Analisis Kritis terhadap Eksistensi Allah di Masa Pandemic
Covid – 19, dan Implikasinya bagi kehidupan orang
percaya
Eksistensi Tuhan memiliki kontribusi bagi kelangsungan hidup manusia. Masa pandemic merupakan masa yang sangat sulit untuk dipahami baik secara ilmu medis, bahkan ilmu tentang ketuhanan berdasarkan perspektif Alkitab. Pandemic Covid – 19 telah berdampak bagi negara Indonesia dan juga seluruh lingkup kehidupan orang percaya, baik pelaksanaan berbagai ibadah, sosial, ekonomi.[1] Banyak pembatasan yang telah di lakukan oleh pihak yang berwajib di seluruh dunia. Ada sejumlah kalangan pro dan kontra mengenai pembatasan jumlah dalam memerangi penyebaran virus ini. Hal ini perlu dibahas secara mendalam mempertanyakan sumber dan maksud adanya virus covid – 19 ini. Namun ada banyak kalangan orang percaya yang mempertanyakan tentang “ Dimanakah Allah di masa Pandemi? Apakah Allah tidak menyayangkan orang – orang yang dikasihiNya, sehingga ia mengizinkan harus mengalami kematian yang begitu tragis menjadi korban dari pandemic ini?. Di dalam Teologi kekristena Allah memiliki keberadaan sebagai Allah yang berjanji kepada manusia ciptaanNya bahwa Ia akan menyertai dan menolong manusia untuk mendapatkan kehidupan sejahtera dan berbahagia.[2]
Eksistensi Allah sangat relevan dipertanyakan
di masa – masa sukar ini. mengapa? Supaya
bisa dianalisis keberadaan Tuhan ketika pandemic ada. Seorang bernama Jim Denison,
menulis sebuah artikel “Where is God when
pandemics strike” dalam tulisannya ada sebuah pertanyaan “Mengapa Tuhan mengizinkan Pndemi?”. Dalam
penjelasannya mengemukakan beberapa tanggapan praktis, salah satunya menanggapi
bahwa Tuhanlah yang membuat semuanya itu.[3]Secara
Eksplisit menyinggung sekaligus mempertanyakan tentang Eksistensi Tuhan di saat
terjadi pandemic. Yang perlu diperhatikan bahwa Allah tidak bisa dibatasi oleh
ruang dan waktu. Eksistensi Allah ada di segala tempat (Omni Presence), Dia
juga adalah Maha Kuasa (Omni Potent) dan Maha mengetahui (Omni Science). Segala
sesuatu yang terjadi dalam kehidupan manusia diketahui oleh Allah dan di bawah
kendali – Nya.[4] Oleh karena itu pandemic
yang sedang berlangsung melanda kehidupan manusia hampir seluruh negara di
dunia dan memberikan dampak yang sangat merugikan diberbagai sisi kehidupan
manusia. Hal itu terjadi atas sepengetahuan dan seizin dari yang Maha Kuasa dan
semuanya di bawah kendali-Nya. Sebagai orang percaya kondisi seperti ini sangat
menyulitkan, bahkan hal ini menjadi sebuah ujian yang cukup berat untuk
dihadapi.
Memang kehidupan manusia sangat
kompleks suatu kesatuan dari alam yang tidak bisa dipisahkan dari ciptaan lain.
Hal ini menunjukkan bahwa manusia hidup dalam berbagai ekosistem yang ada di
dalamnya. David Harrel adalah seorang editor dari Christianity today dan
mengajukan pertanyaan ganda: mengemukakan bahwa “Apakah Virus Corona itu jahat?
Atau apakah ini bagian dari kehidupan di
dunia yang Tuhan ciptakan? Harrel menunjukkan bahwa alasan utama virus adalah
bahwa “Ada proses pembusukan yang
merupakan bagian dari penciptaan sejak awal….Tuhan tidak hanya menciptakan
organisme tunggal dalam isolasi. Tuhan menciptakan system ekologi yang
seimbang. Hal itu menunjukkan bahwa virus mungkin ada, disamping hal – hal lain
seperti infeksi bakteri dan pemangsaan, sehingga satu populasi tidak memperluas
ceruk ekologinya. Tuhan tidak membuat kesalahan, dan bakteri dan virus memang
luar biasa, atau bahkan menakjubkan dan bagian dari rencana sejak awal. [5] Nah, dalam hal ini
apakah virus merupakan bagian dari ekosistem alam yang Tuhan ciptakan? Dengan
adanya pandemic ini perlu di analisis mengenai Peran Tuhan seperti dan
bagaimana sikap seorang percaya dalam menghadapi situasi tersebut. Dengan
keadaan seperti ini manusia memang diperhadapkan dengan masalah yang sangat
serius. Tidak
sedikit orang yang merasa khawatir dan takut karena banyak yang telah meninggal
akibat wabah tersebut, dan hal ini kemudian menimbulkan banyak pertanyaan baik
secara ilmu medis, maupun etika dan juga rasional. Dalam hal ini juga termasuk pertanyaan – pertanyaan
orang beriman tentang keberadaan dan tindakan Allah di masa – masa sulit saat
ini. [6]
Pandemic juga memberikan dampak yang
sangat signifikan bagi pelayanan gereja. Ada beberapa pemahaman tentang
datangnya covid ini, menurut seorang tokoh agama Islam Ustadz Uas mengatakan
bahwa pandemic sebagai pembalasan ilahi, bahkan UAS mengatakan bahwa Covid – 19
adalah tentara Allah.[7] Menurut
agama Nasrani atau Kristen mengatakan bahwa itu merupakan sebuah trompet peringatan
dari Tuhan untuk kembali kepada gereja mula – mula ibadah di dalam rumah –
rumah. [8]Ibadah dengan
terpaksa diberlangsungkan secara online atau ibadah melalui virtual. Dengan hal tersebut gereja merasa memiliki
tantangan yang cukup berat karena melakukan pola pelayanan yang berbeda dengan
sebelumnya. Hal ini sangat membutuhkan respon orang percaya dalam manghadapi
situasi seperti ini yang berkaitan dengan teologi, doktrin dan iman kepercayaan
kepada Tuhan.
