yang
eklusif, Alkitab mengatakan bahwa tidak ada sesuatu yang najis yang masuk
kedalamnya (Why 21:27), ataupun mereka yang tidak percaya dan menuruti setiap
hukum-hukum Allah18.
Untuk meringkasnya, Yerusalem Baru merupakan
tempat dengan keindahan dan terang yang tak ada bandingnya (Why. 21:23; 22:5).
Di sana akan ada pengetahuan sempurna (1 Kor 13:12). Tempat itu akan penuh
dengan kegiatan yang menarik, tetapi terutama sekali, tempat itu akan menjadi
tempat istirahat dari jerih payah yang mengecewakan dan keributan (Why. 14:13;
21:4). Tempat itu akan dipenuhi sukacita (Why. 1:4). Ada persekutuan yang indah
(Yoh 14:3; II Kor 5:8; Filipi 1:23; I Tes 4:13-18; Ibr 12:22-23). Tidak ada
lagi dukacita, kesepian, dan penderitaan. Tempat itu akan permanen,
takkan pernah terancam
gangguan, karena dosa-
satu kali untuk
selama-lamanya- sudah dihancurkan oleh Pemenanng yang Perkasa19.
18 Alex Buchanan, Heaven & Hell (Yogyakarta: ANDI Ofset, 2013)12
19 William W. Menzies & Stanley M.
Horton, Doktrin Alkitab (Malang:
Gandum Mas, 2003) 273
BAB III PENUTUP
Dalam pembahasan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa sorga adalah suatu tempat
yang nyata dan dapat dirasakan. Sorga adalah tempat dimana Allah
bertahta, yang juga disediakan bagi
orang-orang yang percaya. Sorga bukan hanya sebuah suasana tetapi juga
berbicara mengenai tempat. Dalam Alkitab menjelaskan bahwa akan ada yang
namanya langit dan bumi baru dan ditengah-tengahnya ada sebuah kota yaitu
Yerusalem baru.
Sorga
merupakan suatu tempat
yang indah secara fisik, penuh
sukacita, tempat yang penuh
dengan kemuliaan, yang didalamnya terdapat persekutuan orang percaya yang akan
dinikmati dalam kekekalan bersama-sama dengan Allah. Tidak akan ratap tangis
maupun kesedihan di dalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Barker,
Margarath. Pintu Gerbang Surga: Sejarah dan symbol Bait Allah di Yerusalem.
(Jakarta: Gunung Mulia, 2004)
Browning.
Kamus Alkitab. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011) Buchanan, Alex. Heaven &
Hell (Yogyakarta: ANDI Ofset, 2013)
Erickson,
Millard J.Teologi Kristen Volume 3.(Malang: Gamdum Mas, 2004) Grundem, Wayne.
Systematic Theology. (Grand Rapids: Zondervan, 2000)
Lee, Witness.
Pokok-pokok Penting dalam Alkitab (9).(Surabaya:Yasperin, 2019)
Leland
Ryken, James C. Wilhoit ‘ tremper Long man III, Kamus Gambaran Alkitab
(Surabaya: Momentum, 2011)
Menzies,
William W. & Horton, Stanley M. Doktrin Alkitab (Malang: Gandum Mas, 2003)
Pandensolang, Welly. Eskatologi Biblika.(Yogyakarta: Andi,2004)
Sproul,
Kebenaran-kebenaran Dasar Iman Kristen(Malang: SAAT, 2012)
Willmington.
Eskatologi (Studi Alkitabiah yang Dibutuhkan tentang Akhir Zaman).(Malang:
Gandum Mas, 2003)
Jurnal:
Ronda,
Daniel. Doktrin Tentang Surga: Relevansinya Bagi Tugas Misi Sedunia. Jurnal
Jaffray, Vol.12, Oktober 2014.
Yudi Jatmiko. Sebuah
Analisis Terhadap Problematika Ajaran Restorasi Berkaitan Dengan Konsep Bumi
Baru. Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani. Vol 2, no 2 (April 2018).
0 Comments