PELAYANAN MISI
GEREJA DALAM MASA PENDEMI COVID – 19 DAN IMPLIKASI BAGI KELANGSUNGAN
PERTUMBUHAN ROHANI JEMAAT TUHAN
Yosua Oktapianus
Humendru
Sekolah Tinggi Teologi Tabernakel Indonesia
Abstrak:
Pelayanan misi merupakan suatu yang harus dikerjakan
oleh setiap orang percaya dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab sebagai
orang percaya kepada Kristus. Sebuah misi akan terlaksana dengan baik apabila
dilakukan dengan sungguh – sungguh serta melakukan persiapan yang matang baik
secara material maupun persiapan spiritualnya. Namun akhir – akhir ini dunia
sedang mengalami goncangan yang dahsyat. Orang kristen banyak mengalami
goncangan iman, banyak timbul pertanyaan mengenai iman, dan hampir misi tidak
lagi menjadi hal yang sentral untuk dijalankan karena memiliki rasa takut untuk
mengambil sebuah resiko. Misi sedang dihambat oleh masalah yang dampaknya
sangat luas bagi kehidupan orang percaya. Pengahambat tersbut bisa dilihat dan
dirasakan sendiri dengan hadirnya penyakit Virus Corona, maka ada banyak dampak
yang ditimbulkan bagi kelangsungan hidup
orang percaya terlebih dalam melaksanakan misi Allah. Memang hal ini
tidak bisa dipungkiri, namun ada banyak hal yang bisa dilakukan dalam
meminimalisir resiko yang ditimbulkan akibat adanya covid ini. untuk itu dalam
pembahasan jurnal ini akan diperdalam bagaiman sikap sebagai orang percaya
dalam mengahadapi covid serta cara untuk tetap menjalankan misi dengan
menggunakan cara yang berbeda dari sebelumnya.
Kata Kunci: Pelayanan,
Misi Gereja, Masa Pandemi Covid – 19
Abstract:
Mission service is something that every believer must do
in carrying out his duties and responsibilities as a believer in Christ. A
mission will be carried out well if it is done seriously and well prepared both
materially and spiritually. However, lately the world is experiencing a
terrible shock. Christians experience a lot of shocks of faith, many questions
about faith arise, and almost a mission is no longer a central thing to do
because they have a fear of taking a risk. Mission is being hampered by problems
that have far-reaching implications for the lives of believers. These obstacles
can be seen and felt with the presence of Corona Virus, so there are many
impacts on the survival of believers, especially in carrying out God's mission.
Indeed, this cannot be denied, but there are many things that can be done to
minimize the risks posed by this covid. For this reason, the discussion of this
journal will deepen how the attitude of a believer in dealing with Covid and
how to continue to carry out the mission using a different way than before.
Keywords: Service, Church
Mission, Covid-19 Pandemic Period
Pendahuluan
Dalam
kehidupan manusia, berbagai macam hal yang bisa dilakukan dalam melakukan
pelayanan. Sebuah pelayanan akan sangat efektif apabila dilakukan dengan
sungguh – sungguh, tulus, dan sesuai dengan prosedur dari pelayanan yang
ditekuni. Menurut (KBBI), pelayanan berarti sebagai suatu usaha untuk membantu
menyiapkan atau mengurus apa yang diperlukan orang lain. Pelayanan memiliki
hakekat sebagai serangkaian kegiatan, untuk itu pelayanan juga sebagai proses,
pelayanan berlangsung secara rutin dan
berkesinambunagan, meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat.[1]
Ketika mengkontekstualisasikan dalam melakukan pelayanan bagi Tuhan memiliki prinsip
yang sama harus dilakukan dengan berlandaskan kasih Tuhan yang sudah ada
terlebih dahulu di dalam diri setiap orang percaya. Namun pada konteks saat
ini, pelaksanaan misi yang diterapkan melalui Penginjilan langsung, tidak bisa
berlangsung secara efektif, sebab dengan adanya covid – 19, menimbulkan banyak
tantangan dan masalah yang sangat serius.