Seorang penulis bernama Macneil
mengajukan sebuah pertanyaan siapakah penyebab pandemic ini, Tuhan atau Ibli?
Maka dengan pertanyaan tersebut ia juga memberikan pernyataan bahwa pandemic merupakan sebuah
penyalahgunaan kekuasaan oleh manusia. (Macneil 2020). Pandemic ini memang
menakutkan dan hal ini juga dirasakan paling menakutkan adalah ancaman
kematian. Kematian terjadi di mana – mana dan setiap harinya bertambah terus.
Manusia pada umumnya memang takut mengahadapi kematian. Manusia menginginkan
kehidupan yang lebih lam, namun manusia memang selalu berhadapan dengan
kenyataan akan terjadinya kematian. Rasa ketakutan itu beralasan mengingat
kurva COVID – 19 masih tinggi di berbagai negara. Sebagaimana yang pernah
dikemukakan oleh Stefan Thurner bahwa banyak negara yang masih mengalami
kecepatan orang terpapar karena COVID – 19. Histeria dan ketakutan masyarakat
global karena covid – 19 juga tentu dipengaruhi oleh berbagai peliputan media yang
tiap saat menyiarkan tentang covid – 19 dengan penjelasan yang menakutkan atas
berita yang disampaikan. Dengan demikian atas informasi yang seram menyebabkan
masyarakat menjadi semakn stress dan panik. Memang media televisi bukanlah
suatu hal yang realitas, akan tetapi perlu dipahami media dapat membantu dalam memberikan
serta menimbulkan kenyataan bagi masyarakat dan mempengaruhi realitas bagi
pemirsa yang melihat.[9]
Kematian di tengah pandemic covid – 19
lebih menakutkan dari kematian manusia biasa pada umumnya, karena hal ini
terjadi secara massal dan bersifat global. Maka dari hal ini lah muncul pertanyaan
– pertanyaan mendasar tentang kehidupan dan hal – hal yang bersifat agama harus
memberikan jawaban agar manusia mampu memahami dan menghadapi fenomena yang
menakutkan ini.[10] Kaum skeptic juga memulai
tantangan mereka terhadap eksistensi Allah dengan masalah kejahatan.
[1]
Kutipan dari paper Jessi, Dampak Pandemi
Covid 19 Terhadap Spiritual dan Sosial Mahasiswa Institusi Agama Kristen Negeri
Toraja, upload 16 November 2020, Halaman 1.
[2]
Lister Napitupulu, Gods Consistency Which Is Promised Through A New – Normal –
Era Health Protocol in Order to Preserve The Essence Of Humannity, Evangelikal:
Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan warga Jemaat, Volume 5, No.2.,29 Juli 2021,
Halaman 1.
[3]
James C. Denison, Ph.D, CVO, Denison Forum Dallas, Texas, 4 Maret 2020, halaman
1 – 10.
[4]
Dalin Pelawi, Eksistensi Allah dalam
Pandemik Covid- 19, jurnal seminari nasional halaman 1.
[5]
Daniel Harrell, “Apakah Virus corona Jahat? Kekristenan hari ini, 17 Maret
2020, https://www.christianitytoday.com/ct/2020/march-web-only/coronavirus-evil-covid-19-disease-theology.html
[6]
Adri O.E. Matinahoruw, Pengharapan di Tengah Pandemi Covid – 19, Jurnal Teologi
Biblika, Volume 6, No. 1. Edisi April 2021.
[7]
Eman Supriatna, “Wabah Corona Virus Disease Covid – 19 dalam Pandangan Islam,
SALAM; Jurnal Sosial dan Budaya Syar-I 7, no.6 (2020), halaman 555 – 564.
[8] Candra Gunawan Marisi Fransiskus Irwan Widjaja “Menstimulasi Praktik Gereja Rumah di Tengah Pandemi Covid – 19, Kurios Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, 6.1 (2020), halaman 127 – 139.
[10]
Eugenius Ervan Sardono, Nikodemus Hermiawan, Oktavianus Klido Wekin, Makna
fenomona kematian massal di tengah pandemic berdasarkan refleksi Ayub 1:1 – 22,
Jurnal Teologi Kristen, Volume 2. No. 2 Desember 2020.
0 Comments