MITOS AIR BAH VS AIR BAH DALAM ALKITAB

 

    

Persamaannya Mitos Air Bah dan Air Bah Alkitab

1.      Adanya Rahasia yang disingkapkan

2.      Terjadinya air Bah

3.      Adanya pembuatan kapal

4.      Memasukan kapal bersama keluargnya ternak dan binatang

 

Perbedaan Mitos Air Bah dengan Air Bah Alkitab

1.      Tokohnya berbeda

2.      Tempatnya juga berbeda

3.      Di Mitos dewa membocorkan rahasia para dewa lain, artinya mereka tidak sepikir dan sepaham. Sedangkan di Alkitab itu memang atas persetujuan lembaga Allah Tritunggal mengenai Air Bah yang terjadi atas seluruh bumi.

4.      Ukuran kapal yang berbeda dengan ukuran bahtera di kisah Nuh.

5.      Dalam mitos air bah secara spesifik nakhodanya di sebutkan

6.      Lamanya berlangsung Air bah di mitos sangat singkat.

7.      Para Dewa merasa ketakutan dan gelisah sedangkan di cerita Nuh Allah memang menghendaki Air Bah dan memberikan Perjanjian dengan Nuh.

8.      Para Dewa semakin tidak berdaya akhirnya rebah seperti anjing.

9.      Salah satu dewa menyesal atas rencana jahat yang diusulkannya di dalam musyawarah para dewa.

10.  Dalam mitos air Bah burung yang berhasil tidak kembali adalah burung gagak sedangkan di Alkiab burung merpati

11.  Waktu dipersembahkan korban para dewa berkumpul seperti lalat sedangkan di Alkitab Allah mencium persembahan korban Nuh maka ia mengadakan perjanjian dengan Nuh.

12.  Diantara para dewa, dewa Enlil lah yang merencanakan serta memiliki kedudukan yang tinggi diantara para dewa yang begitu banyak.

13.  Dan Ut-napishtim dan istrinya memiliki kontribusi bagi keselamatan para dewa.

 

 

 

Hasil Analisis dari Mitos Air Bah adalah:

            Cerita ini tidak memiliki data yang sangat valid, bahkan tanpa kita pertimbangkan dengan kisah yang sesungguhnya tertulis di dalam PL tidak memiliki kedudukan yang logis untuk bisa di nalar dan dipertanggungjawabkan kebenarannya. Adalah hal – hal penting yang bisa dipertimbangkan dalam hal ini:

a.       Diantara banyaknya dewa ada posisi yang tertinggi dan juga ada yang menjadi penghianat dengan membocorkan sebuah rahasia. Hal ini mengindikasikan bahwa dewa itu memiliki pikiran yang berbeda dan kekuatan yang berbeda pula. Sedangkan di Alkitab bahwa Allah menghendaki itu berdasarkan musyawarah lembaga Tritunggal dan juga atas persetujuan Allah untuk memberitahukan kepada Nuh sebagai wujud kasih Karunia.

 

b.      Para dewa merasakan ketakutan dan merasa tidak berdaya. Hal ini sangat tidak masuk akal bagaimana mungkin dewa yang memiliki kekuatan merasa hal demikian, hal ini sesuatu yang lucu dan tidak logis, bahkan anehnya mereka seperti anjing yang rebah di tanah. Hal ini mereka mengalami karena manusia tidak lagi memelihara para dewa dengan memberikan persembahan dan sajian. Seolah – olah dewa yang diceritkan dalam kisah ini merasa ada sesuatu yang hilang atau istilah lainnya merasa kelaparan karena manusia sudah habis akibat air bah yang dewa rencankan bagi manusia. Kalau dibandingkan dalam kisah Nuh, Allah justru merencankan hal itu dan tidak merasa ada kekurangan dari hilangnya atau meninggalnya manusia yang sudah berbuat kejahatan.

 

c.       Persembahan yang diberikan Ut-napshitim dan istrinya para dewa berdatangan seperti lalat banyaknya, dan para dewa memberikan informasi kepada dewa Enlil untuk memberikan hidup kekal bagi manusia itu karena telah menyelamatkan nyawa para dewa. Jadi yang menjadi implikasinya adalah kekuatan dewa begitu sangat terbatas, bahkan manusia memiliki kontribusi sangat besar bagi kelangsungan hidup para dewa. Kalau dibandingkan dengan kisah Nuh mengindikasikan bahwa Kedaulatan atas hidup manusia sepenuhnya berada dalam tangan Allah dan keberlangsungan hidup manusia bersumber dari Allah dan kalau Nuh mendapat kesempatan hidup diantara banyaknya manusia itu hanya semata oleh kasih karunia Allah.

Post a Comment

0 Comments