Pada
awal tahun 2020, diketahui bahwa Virus Corona baru merebak di Wuhan, China
sejak akhir 2019. Secara perlahan mulai menyebar ke berbagai penjuru dunia,
menjadi sebuah pandemic yang disebut COVID – 19 (Corona Virus Disease 2019). Umat
manusia diseluruh dunia diperhadapkan pada suatu kondisi yang mengejutkan dan
meluluhluntahkan berbagai sendi kehidupan. Bukan hanya kekuatiran akan
penderitaan fisik yang diakibatkan oleh COVID – 19, namun juga seluruh aspek kehidupan politik, ekonomi, sosial,
hingga religiositas dan spiritualis manusia menjadi terganggu. [2] Di
sisi lain, dampak dari wabah virus corona yang terjadi di atas otomatis
merambat kepada gereja – gereja Tuhan [3]dan
menjadi problema dalam misi pelayanan kepada jemaat, terkhususnya kepada
pembinaan warga gereja jemaat baru (petobat baru).
Pada
kasus Covid – 19 ini, akan dilakukukan kajian yang akan membahas tentang usaha
atau metode yang paling efektif tentang pelaksanaan pemberitaan Injil di masa
pandemic ini dengan pendekatan yang lebih baik. Penginjilan yang dilakukan
merupakan tugas yang harus dilakukan atau diemban oleh setiap orang bagi
kemuliaan nama Tuhan. Penulis sangat rindu agar melalui penulisan ini, dapat
dipahami secara luas bagaimana menyikapi situasi pandemic ini, tetap
menjalankan misi bagi Allah.
Pembahasan
Di
masa sekarang ini memang harus diakui bahwa sangat sulit untuk melakukan misi
penginjilan secara langsung. Namun bukan berarti orang – orang yang memiliki
hati untuk menjalankan misi tidak melakukan pergerakan. Untuk melakukan
pelipatgandakan jemaat dimasa pandemic maka diperlukan pemimpin – pemimpin yang
kuat dan berkarakter Kristus. Dalam hal ini harus memulai dengan tim yang solid
dalam bidang misi. [4]Untuk itu pembahasan ini sbeberapa
hal yang bisa dilakukan dalam melakukan penginjilan di masa Pandemi COVID – 19.
Jika
berbicara tentang misi, maka terlebih dahulu akan mendefiniskannya supaya lebih
terarah pengertiannya bagi para pembaca. Misi (mission) à Latin “miso”à ”to send” (mengirim/mengutus): act of sending; being
sent or delegated by authority”. Itu berarti Misi (mission) selalu menyediakan
landasan gereja dalam bermisi (missions). Misi ini sangat konkret dengan perintisan
jemaat. Ini adalah relasi antara misi dan perintisan jemaat. [5]
Perubahan Gereja selama Masa Panedmi Covid – 19
Dinamika
perubahan gereja selama masa pandemic juga berlangsung sangat cepat dan besar,
dan menyangkut beberapa aspek seperti kebijakan pemerintah, dunia usaha, dan
perilaku masyarakat. Oleh karena itu mencantumkan survey terpercaya mengenai
perubahan ini yang terjadi sangat cepat dari waktu ke waktu.
Berikut
pemaparan mengenai beberapa tantangan gereja selama masa pandemic sekaligus perubahan
dan solusinya bagi gereja masa kini
A.
Perpindahan
anggota jemaat selama dan sesudah pandemic Covid – 19. Realitanya:
·
Kebanyakan di
masa pandemic ini, gereja tidak mengadakan ibadah online
·
Adanya kemudahan
dalam mengikuti ibadah streaming di gereja lain
·
Preferensi
pemilihan aliran atau denominasi
a.
Popularitas
pengkhotbah di dunia digital
b.
Kesamaan aliran
atau denominasi
c.
Kualitas khotbah
Solusinya:
a.
Pendeta, majelis
dan segenap pengurus melakukan pendataan dan perbaikan database jemaat
b.
Mengadakan
kelompok – kelompok persekutuan sebagai komunitas dan sekaligus meningkatkan
kualitas interaksi antar anggota jemaat, majelis dan pendeta
c.
Memberikan
makanan rohani yang lebih sesuai dengan kebutuhan jemaat, termasuk menyiapkan
konten persekutuan keluarga dan renungan harian yang berseri.
B.
Ketidaksiapan
gereja dengan menggunakan teknologi. Realitanya:
Beberapa
di daerah banyak yang tidak bisa mengikuti atau melakukan ibadah online karena:
·
Banyak gereja
yang tidak bisa mengoperasikan aplikasi yang digunakan dalam melakukan ibadah
online
·
Gereja tidak
memiliki sumber daya manusia yang mampu
·
Infrastruktur
tidak mendukung (internet, listrik, dan lain – lain).
Solusinya
yakni:
a.
Sinode bekerja
sama dengan gereja yang sudah menguasai dan menggunakan teknologi untuk mengadakan
pelatihan
b.
Kolaborasi
dengan gereja lain yang sudah mengadopsi teknologi
c.
Memberdayakan
jemaat muda yang paham teknologi.
Dari pemaparan di atas,
maka yang perlu dilakukan oleh para pelaksana misi penginjilan yang efektif
untuk menjangkau orang – orang pilihan Tuhan di masa pandemic ini yakni:
C.
Tindakan dalam
pelaksanan Misi di masa Pandemi Covid – 19
a.
Menjangkau teman
yang sudah lama hilang kontak à Hal
ini bisa dilakukan menggunakan aplikasi zoom yang sudah bisa diakses.
b.
Menggunakan
teknologi untuk membuat koneksi sosial
c.
Mulailah grup
belajar daring mengenai kekristenan
d.
Membuat watch
party untuk pelayanan ibadah daring
e.
Undang teman –
teman ke kolompok zoom
f.
Bersaksi dengan
membuat video singkat lalu di share di WA, IG, Facebook, Youtube.
g.
Membuat
percakapan rohani dan membuat janji untuk bisa mengikuti ibadah online
h.
Harus bisa
menjangaku atau menghubungi orang – orang sebagai tindak lanjut penjangkauan di
gereja tempat pelayanan.
Penutup
Kesimpulan
Masa
pandemic bukan merupakan hal yang menghambat dalam menyebarkan kabar baik
(Injil), melainkan melalui keadaan dan kondisi yang dihadapi oleh setiap orang
percaya di masa pandemic ini, merupakan kesempatan untuk bertindak dalam
mengambil bagian untuk memberiatakan kabar baik bagi semua orang. Hal tersebut
bisa dilakukan dengan menggunakan atau mengoperasikan berbagai media sosial
yakni: (Zoom, Youtube, Facebook, WA, IG dll). Maka dari aplikasi tersebut para
perintis jemaat dapat melakukan penginjilan dengan efektif dalam membuat konten
melalui media sosial.
Penginjilan
yang dilakukan pada masa pandemic, gereja harus bisa berkontribusi untuk
memberi dukungan baik dalam material maupun semua fasilitas yang diperlukan
agar pelaksanaan dapat dilakukan dengan efektif. Para perintis juga perlu memperhatikan
kebutuhan jemaat atau orang – orang dimasa pandemic ini, sehingga adanya
sinkron dengan keadaan dan kebenaran yang disampaikan..
[1]
Pelayanan merupakan sebagia proses untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi
orang lain.
[2]
David Alinurdin, Covid – 19 dan Tumit Achilles Iman Kristen, Sekolah Tinggi
Teologi Saat Vol 19 No (2020).
[3]
David Eko Setiawan, Menelisik Makna Istilah Otonom Dalam Tiga Pilar Gbis dan
Implikasinya Bagi Tata Kelola Berorganisasi (Sekolah Tinggi Teologi
Tawangmangu, 2020).
[4]
William Macdonald, Gereja Berhasil, ed. Yuri Adu Tae, 1 st ed. (Sastra Hidup
Indonesia, 2013).
[5]
Penjelasan ini menutip materi “Misiologi dan Perintisan Jemaat” yang ditulis
oleh David Eko Setiawan, M.Th
0 Comments